Informationalbook merupakan karangan nonfiksi yang dibuat atas dasar fakta atau hal yang benar-benar ada dalam kehidupan sehari-hari yang bermanfaat untuk pembelajaran. Penelitian ini dilakukan karena minimnya pengetahuan anak tentang budaya lokal dan rendahnya kegemaran membaca buku informasi yang tidak ditanamkan sejak dini. Pengertian Referensi Cara Menulis Referensi Berdasarkan Gayanya 1. Humanities style 2. Scientific style 3. APA Style 4. MLA Style 5. Chicago dan Turubian Style 6. AMA style Cara Menulis Referensi 1. APA Style 2. MLA Style 3. Chicago dan Turabian Style 4. AMA style Contoh Penulisan Referensi 1. Contoh Penulisan APA Styles – Cara Menulis Referensi 2. Contoh Penulisan MLA Style – Cara Menulis Referensi 3. Contoh Penulisan Chicago dan Turubian Style – Cara Menulis Referensi4. Contoh Penulisan AMA Style – Cara Menulis Referensi Cara menulis referensi. Sedang pusing mencari cara menulis referensi untuk tugas kuliah yang super ketat aturan mainnya? Tenang, hari gini masalah seperti ini tidak perlu Anda pusingkan. Karena cukup dengan search googling, semua masalah akan kelar. Berbicara cara menulis referensi, sebenarnya tidak akan jauh membahas penulisan daftar pustaka. Tergantung dari konteks pemahamannya. Ada juga yang menjadikan daftar pustaka dengan sumber referensi. Agar tidak memakan banyak waktu, langsung saja simak cara menulis referensi berikut ini. Pengertian Referensi Sebelum lebih lanjut mempelajari tentang cara menulis referensi, kita perlu mengenal secara singkat tentang referensi. Referensi dapat diartikan sebagai sumber informasi yang digunakan sebagai data pendukung sebuah tulisan atau karya ilmiah. Penulisan referensi dapat dicantumkan di badan tulisan, dan ada juga yang menuliskannya lagi di halaman referensi atau halaman daftar pustaka. Penulisan referensi wajib hukumnya di dalam karya tulis atau dalam sebuah penelitian. Karena sumber referensi sebagai bentuk pertanggungjawaban penulis terhadap karya yang dituliskannya. Referensi disusun secara alfabetis. Umumnya ditulis dalam bentuk kutipan ataupun teks. Untuk lebih lengkap, nanti akan kita ulas di bawah. Baca Juga Cara Menggunakan Mendeley Cara Penulisan et al pada Sitasi Daftar Pustaka dari Dokumen Internet Cara Menulis Referensi Berdasarkan Gayanya Berdasarkan golongan ilmu, referensi dibagi menjadi beberapa format. Sebenarnya ada dua format penulisan referensi, dimana masing-masing format memiliki banyak jenis penulisan. 1. Humanities style penulisan referensi secara teknis dilihat berdasarkan bentuk karya tulis, atau tulisan yang sedang dituliskannya. Apakah itu masih masuk ke ranah humanities style atau bukan. Jika masih masuk ke dalam humanities style, maka bisa menggunakan format penulisan seperti APA. 2. Scientific style Sementara penulisan atau karya yang masuk ke dalam scientific style, penulisan referensi bisa menggunakan format MLA. 3. APA Style APA kepanjangan dari American Psychological Association. Sesuai dengan namannya, APA ini banyak digunakan untuk jenis penelitian dan karya ilmiah yang meneliti dibidang psikologi dan sosial. 4. MLA Style MLA kepanjangan dari Modern Language Association. Jenis referensi ini lebih sering digunakan untuk penulisan humanities dan dibidang bahasa inggris. MLA lebih cocok digunakan untuk sumber-sumber penelitian. Terkait dengan penyajiannya, MLA styles sengaja disusun dengan sederhana, fungsinya memberikan kemudahan kepada penulis untuk membuat kutipan. 5. Chicago dan Turubian Style Chicago dan Turabian Styles lebih sering digunakan untuk penulisan sitasi dibidang-bidang tertentu. Seperti sastra, seni dan sejarah. 6. AMA style AMA Kepanjangan dari American Medical Association. Sesuai dengan namanya, Anda bisa menebak jenis ini diperuntukan untuk apa. Yap, benar sekali, AMA Style salah satu gaya sitasi yang banyak digunakan untuk penelitian di bidang kedokteran, kesehatan hingga biologi. Baca Juga Kumpulan Daftar Pustaka dari Internet Daftar Pustaka Website Pemerintah Penulisan Daftar Pustaka dari Buku Cara Menulis Referensi Berikut cara menulis referensi berdasarkan gayanya 1. APA Style Adapun cara menulis referensi berdasarkan karakteristik dari gaya penulisan APA Styles, meliputi beberapa poin berikut. Saat dituliskan di halaman daftar pustaka, ditulis secara berurutan berdasarkan alfabetis. Ditulis dari nama belakang penulis jika penulis memiliki nama panjang. Jika referensi tersebut tidak ada penulisnya, maka bisa dituliskan judulnya. Nama depan penulis ditulis sebagai inisial. Jika referensi berasal dari sumber penulis yang sama, maka diurutkan dari tahun yang paling lama. Setelah penulisan tahun, dibelakang tahun dapat dituliskan huruf a, b dan c 2. MLA Style Cara menulis referensi pada MLA Style, Anda perlu memperhatikan beberapa poin sebagai berikut ini. Penulisan nama penulis ditulis secara lengkap. Jika penulis memiliki nama depan dan nama belakang tetap dituliskan. JIka umumnya tahun terbit dituliskan setelah nama penulis, pada jenis MLA Styles tahun terbit justru diletakan di bagian akhir. Menuliskan nomor halaman kutipan dan perlu juga menuliskan kutipan kata akhir. Dibolehkan menambahkan media dan format. Misalnya bisa menambahkan web, cetak maupun online. Jika sumbernya dari online, maka cukup ditulis tanggal-bulan dan tahun akses, dan ANda tidak perlu menyertakan sumber onlinenya. 3. Chicago dan Turabian Style Cara menulis referensi chicago dan turabian styles, spesifiknya sebagai berikut. Penulisan untuk kutipan, nama penulis ditulis seperti terdaftar dalam artikel yang mana dituliskan nama depan dan nama akhir. Sementara penulisan di daftar pustaka penulisan nama panjang penulis dibalik nama akhir, nama depan. menulis dalam bentuk footnotes atau endnotes di tiap kutipan penulisan footnotes didasarkan pada nomor secara urut. Selalu menyertakan tanggal publikasi atau tanggal terakhir di update. Bagaimana jika tidak ada? Maka dapat menggunakan kode Untuk tulisan pendek dapat ditempatkan dengan memberikan tanda “ di antara judul. tetapi untuk judul karya tulisan panjang seperti buku, jurnal, film ditulis miring. Chicago dan turabian styles ditulis dengan dua sistem pencatatan, yaitu notes-bibliography yang banyak digunakan di bidang humaniora. Ada juga gaya author-date yang lebih sering untuk jenis ilmu alam, ilmu sosial dan ilmu fisik. 4. AMA style Cara menulis referensi menggunakan model AMA Styles didasarkan pada beberapa poin berikut. a. Penulisan referensi di daftar pustaka ditulis berdasarkan urutan numerik. b. Menggunakan aturan spasi tunggal dalam daftar pustaka c. Penulis ditulis dari nama belakang terlebih dahulu. Kemudian nama depan cukup dituliskan inisialnya saja. Antara nama belakang dan depan cukup ditandai menggunakan tanda , Contoh Penulisan Referensi Jika sebelumnya kita sudah mengetahui cara menulis referensi tentang pengertian, cara dan karakteristik penulisannya. Berikut adalah contoh penulisan referensi terlengkap. 1. Contoh Penulisan APA Styles – Cara Menulis Referensi Tidak dapat dipungkiri jika ada banyak kasus permasalahan dalam penulisan APA Style. Permasalahan yang umum ditanyakan adalah masalah dari sumber referensi. Berikut ulasan lengkapnya. a. Dari Jurnal Online Jika dilihat dari cara penyajiannya, ada dua yang bisa dituliskan, sebagai berikut. Kutipan Elisa, 2010, P. 211 Lembar Referensi / Daftar Pustaka format 1 penulis. tahun. Judul Artikel. Nama jurnal. Volume. Halaman.. DOI Format 2 Penulis. Tahun. Judul Artikel. Nama Jurnal. Volume. Halaman. Diakses dari URL. b. Majalah Online Kutipan Barile, 2011 Lembar Referensi/Daftar Pustaka Format Penulis Tahun, bulan-tanggal. Judul Artikel. Nama Majalah. Diakses dari URL. Contoh Elisa, Irukawa. 2021, April. Cara Menulis Buku Ilmiah. Majalah Deepublish. Diakses dari c. Surat Kabar Online Kutipan Bella, 2021 Lembar Referensi/Daftar Pustaka Penulis. Tahun, bulan-tanggal. Judul artikel. Nama surat kabar. diakses dari URL. Contoh Bella, R.. 2021, Juni 24. Budidaya jamur. Deepublish Online. Diakses dari d. Sumber Buku – Pengarang Jelas Kutipan Salma, 2021 Lembar Referensi/Daftar Pustaka Format Penulis. Tahun. Judul Buku Edisi. Tempat Terbit Penerbit. Contoh Yuan, P. 1998. Shanghai Jahwa Liushen Shower Cream A. In Kumar, Ed. Case Studies in Marketing Management Dehli Pearson. e. Sumber Buku Tanpa Pengarang Kutipan Cara menulis kutipan, tidak bisa dituliskan identitas referensinya. Lembar Referensi/Daftar Pustaka Format. Judul Buku Edisi. Tahun. Tempat Penerbit. Contoh Cara Cerdas Memanfaatkan Sampah 12th ed. 2021. Yogyakarta. Deepublish. 2. Contoh Penulisan MLA Style – Cara Menulis Referensi Contoh penulisan MLA Style juga dapat ditulis berbeda-beda, bergantung dari sumber referensi yang digunakannya. Berikut beberapa sumber referensi yang lazim digunakan. a. Contoh Penulisan Buku KutipanFormat Nama akhir penulis halaman nomor Halaman. Contoh Elisa mengatakan 21 
 Dalam studi lain partini 21,,, Halaman Referensi/Daftar Pustaka Sementara saat ditulis dalam bentuk daftar pustaka, maka dapat dilihat sebagai berikut. Format Nama akhir Penulis, Nama depan. Judul. Tempat Terbit Penerbit, Tahun Terbit. Contoh Elisa. Stereotip Gender Pada Anak SD Usia 5 Tahun. Edisi Satu. Yogyakarta Penerbit Deepublish, 2021. b. Contoh Penulisan Referensi Dari Jurnal Teknis Penulisan Kutipan Contoh Berbeda dengan pendapat penulis lain Salma, 16 berpendapat 
. Salma 16 berpendapat
 Halaman Referensi/Daftar PustakaFormat Nama akhir penulis I, nama depan dan nama depan penulis 2, nama akhir. “Judul artikel”. Judul Jurnal. Volume. Issu tahun Halaman. Contoh Salma, Hajroh. “Beyond Growth Library and Develpoment.” Annals of Librarry Research 40. 52021 1111-1130. Print. c. Penulisan Referensi Dari Artikel Surat Kabar Cetak Ataupun Online Teknis Penulisan Kutipan Contoh lainnya Fanny, 12 berpendapat
 Fanny 12 menyatakan bahwa
 Halaman Referensi/Daftar Pustaka Format Nama akhir penulis, nama depan. “Judul artikel”. Judul Surat Kabar. Tanggal Bulan Tahun Publikasi, Nomor Halaman. Contoh Fanny, Abdilah. “Kriminal Dalam Penipuan Paket.” Kedaulatan Rakyat. 16 Juni 2021, Halaman 14. d. Publikasi Pemerintah Teknis Penulisan Kutipan Contoh Gambar yang dikeluarkan Propinsi DIY 20 memperlihatkan
 Halaman referensi/Daftar Pustaka Contoh Propinsi DIY. Pemda Prop. DIY. Laporan Tahunan Pertumbuhan Ekonomi Daerah DIY 2021. Yogyakarta Pemda DIY, 2021. Cetak. Hasil Konferensi/Seminar Halaman Referensi/Daftar Pustaka Format Nama akhir penulis, nama depan. “judul paper/makalah”. Judul Prosiding. Tempat terbit Penerbit, tahun terbit. halaman. format contoh Gustra, Alfi. “Cara Membaca Karakter Orang Lewat Gesture”. Prosiding Konferensi Perpustakaan Digital ke-6. Yogyakarta Deepublish, 2021. 52-58. Cetak. 3. Contoh Penulisan Chicago dan Turubian Style – Cara Menulis Referensi a. Bersumber Dari Buku Apabila Ditulis dalam bentuk kutipan Ada yang ditulis dalam bentuk catatan footnote ataupun end notes. Contoh sebagai berikut. 01. Aruming, Kesetaraan Gender Pada Anak-anak Yogyakarta Penerbit Deepublish, 2021, 53. Apabila ditulis dalam Daftar pustaka/Referensi dalam daftar pustaka, dapat ditulis sebagai berikut. Aruming. Keseteraan Gender Pada Anak-anak. Yogyakarta Deepublish, 2021. b. Bersumber dari Jurnal Majalah Apabila Ditulis dalam bentuk kutipan Masih sama, dapat ditulis dalam bentuk footnotes. Contoh 02. Haris Karim. “Beyond Growth Library and Developtment.” Annals of Library Research 2021 33-40. Apabila ditulis dalam Daftar pustaka/Referensi Jika ditulis dalam bentuk daftar pustaka atau lembar referensi dapat ditulis sebagai berikut. Karim, Haris. “Beyond Growth Library and Development.” Annals of Library Research 20, no 3 2021 33-40 c. Situs Web Apabila ditulis dalam Daftar pustaka/Referensi maka dapat ditulis sebagai berikut. LPPM. LPPM Universitas Gadjah Mada. diakses 23 Juni 2021. Elisa, Irukawa. Cara Cepat Dapat Duit Lewat Youtube. diakses 24 Juni, 2021 d. Jurnal Majalah Online Penulisan di daftar pusatka atau di lembar referensi dapat ditulis sebagai berikut. Bernad, Jamal. “Independence Faktors”. Americana No. 1 20001-8. diakses 23 Juni 2021. e. Dari Email Ternyata sumber referensi juga dapat diperoleh dari email. Penulisan Kutipan 05. Arif Sudrajat. Pesan E-mail ke Penulis, 24 Juni 2021. Penulisan di halaman daftar pustaka/referensi Sudrajat, Arif. Pesan E-mail ke Penulis, 24 Juni 2021. 4. Contoh Penulisan AMA Style – Cara Menulis Referensi a. Contoh Bersumber Dari Buku Penulisan Kutipan Contoh 14. Elisa I, Lintas Batas menembus Zaman. Yogyakarta Deepublish, 2021. Penulisan di halaman referensi/daftar pustaka Format Penulis. Judul. Tempat Terbit Penerbit, Tahun. Dari format di atas, teknis penulisan penulis cukup dituliskan nama akhir, kemudian barulah diikuti inisial nama depan Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat contoh berikut. Elisa I. Lintas Batas Menembus Zaman. Yogyakarta Deepublish. 2021. b. Jurnal Penulisan Kutipan 09. Jonathan K. Beyond Growth Library and Development. Annals of Library Research 2015; 401111-1130 Penulisan di halaman referensi/daftar pustaka Format Penulis. Judul Artikel. Nama Jurnal; volume. Inclusive page numbers. Contoh Jonathan K. Beyond Growth Library and Development. Annals of Library Research 2015; 401111-1130 Poster S, Ramanathan R, Nobiln KH, et al. c. Jurnal Online Penulisan Kutipan Penulisan kutipan pada jurnal online sama seperti di atas. Hanya saja ada perbedaan dalam penulisan di halaman referensi atau di daftar pustaka. Yang akan dicontokan di bawah. Penulisan di halaman referensi/daftar pustaka Terkait dengan format penulisan dari jurnal online, memiliki beberapa format yang dapat digunakan. Untuk lebih lengkapnya, format dapat dilihat sebagai berikut. Penulis. Judul Artikel. Nama Jurnal. Tahun; volissue; pages. URL. Published date. Update Judul Artikel. Nama Jurnal. Tahun; volissue; pages. URL. Published date. Update Judul Artikel. Nama Jurnal. Tahun; volissue; pages. Doi Dari contoh format di atas, jika ditulis dalam bentuk lembar referensi atau daftar pustaka, dapat ditulis sebagai berikut. Elisa, I. Faktor Kesuksesan. Jurnal Nasional 2021; 1 5 1-9. http// diakses 21 Juni 2021. Sebagai tambahan informasi. Setiap penulisan di lembar refrensi atau di daftar pustaka ada dua baris. Maka baris ke dua wajib diberi jarak ke dalam. Seperti contoh di bawah. Tulisan Awal Elisa, I. Faktor Kesuksesan. Jurnal Nasional 2021; 1 5 1-9. http// diakses 21 Juni 2021. Setelah diberi Jorok Ke dalam di baris ke dua. Elisa, I. Faktor Kesuksesan. Jurnal Nasional 2021; 1 5 1-9. http// diakses 21 Juni 2021. Baca Juga Daftar Pustaka Laporan PKL Daftar Pustaka dari Website Daftar Pustaka dari Jurnal Ternyata jika dipelajari lebih spesifik, teknik penulisan referensi ataupun daftar pustaka cukup banyak dan kompleks ya. Dari ulasan di atas, jika di spesifikan lagi, masih ada pembahasan lebih mendalam loh. karena keterbatasan ruang, tidak semua dapat disampaikan. Semoga sedikit ulasan ini ada ilmu yang didapatkan. Itulah ulasan tentang cara menulis referensi. Semoga dari penjabaran dan contoh di atas memberikan gambaran dan kemudahan dalam penulisan. Irukawa Elisa Apakah Anda sedang atau ingin menulis buku? Dengan menjadi penulis penerbit buku Deepublish, buku Anda kami terbitkan secara GRATIS. Anda cukup mengganti biaya cetak. Silakan isi data diri Anda di sini. atau Anda bisa langsung Kirim Naskah dengan mengikuti prosedur berikut ini KIRIM NASKAH Jika Anda ingin mengetahui lebih banyak tentang menulis buku, Anda dapat melihat artikel-artikel kami berikut Teknik Menulis Tata Letak Paragraf saat Menulis BukuTeknik Menulis Buku Biografi Agar Sesuai dengan NarasumberEmpat Fungsi Ilustrasi dalam Teknik Menulis Buku AjarTeknik Menulis Buku, dengan Membaca Teks KehidupanTeknik Menulis Buku Yang Menarik untuk Dibaca Jika Anda mempunyai BANYAK IDE, BANYAK TULISAN, tapi BINGUNG bagaimana caranya MEMBUAT BUKU, gunakan fasilitas KONSULTASI MENULIS dengan TIM PROFESSIONAL kami secara GRATIS disini! diselesaikantepat pada waktunya. Penulisan naskah yang berjudal "Menulis Makalah, Rangkuman, dan Buku serta Membaca Untuk Menulis Akademik" ini dalam rangka pengembangan salah satu tri darma perguruan tinggi, yaitu bidang penelitian. Penulis Menyadari bahwa tulisan ini tidak luput dari kekurangan- kekurangan. ï»żBerandaJarak mata dan buku yang tepat saat menulis terdap...PertanyaanJarak mata dan buku yang tepat saat menulis terdapat pada gambar. . . .Jarak mata dan buku yang tepat saat menulis terdapat pada gambar. . . .Jawabanjawaban yang tepat adalah yang tepat adalah duduk yang benar membuat jarak mata dan buku menjadi tepat. Jarak mata dan buku jadi tidak terlalu jauh dan tidak terlalu dekat. Jadi, jawaban yang tepat adalah duduk yang benar membuat jarak mata dan buku menjadi tepat. Jarak mata dan buku jadi tidak terlalu jauh dan tidak terlalu dekat. Jadi, jawaban yang tepat adalah pemahamanmu bersama Master Teacher di sesi Live Teaching, GRATIS!333©2023 Ruangguru. All Rights Reserved PT. Ruang Raya Indonesia 1 Temukan sebuah ide. Sebelum mulai menulis buku, Anda butuh ide cerita. Ide ini adalah benih buku Anda. Tapi, menemukan sebuah konsep bisa terasa sulit. Ide-ide biasanya berdatangan kalau Anda terbuka untuk mengalami banyak hal. Ya, cara terbaik untuk menemukan ide adalah pergi keluar rumah dan beraktivitas. There’s no one right way to write a book. Some people participate in NaNoWriMo National Novel Writing Month and end up with a bestseller. Others start with a meticulous outline and structured plan. Some usually not novelists can get a publication deal on a pitch alone. This article is meant to talk through the various steps involved and help you decide the best way for you to write your book. Table of Contents Pre-writing What are you writing and why? How to write a book in 13 steps Recommended book-writing tools Pre-writing What are you writing and why? To quote the iconic 2014 film, Hamlet 2, “Oh my god, writing is so hard!” And books are long. Most novels clock in around 100,000 words, which is approximately 400 double-spaced pages on your word processor. If you’re going to write a book, it’s going to be a lengthy process; if you want to finish, it’s important to have an end goal to motivate you. Ask What are you writing and why? This could be as loose and simple as you having a story in your head that you just have to get out. Or it could be practical and specific You’re writing an ebook to drive downloads and revenue for your business. There’s no wrong reason to write a book; you just need to know what yours is. What kind of book are you writing? Fiction books Fiction books tell stories that are all or mostly made up by the author. We say mostly, because genres like historical fiction tell stories of true events, but the characters’ motives, exact dialogue, etc., is made up by the author. Novels are the most commonly published and read fiction books. They’re long loosely defined as over approximately 40,000 words, but generally in the 80,000–120,000 range, with some being much longer. They tell a single, unified narrative, and can be of many types and genres commercial fiction, literary fiction, upmarket fiction, young adult, science fiction, fantasy, romance, historical, horror, etc.. Examples One Hundred Years of Solitude by Gabriel Garcí­a MĂĄrquez and Beloved by Toni Morrison Novellas are essentially short novels They can also be of any genre, but generally have word counts of approximately 17,000–40,000. While there are many famous, notable novellas, they’re much less popular with modern readers, so they will be more difficult to publish through traditional methods unless you already have an established name as an author. Self-publishing is changing what people consume, and is currently the most viable publishing option for a first-time novella-ist. Examples Heart of Darkness by Joseph Conrad and The Alchemist by Paulo Coelho Short story collections are exactly what they sound like a collection of a number of short stories, which usually have a combined word length approximately that of a novel. Again, short story collections are less popular with readers, so they’re more difficult to get published, especially as a first-time author. Most short story writers don’t create books until later in their career and instead publish short stories one at a time in literary magazines or similar publications. Again, self-publishing is changing how and what people consume. Examples Unaccustomed Earth by Jhumpa Lahiri and This is How You Lose Her by Junot DĂ­az Poetry collections are books of poetry. Word count is a less-relevant barometer here as there aren’t many standards. Poetry collections are a niche interest, and will be published by small, specialized presses. Examples The Hill We Climb and Other Poems by Amanda Gorman and Where the Sidewalk Ends by Shel Silverstein Nonfiction books Nonfiction books are those that aim to tell factual narratives. This encompasses a broad, diverse number of genres and types of books. This is an inexhaustive list Popular nonfiction books tell stories that are true, but are written in a way to engage readers. There is a large market for popular nonfiction books, and most major publishing houses publish them. They include Memoirs, autobiographies, and biographies, which tell the true stories of real people. Examples Lincoln by David Herbert Donald and Eat, Pray, Love by Elizabeth Gilbert Humor and commentary, which may overlap with other genres but with the aim of being funnier. Example Me Talk Pretty One Day by David Sedaris and A Supposedly Fun Thing I’ll Never Do Again by David Foster Wallace Journalism books are like newspaper stories, but extended to book length, and are usually written by journalists sometimes as follow-ups to important stories, as more in-depth coverage on a particular story or social trend. Examples Nomadland by Jessica Bruder and All the President’s Men by Carl Bernstein and Bob Woodward History books teach us about history; they can take a variety of different forms. Examples Endurance Shackleton’s Incredible Voyage by Alfred Lansing and Encounters at the Heart of the World A History of the Mandan People by Elizabeth A. Fenn Travel guides and travelogues tell stories of adventure or give advice on where readers may want to travel. Examples Lands of Lost Borders A Journey on the Silk Road by Kate Harris and Vagabonding by Rolf Potts How-to books aim to teach practical skills. This genre includes cookbooks, self-help books, and gardening guidebooks. Examples The Joy of Cooking by Irma S. Rombauer and The 7 Habits of Highly Effective People by Stephen. R. Covey Academic books are those that are published for the purpose of advancing learning. This can include textbooks to teach subjects to students, dissertations that share new theories and research, and other texts. They’re generally published by academic presses. Examples Film History, An Introduction by Kristin Thompson and The Origin of Species by Charles Darwin Ebooks, technical manuals, etc. These types of books are mostly nonfiction, but are worth calling out separately as they’re generally published by businesses for a very specific audience. Their end goal is not for the reader to simply read the book, but to do something else once they’re done reading. Company ebooks are designed to share knowledge with prospective customers to build trust and ultimately sell a product or service. Technical manuals are written to help existing customers learn how to use a product or service. >>Read More 20 Women Who Paved the Way in Writing What’s your end goal? There are many things you can do with your book once it’s finished. Publication through traditional publishing houses is the classic way of getting a book into stores. Generally, you pitch your finished book to an agent, who then pitches it to publishing houses to buy. In some cases, you may not need an agent. These publishers write a contract to pay the author usually a small amount up front, and some sort of revenue split, but there are many forms a deal could take, then they take care of the printing, distribution, and sometimes marketing of the book. Self-publication allows individuals to release their books to readers without having to have an agent and publisher. Once looked down upon, it’s grown significantly over the past two decades, and is especially popular with genre writers science fiction, fantasy, and romance, to name a few. Authors are responsible for marketing their books, hiring a designer for or creating their own book covers, and submitting to distributors like Amazon Kindle. Authors get a share of the profits for all units sold through a particular platform. Online publication allows individuals or businesses to distribute their work anywhere on the web, oftentimes as downloadable content. This format is generally preferred by businesses who are publishing books to attract new customers with the content free to download in exchange for an email address. Self-gratification. It’s also totally OK to write a book simply for yourself. If you want to write a book for monetary reasons, that’s also totally OK. If that’s your goal, though, you need to do your research to understand what does and does not make money. Writing books is both an art and a craft. If your primary goal is financial, do market research Understand who your customer reader is; know what they want; and know how to reach them. >>Read More What Type of Writer Are You? How to write a book in 13 steps How you write a book is a matter of personal preference and depends on the type of book you’re writing. For example, if you’re writing nonfiction history, you’re going to need to have a much more extensive research process than someone completing a collection of poetry. 1 Do your research If you’re writing nonfiction, research can involve doing historical, cultural, scientific, or other academic research. This research can entail reading other work, doing fieldwork, interviewing experts, or can take many other forms. If you’re writing fiction, you may have to do some traditional research around any real events, people, locations, or other elements that make up your story. You may also want to do internal research to help prepare your story. This can include writing character sketches, making world-building notes, and so on. No matter what you’re writing, it’s also very helpful to read other works of the same kind and genre. If you’re writing a science fiction novel with a nonlinear structure, read other sci-fi works or books with nonlinear structures. 2 Determine what your book is about We don’t mean the subject or general plot, but rather the big picture themes, character arcs, what you’re trying to say about the world. For fiction, this can take on the form of broad themes—for example, you’re writing a book about familial love or one that shows the impact of climate change. For nonfiction, you should consider what makes your book unique. For example this memoir gives a personal account of an important historical event; this book uses a new method of behavioral therapy to help readers get over a breakup. 3 Plan Now is when you start organizing your thoughts. Some fiction writers like to skip this step or may return to it after writing a first draft, but others are meticulous planners. If you’re writing for work or nonfiction, this is a crucial step that will make completing your first draft much easier. Planning can look different depending on one’s personal preference. Here are a few ideas Traditional outlines like this one! use bullet points to briefly state and organize thoughts, ideas, chapters, etc. Index cards are a helpful tool when you have a lot of pieces and you’re not sure how they all fit together. Write down scenes, pieces of evidence, quotes, and ideas on individual cards, then lay them out on a table or pin them to a board and start grouping and organizing them until you find your structure. Treatments are a bit more detailed and fluid than outlines. You basically write a short version of your book, touching on major plot points or ideas. For example, if you’re writing a novel, you can start with a treatment to get a sense of flow. From there, you can break the treatment up into scenes, which go on index cards either physical or virtual. The former helps you find the flow of the story and the latter to break the writing up into manageable pieces for production you can also use the cards when editing—more on that later. 4 Write your first draft Just. Get. Through. It. Some people swear by writing every day for an hour before work. Others dive deep into National Novel Writing Month NaNoWriMo. Others dabble when they can. There is no right way to do this, only the way that works for you. The hundreds of pages making up a completed book may seem like a lot, but even if you just write ten pages per week, that’s only forty weekends, or less than a year to draft a complete book. Common issues that come up with writing your first draft and how to get past them Problem I can’t figure out how to finish this scene! Solution Then skip it! For example, if you’re writing a horror screenplay, you need to build tension. If you can’t figure out what that tension is at the moment, you can insert “a bunch of scary stuff happens” and leave it there. You don’t have to write linearly. It’s OK to leave things to do in the future. Problem Ack! I just realized I know nothing about ___ and my character is holding a ____. I need to do some research so I can be accurate. Solution Try not to stop your flow to go off on a research tangent. One of the best tips from journalists is the abbreviation TK, which stands for “to come.” It’s also super helpful because the letters T and K rarely appear together in the English language. When you need to come back to something, you can simply write TKTK in the manuscript, and when you’re editing, a quick Ctrl+F can guide you back to all the things you need to fill in at a future date. Problem I realized halfway through this book that it would be better if my character had a younger brother instead of an older sister. Now all the scenes with the sister need to be rewritten. Solution This is another problem for editing! As you get deeper into your manuscript and things change, start keeping a list of things you want to revisit or double-check in editing. Just jot down “turn sister into brother before boat scene” so you remember to do it. 5 Wait Maybe it’s just a day, maybe it’s years. But most people need to give their first drafts time to breathe so they can look at them with fresh eyes. 6 Read with an eye for revision Your first read of your manuscript should be from a high level. Don’t focus too much on sentence-level corrections if something reads as awkward, circle it, but don’t spend too much time trying to diagnose what’s wrong or you’ll lose the pacing of your book as you read. You can complete this step with a printed-out copy of the manuscript, but that’s a personal preference. Here’s what you’re looking for Are there logical inconsistencies? What’s the pacing like? Is the structure working? If you’re writing fiction, do all the main characters have arcs? Your goal with your first read is to come up with a plan for your second draft. This is where your notecards could come in handy again, to help you decide if scenes would work better in a different order. For writers who approach a first draft without an outline, this is usually the stage where they come back to their work and uncover structure, and make plans to change or adapt it in the second draft. 7 Write a second draft This is not editing! At this stage, you are likely adding completely new chapters, getting rid of characters who didn’t add anything, or doing additional research to fill in a hole you didn’t realize existed when you were originally planning. 8 Rinse and repeat steps 5–7 It’s normal to have to go through multiple drafts to iron out all of your issues. 9 Self-edit This is the stage where you want to start looking at more paragraph, sentence, and word-level edits. A few things to focus on Grammar, spelling, and punctuation The obvious ones! Grammarly can help at this stage, when you’ve been staring at the same words for so long. Grammarly helps catch common mistakes in grammar, spelling, punctuation, and more, and offers suggestions for improvement. Flow Hopefully you’ve already worked out larger pacing issues when revising. Now you want to look at language flow. Do all your sentences use the same structure? Or do you mix it up? Are they all the same length, or do you have some that are very short and others that are very long? Language Are you using not only the factually correct words, but also the right language for your readers and/or your characters? For example, if you’re a marketing professional, but you’re writing a book for people who are starting their first small business, are you using industry jargon that they might not understand? Or if you have a character who dropped out of high school, does he speak with an appropriate vocabulary? Tone What tone are you setting with your writing? This may be less applicable to fiction writing, but if you’re writing nonfiction, you may ask Are you coming across as knowledgeable and confident? Are you empathetic? In case you didn’t know, Grammarly’s tone detector can also help identify how your writing might sound to others! 10 Give your manuscript to some beta readers Some writers may do this earlier in the writing process. That’s fine. No matter when you do it, there are a few things you want to think about when selecting beta readers and setting yourself up for success Choose beta readers who are similar to the intended audience of your book or are good at putting themselves in the shoes of others. You won’t be able to tell if you’re using jargon in your marketing book if you give it to another experienced marketer to read. Instead, give it to your dad and see what he says. Give your readers an idea of the type of feedback you’re looking for. Do you want them to line edit? Or are you looking for overall feelings? Avoid getting too specific such as, “I want you to tell me if you think the cat dying is unnecessary” as that may bias them. Rather, give notes like, “I’m looking for input on pacing,” or “I’d love to know which character you’re rooting for.” Make it easy for them! If they want a printed copy, figure out how to get them one. If they want to read on their tablet device, export your manuscript as an ebook and send it over. If they’re not professional editors, consider that it’s also nice to offer a little something—pizza or a sweet treat, for instance—in exchange for their services if they’re not professional editors. On that note There are professional editors out there! If you can afford it, and think it would be helpful, by all means, hire one! 11 Take and incorporate feedback Getting feedback—especially if it’s critical—can be challenging. Your job is to listen. Resist defending yourself. Instead, focus on asking questions to better understand what a reader is telling you. Here’s an example Reader I didn’t like Lorenzo. Writer Why didn’t you like him? Reader He just seemed kind of slimy. I didn’t like how he talked to his mom. Writer Do you think his actions were out of character? Reader No. That’s just not how I would have handled the situation. Especially when there’s feedback around liking or not liking things, make sure you understand. Sometimes you’re not supposed to like a character or a scene. A reader telling you they don’t like a character or scene might be great feedback, particularly if it was supposed to make them uncomfortable in order to advance the story or set the tone. One rule of thumb You may disagree with some of the feedback you get. That’s OK. When this happens, try to see if you get the same feedback from another reader. If more than one person gives you the same note, there’s probably something to what they’ve said. If not, it may just be a matter of opinion. 12 Come up with a title Maybe you already have a great one! But if not, you probably need one now, because we’re just about done . . . 13 Prepare your manuscript for submission/publication/other What this step looks like is going to depend a lot on what your end goal is. If you’re submitting a manuscript to agents or editors, look up standard formatting guidelines generally a serif font like Times New Roman, sized 12-point, double-spaced, and with 1-inch margins. If you’re self-publishing, you’re going to have to get a bit more technical, and format your manuscript as an ebook there are guides online; requirements may be different depending on what platform you’re using. If you’re publishing an ebook, you may be working directly with a designer to do page layout. And for both self-publishing and ebooks, you’ll also have to think about cover design. Finally, give the manuscript one more proofread or three to eliminate those little errors. Tada! You have now written a book. And now the hard part marketing it! starts. Recommended book-writing tools Grammarly will make your writing and editing process so much easier. Not only can Grammarly help identify mistakes in grammar, spelling, punctuation, and usage, but it can also help you rewrite sentences to be more concise and offer clarity rewrites. And Grammarly’s tone detector can identify how your writing may sound to readers. Scrivener is the best word processing tool on the market for long works. You can easily break down manuscripts into scenes, move the content around, use virtual notecards, and even do research and character development. They also have settings to export manuscripts that are formatted correctly so you can easily create an ebook, or make sure you meet agent submission requirements. 99designs will be your best friend if you’re self-publishing, or publishing an ebook. They have a community of designers who can design a book cover or do your layout for you. IngramSpark can help you self-publish your book. Distraction blockers. There are several apps out there that will help you work more productively by blocking you from accessing Facebook or other distracting sites for a certain period of time, so you can keep yourself on-track while drafting. Here’s a tip Use Grammarly’s Citation Generator to ensure your essays have flawless citations and no plagiarism when citing books in MLA, APA, and Chicago.
LangkahPraktis Membuat Makalah Yang Baik dan Benar. Langkah Lengkap Membuat Website yang Baik dan Benar. 3. Kumpulkan Minimal 10 Cerpen Dalam Satu Dokumen. Setelah kamu menulis cerpen, saatnya kamu kumpulkan. Namun, sama seperti poin nomor 2, kamu harus petakkan cerpen berdasarkan tema dalam sebuah buku.
Daftar Pustaka – Pengantar Teman-teman pernah mendengar istilah plagiat? Situasi ini bisa terjadi karena penulis tidak mencantumkan sumber asli dari bahan tulisan yang dibuatnya. Dalam dunia sekolah pun, teman-teman bisa saja terjebak dalam keadaan ini jika tidak mampu menuliskan sumber referensi dari makalah yang dibuat dengan baik dan benar. sumber gambar Walaupun terkesan mudah, nyatanya masih banyak yang kesulitan menerapkan penulisan daftar pustaka yang benar dalam akhir tulisannya. Tanda baca dan urutan selama penulisannya menjadi momok yang membuat seseorang terburu malas untuk mencantumkan berbagai referensi sumber dari tulisannya. Supaya teman-teman tidak dicap sebagai plagiat dan dapat menuliskannya secara tepat, berikut ini panduan cara menulis daftar pustaka yang tepat sesuai dengan jenis sumber yang dipakai. Penulisan Daftar Pustaka dari Sumber Buku Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menulis daftar pustaka dari sumber buku. Namun, hal paling utama adalah memperhatikan urutan dan tanda bacanya. Berikut adalah urutan sebuah referensi dari buku. 1. Nama Nama penulis ditulis paling awal. Ingatlah untuk selalu menuliskan nama belakang penulis terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan dengan tanda koma , setelah itu cantumkan nama depan dan tengah penulis buku tersebut. Jika buku tersebut merupakan karya dari dua penulis atau lebih, hanya penulis pertama yang urutan namanya dibalik. Penulis kedua dan seterusnya berada setelahnya dengan urutan yang sesuai nama aslinya. Jika pada buku tersebut nama penulis dicantumkan lengkap dengan gelar pendidikan atau gelar lain, gelar-gelar tersebut tidak perlu dituliskan. 2. Tahun Terbit Setelah nama, cantumkan tahun terbit dari buku yang teman-teman gunakan sebagai referensi. Jangan terkecoh pada angka tahun cetakan awal sebab bisa saja buku yang kamu pakai merupakan cetakan kedua, ketiga, ataupun terakhir. 3. Judul Buku Tuliskan judul bukumu secara lengkap. Jangan lupa, penulisan judul dibuat dengan italic miring. 4. Kota dan Nama Penerbit Bagian terakhir dalam penulisan daftar pustaka sebuah buku adalah mencantumkan kota penerbitan dan nama penerbit yang mencetak buku tersebut. Dahulukan penulisan nama kota, baru diikuti dengan nama penerbit yang dibatasi dengan tanda titik dua . Hal lain yang perlu diperhatikan adalah tanda batas dari tiap urutan. Pastikan teman-teman menggunakan tanda titik . untuk membatasi urutan nama, tahun terbit, judul buku, hingga kota dan nama penerbit. Contoh Daftar Pustaka dari Buku Data Buku Judul Family Medical Care Volume 4 Penulis Dr. John F. Knight Penerbit Indonesia Publishing House Kota Penerbit Bandung Tahun Terbit 2001 Cara Penulisan Knight, John F. 2001. Family Medical Care Volume 4. Bandung Indonesia Publishing House. Penulisan Daftar Pustaka dari Artikel dalam Jurnal, Koran, atau Majalah Tidak berbeda jauh dengan penulisan dari sumber berupa buku, teman-teman pun perlu mencantumkan nama penulis, tahun terbit, judul artikel, hingga kota dan nama penerbit. Hanya saja, ada perbedaan penulisan untuk beberapa urutan tersebut, yakni sebagai berikut. 1. Nama Pastikan nama yang teman-teman tulis dalam daftar pustaka artikel tersebut adalah penulis artikelnya, bukan editor dari jurnal, koran, ataupun majalah yang menjadi sumber referensi. 2. Judul Dahulukan penulisan judul artikel yang menjadi sumber referensi. Penulisan tidak dengan format italic, melainkan tegak lurus dengan pemberian tanda kutip “ pembuka dan penutup. Setelah itu, lanjutkan dengan penulisan sumber jurnal ataupun majalah yang memuat artikel tersebut. Penulisan nama jurnal, majalah, atau koran baru dicetak miring. Ikutkan di halaman berapa artikel tersebut dimuat yang ditulis dalam tanda kurung [
]. Contoh Penulisan Daftar Pustaka dari Artikel Jurnal Data Artikel Judul Jurnal Sirok Bastra Jurnal Kebahasaan dan Kesastraan Volume 1 Judul Artikel Bahasa Indonesia dalam Informasi dan Iklan di Ruang Publik Kota Pangkalpinang Penulis Umar Solikhan Penerbit Kantor Bahasa Provinsi Bangka Belitung Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kota Terbit Pangkalpinang Tahun Terbit 2013 Cara Penulisan Solikhan, Umar. 2013. “Bahasa Indonesia dalam Informasi dan Iklan di Ruang Publik Kota Pangkalpinang” dalam Sirok Bastra Jurnal Kebahasaan dan Kesastraan Volume 1 hlm. 123-129. Pangkalpinang Kantor Bahasa Provinsi Bangka Belitung Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Penulisan Daftar Pustaka dari Internet Selain artikel cetak, tidak jarang seseorang mengambil sumber tulisannya dari artikel-artikel di internet dalam Untuk penulisan daftar pustaka dari internet seperti ini, urutannya adalah sebagai berikut 1. Nama Cara penulisan nama untuk artikel daring tidak berbeda dengan penulisan nama dari sumber buku maupun artikel cetak. 2. Tahun Penayangan Tuliskan tahun penayangan dari artikel tersebut. 3. Judul Judul artikel daring tidak ditulis secara italic, melainkan hanya diapit tanda kutip “. 4. URL Jangan lupa menyalin alamat URL dari artikel tersebut agar dapat diakses jika ada yang ingin membuktikan kesahihannya. 5. Waktu Pengambilan Di bagian akhir, jangan lupa mencantumkan waktu pengambilan artikel daring itu secara lengkap, yakni tanggal dan jam saat kamu mengunduh ataupun menjadikannya referensi. Selain urutan, masalah tanda batas dalam daftar pustaka artikel internet/daring agak berbeda dengan penulisan dari sumber cetak. Tanda titik . sebagai batas hanya berlaku untuk mengakhiri nama penulis dan tahun penayangan. Sementara itu, pembatasan dari judul ke URL dan dari URL ke waktu pengambilan data berupa tanda koma ,. Contoh Daftar Pustaka dari Internet Artikel Daring Data Artikel Judul Inikah Dampak Mematikan Pemanasan Global? Penulis Jeko Iqbal Reza Tanggal Tayang 29 Agustus 2015 Waktu Akses 10 Februari 2016, pukul URL Cara Penulisan Reza, Jeko Iqbal. 2015. “Inikah Dampak Mematikan Pemanasan Global”, diakses pada 10 Februari 2016 pukul Kontributor Teodora Nirmala Fau, Alumnus Program Studi Bahasa Indonesia UI Materi lainnya Majas Unsur Intrinsik Puisi Unsur Intrinsik Cerpen
TeknikMenulis | Buku ajar pada dasarnya adalah buku pegangan untuk suatu mata kuliah yang ditulis dan disusun oleh pakar di bidang tertentu dan memenuhi kaidah buku teks serta diterbitkan secara resmi. Definisi tersebut tentu membuat buku ajar menjadi salah satu jenis buku yang perlu untuk diperhatikan secara serius.

Unduh PDF Unduh PDF Pernahkah Anda ingin menulis buku, tapi tidak tahu cara memulainya? Pernahkah Anda mulai menulis buku, tapi mandeg dan tidak tahu cara melanjutkannya? Atau malah tergelincir dari rencana semula? Informasi berikut membagikan beberapa tips ampuh untuk merapikan, mengembangkan, dan menulis buku baru Anda. 1 Temukan sebuah ide. Sebelum mulai menulis buku, Anda butuh ide cerita. Ide ini adalah benih buku Anda. Tapi, menemukan sebuah konsep bisa terasa sulit. Ide-ide biasanya berdatangan kalau Anda terbuka untuk mengalami banyak hal. Ya, cara terbaik untuk menemukan ide adalah pergi keluar rumah dan beraktivitas. Konsep awal bisa beragam bentuknya. Anda bisa menemukan sebuah ide untuk alur cerita yang belum spesifik. Boleh juga gambaran situasi dan latar, profil tokoh utama, atau bahkan ide-ide kecil yang belum berkembang. Sekasar apa pun, tiap ide bisa berubah jadi buku yang luar biasa. 2Lakukan riset mengenai konsep. Begitu Anda menemukan konsep yang masih samar, mulailah menelitinya agar Anda memperoleh lebih banyak ide. Misalnya, Misalnya, Anda ingin menulis buku tentang anak-anak bermain gim video futuristik. Lakukan riset dengan mengunjungi pusat permainan arcade misalnya Timezone, membaca inovasi terbaru gim, dan memainkan beberapa gim. Saat melakukan aktivitas-aktivitas ini, Anda mungkin saja menyaksikan atau mengalami hal-hal yang memberi gambaran, cerita Anda nantinya tentang apa. Pengalaman itu juga bisa Anda cantumkan dalam cerita. 3 Kembangkan konsep. Setelah menemukan ide-ide yang bisa dicantumkan dalam cerita, Anda pastilah ingin mengembangkan konsep itu. Buatlah konsep jadi makin kompleks. Kembangkan konsep itu hingga berakhir dengan kesimpulan logis. Pikirkan apa yang akan terjadi akibat serangkaian peristiwa, atau apa pun yang menjadikan ide-ide itu lebih kompleks. Konsep yang lebih berkembang akan membantu Anda membangun alur cerita. Untuk cerita kita mengenai gim video, misalnya, bisa dikembangkan dengan bertanya, siapa pembuat gim video futuristik? Mengapa mereka membuatnya? Apa yang terjadi pada para pemainnya? 4 Pertimbangkan pembaca. Ketika menemukan dan mengembangkan konsep, Anda perlu mempertimbangkan pembaca Anda. Untuk siapa Anda menulis buku itu? Beda orang, beda pula minatnya. Pengetahuan dan pengalaman tiap orang juga berbeda-beda, tergantung demografi. Pertimbangkan semua ini agar Anda paham bagaimana pengembangan alur cerita dan tokoh serta penulisan buku batasi diri Anda. Walau buku itu tentang anak-anak bermain gim video, bukan berarti pembaca dewasa yang belum pernah memainkan gim video tidak bisa menikmatinya. Tapi, kalau Anda berniat menulis buku untuk pembaca yang belum pernah mengalami konten yang Anda tulis, Anda harus mendeskripsikan pengalaman-pengalaman para tokohnya dan menjabarkan topik itu sedemikian rupa sehingga mudah dipahami. Iklan 1 Pilih struktur narasi. Di tahap awal penulisan buku, Anda perlu merapikan alur cerita. Anda tentu boleh menyisakan ruang untuk improvisasi saat mulai menulis, tapi menulis cerita tanpa rencana jarang membuahkan hasil. Mulailah dengan memilih struktur yang cocok bagi Anda. Teori penulisan mengajarkan, ada beberapa struktur narasi klasik, yang digunakan oleh sebagian besar karya sastra. Tapi, kebanyakan tidak saling kontradiktif. Malah bisa dikombinasikan. Dua struktur narasi utama adalah Struktur babak Biasanya digunakan dalam naskah drama dan film, struktur babak bisa dengan mudah diaplikasikan ke novel. Menurut teori struktur ini, cerita yang baik adalah yang dipecah jadi bagian-bagian yang mudah dikenali. Umumnya ada 3 bagian, tapi 2 atau 4 bagian juga lazim. Di struktur narasi 3 babak yang klasik, babak pertama memperkenalkan tokoh utama dan tokoh sekuender, latar, masalah yang harus diatasi, dan biasanya informasi latar belakang. Babak ini memuat 25% dari keseluruhan cerita. Babak kedua menjabarkan dan mengembangkan konflik. Babak ini biasanya mengandung titik alur di mana tokoh utama menghadapi kemunduran atau musibah besar. Inilah esensi cerita, dan biasanya memuat 50% dari keseluruhan cerita. Babak ketiga adalah kesimpulan, di mana sang pahlawan berhadapan dengan sang penjahat, dan cerita mencapai klimaks, diakhiri dengan satu atau serangkaian adegan yang memuaskan atau-setidaknya-berkurang tegangnya. Tiap babak biasanya bisa dipecah jadi 3 sub-bagian, masing-masing menghadirkan penggalan cerita. Monomyth atau Perjalanan Pahlawan Teori struktur narasi ini diperkenalkan oleh Joseph Campbell. Menurutnya, hampir tiap cerita yang dilengkapi seorang pahlawan bisa disimpulkan jadi satu rangkaian pola dasar utama. Bermula dengan seorang pahlawan yang terpanggil untuk bertualang walau awalnya dia menolak beban itu. Sang pahlawan mendapat bantuan sebelum melintasi dunianya yang normal menuju dunia yang istimewa. Dia selalu dikenal terpikat petualangan di mana dia merasa tersesat dan sendirian awalnya. Sang pahlawan kemudian melewati sejumlah ujian. Saat inilah dia biasanya bertemu tokoh-tokoh pembantu. Di akhir ujian dia mengalami perubahan pribadi yang signifikan. Sang pahlawan lantas berhadap-hadapan dengan antagonis utama, menang, dan pulang membawa hadiah yang dianugerahkan padanya. 2 Pilih jenis konflik. Anda perlu memikirkan jenis konflik yang Anda ingin cantumkan dalam cerita. Langkah ini membantu Anda mengembangkan alur cerita sekaligus mengarahkan Anda ke cerita-cerita serupa lainnya. Dari cerita-cerita itulah Anda bisa memperoleh inspirasi. Ada banyak teori mengenai jenis konflik, tapi yang utama antara lain Manusia melawan alam Dalam cerita ini, tokoh utama melawan fenomena alam. Misalnya, dia tersesat di alam liar, atau harus mengadapi antagonis berupa binatang. Contoh cerita yang mengangkat konflik semacam ini adalah film 127 Hours. Manusia melawan kekuatan gaib Dalam cerita ini, tokoh utama melawan makhluk-makhluk gaib seperti hantu dan iblis, Tuhan, atau entitas lain yang tidak berasal dari dunia kita. The Shining adalah contoh cerita yang mengangkat konflik ini. Manusia melawan manusia Konflik ini tergolong paling mendasar, di mana tokoh utama melawan orang lain. The Wizard of Oz termasuk salah satu contohnya. Manusia melawan peradaban Konflik ini menggambarkan tokoh utama melawan aturan atau norma masyarakat. Contohnya, novel Fahrenheit 451. Manusia melawan dirinya sendiri Dalam cerita ini, tokoh utama melawan benaknya sendiri, atau mengalami konflik batin. Contohnya, novel The Picture of Dorian Gray. 3 Pilih tema. Sengaja atau tidak, cerita Anda pada akhirnya memiliki tema. Inilah esensi cerita. Dengan menulis tema ini, Anda menyatakan apa yang Anda pikirkan mengenainya. Pikirkan tema-tema yang tercantum maupun yang bisa Anda cantumkan dalam buku Anda. Apa sih yang Anda ingin ungkapkan tentang tema itu? Langkah ini membantu Anda mengembangkan alur cerita. Caranya, hadirkan situasi-situasi yang bisa menyajikan ide-ide Anda. Dune karya Frank Herbert, misalnya, bukan tentang seorang pria yang mencoba membalaskan dendam keluarganya. Novel itu justru membahas risiko imperialisme. Herbert jelas-jelas mengungkapkan keyakinannya, bahwa kekuatan Barat terjerat situasi di mana mereka tidak semestinya berada, yang tidak bisa mereka kendalikan. 4Rencanakan titik-titik alur. Titik alur, yang dikenal sebagai plot point, adalah titik balik dalam cerita Anda. Biasanya berupa peristiwa penting yang mengubah jalur kehidupan yang tokoh Anda jalani. Anda perlu merencanakan, apa saja peristiwa-peristiwa penting ini. Cobalah menatanya dengan seimbang sepanjang alur cerita. Ada titik alur yang berguna meyakinkan tokoh Anda bahwa dia harus melanjutkan petualangannya. Inilah titik di mana rencana sang tokoh untuk mengatasi masalahnya hilang, berganti dengan klimaks yang memancing pertarungan final. 5Buat kerangka karangan. Begitu Anda tahu arah Anda dan bagaimana cara mencapainya, tuliskan semuanya. Kerangka karangan inilah panduan Anda, yang vital untuk kelancaran proses penulisan. Tuliskan fakta-fakta fundamental tiap adegan. Apa tujuan adegan itu? Tokoh seperti apa yang ada di adegan itu? Di mana mereka berada? Apa yang mereka pikirkan dan rasakan? Tuliskan juga secara mendetail rangkaian peristiwa untuk tiap adegan. Ini cara terbaik mencegah "writer's block" yang melumpuhkan. Buku Anda setidaknya mencakup fakta-fakta fundamental tiap adegan, bahkan kalaupun Anda merasa cerita Anda belum sempurna. Iklan 1Tentukan jumlah tokoh. Ketika merencanakan buku Anda, pikirkan berapa banyak tokoh yang ingin Anda gunakan. Bisa sesedikit mungkin untuk menimbulkan perasaan minimalis dan kesepian. Atau justru banyak tokoh, yang berguna membentuk sebuah dunia yang kompleks dan rinci. Langkah ini penting karena Anda perlu merencanakan tokoh-tokoh itu pada saat bersamaan untuk menyeimbangkan mereka. 2 Seimbangkan tokoh. Tidak ada manusia yang baik hati, hebat dalam segala sesuatu, tanpa kekurangan sama sekali istilah untuk tokoh semacam ini dalam penulisan adalah "Mary Sue" dan, percayalah, takkan ada yang menyukainya kecuali Anda. Lengkapi tokoh-tokoh Anda dengan pergelutan dan kekurangan nyata agar mereka makin realistis. Pembaca pun akan menyukainya. Ingat, pembaca Anda punya kekurangan, maka tokoh-tokoh Anda mestinya juga punya kekurangan. Kekurangan yang dimiliki tokoh memberi Anda kesempatan untuk memperbaikinya sepanjang cerita. Inilah syarat sebuah cerita bagus. Tokoh Anda melewati tantangan-tantangan yang mengubahnya jadi sosok yang lebih baik di akhir cerita. Pembaca menginginkannya! Membaca cerita seperti itu, mereka bisa percaya bahwa mereka juga sanggup jadi orang yang lebih baik di ujung pergelutan mereka. 3Kenali tokoh. Begitu Anda punya tokoh-tokoh yang seimbang, kenali mereka. Bayangkan bagaimana reaksi mereka dalam beragam situasi bahkan kalaupun situasi itu takkan pernah ada dalam buku Anda. Bayangkan apa yang diperlukan untuk memicu emosi tertentu dari diri mereka, apa harapan dan impian mereka, apa yang membuat mereka menangis, siapa orang-orang yang paling penting bagi mereka, dan kenapa. Dengan mengenali tokoh-tokoh Anda, Anda bisa lebih paham bagaimana mereka bertindak dalam situasi yang akan Anda ciptakan untuk mereka. Alhasil, mereka jadi tokoh-tokoh yang konsisten dan lebih realistis. 4Evaluasi tokoh. Ketika mengembangkan tokoh lebih jauh, Anda sebaiknya mundur sejenak dan mengevaluasi tokoh-tokoh itu. Pastikan mereka benar-benar penting bagi alur cerita. Kalau tidak, hilangkan saja. Kalau ada terlalu banyak tokoh, terutama tokoh yang tidak pernah berperan unik, pembaca bisa bingung. Tak ada gunanya pula untuk buku Anda. Iklan 1 Bayangkan latar cerita. Tentukan lokasi buku Anda. Bayangkan bagaimana penampakan arsitekturnya, bagaimana tata kotanya, seperti apa alamnya, dan lain-lain. Kemudian tuliskan semuanya. Langkah ini membantu agar deskripsi Anda bukan hanya konsisten, namun juga mendetail. Alhasil, latar yang tercipta lebih kuat sekaligus realistis. Anda bisa saja mengatakan pada orang lain bahwa langit berwarna biru. Yang perlu Anda lakukan hanyalah meyakinkannya. Caranya, kemukakan bahwa ketika matahari terbenam, langit itu memudar dari hijau pucat layaknya daun jadi hijau hangat, sementara segala di sekitarnya tampak kusam, sebelum tirai kegelapan turun layaknya bulu gagak. Ajak pembaca menyaksikannya melalui penuturan yang gamblang, yang bisa Anda lakukan hanya kalau Anda memahaminya dengan baik. 2Pikirkan logistik. Katakanlah Anda menulis tentang sekelompok petualang yang berusaha mencapai sebuah kota legenda di sisi lain sebuah gunung. Ide bagus! Masalahnya, melintasi gunung butuh waktu lama. Beragam hal juga bisa terjadi sepanjang perjalanan. Jangan biarkan mereka menuntaskannya dalam 2 hari tanpa terjadi apa pun. Memangnya melintasi gunung semudah menjentikkan jari? Kalau mereka harus menyeberangi benua dengan berjalan kaki, alokasikan cukup waktu untuk perjalanan itu dalam alur cerita. 3Pahami indera. Kemampuan untuk memikat semua indera pembaca sungguh penting kalau Anda ingin mereka benar-benar larut dalam kata-kata Anda. Jangan sekadar menyebutkan apa yang tokoh Anda makan. Ungkapkan bagaimana kaldu daging meleleh dalam saat dia menggigitnya, memberinya ledakan rasa lemak dan asap. Jangan sekadar menyatakan bahwa bel berdering tepat di atas kepala tokoh Anda. Jelaskan bagaimana lantangnya suara itu menusuk tiap pikiran hingga hanya keinsafan akan dering itu yang tersisa. Iklan 1 Pilih metode penulisan. Bagaimana cara Anda menulis buku? Seiring perkembangan teknologi, tentunya pilihan makin banyak. Anda perlu memutuskan, metode apa yang paling cocok untuk Anda. Tapi, ingat, pilihan Anda akan memengaruhi penerbitan buku itu. Anda bisa menulis konten buku dengan pena dan kertas, mengetik dengan mesin tik, mengetik dengan komputer, atau menggunakan program yang merekam suara Anda dan menerjemahkannya jadi teks tertulis. Beda penulis, beda pula metode yang cocok. 2Tentukan tempat untuk menulis. Anda butuh ruangan yang cukup lega, di mana Anda bisa menulis tanpa gangguan. Tempat itu harus bisa mengakomodir metode penulisan yang Anda pilih, cukup nyaman, dan tidak disertai banyak gangguan. Misalnya, kafe, kantor, atau perpustakaan. 3Sediakan kenyamanan. Anda harus pastikan bahwa Anda takkan terganggu saat menulis. Karenanya, siapkan terlebih dulu segala yang Anda butuhkan. Beberapa orang punya kebiasaan tertentu, yang harus siap tersedia saat mereka menulis, misalnya makanan favorit atau duduk di kursi tertentu. Pastikan kebutuhan unik Anda terpenuhi sebelum Anda mulai menulis. Iklan 1Pahami kebiasaan Anda saat menulis. Apakah Anda menulis lebih baik pada jam-jam tertentu atau di lokasi tertentu? Mungkinkah puncak performa Anda justru saat Anda baru selesai membaca buku karya orang lain? Kenali cara Anda menulis agar Anda tahu apa yang harus dilakukan dan apa yang harus dihindari. Kemudian rancang jadwal menulis sesuai kebiasaan itu. 2Menulislah dengan rutin. Setelah memutuskan jam-jam yang paling cocok untuk Anda, dan ada jadwal yang telah Anda tetapkan, patuhi jadwal itu. Gunakan waktu itu hanya untuk menulis. Anda boleh menulis bebas atau merencanakan novel. Yang penting, sepanjang jam-jam itu aktivitas Anda hanya menulis! Dengan begitu, kebiasaan akan terbentuk, dan Anda lebih produktif. 3Hancurkan "writer's block". Kadang menulis bisa terasa sulit, tapi jangan berhenti dan mengabaikan masalah itu. Kalau tidak, bisa-bisa buku Anda tidak selesai. Lakukan apa pun yang bisa mengundang inspirasi bagi Anda. Kemudian lanjutkan menulis. Bahkan ketika terasa lamban dan jauh lebih sulit, paksa diri Anda untuk terus menulis! Toh bagian itu bisa diperbaiki setelah semangat Anda pulih. Iklan 1 Mulai tulis buku Anda! Anda telah menyelesaikan semua langkah penting dan puntiran-puntiran yang dibutuhkan untuk merencanakan buku itu. Kini saatnya menulis! Di wikiHow ada beberapa artikel tentang cara menulis buku, yang bisa Anda gunakan sebagai referensi Cara Menulis Buku Cara Menulis Otobiografi Cara Menulis Buku sebagai Remaja Cara Menulis Buku untuk Anak-Anak Cara Menulis Kisah Fantasi yang Meyakinkan Cara Menerbitkan Sendiri Sebuah Buku Cara Menerbitkan Ebook Cara Menulis Cerita Pendek Cara Menulis Novel Cara Menulis Novella Cara Menulis Akhir Novel Cara Merancang Novel Cara Menulis Kerangka Karangan Cara Menulis Buku tentang Hal-Hal Tak Terduga Cara Menyiapkan Penulisan Buku Cara Menulis Buku Kehidupan Anda Selalu bawa pena atau pensil dan notes baik buku ataupun elektronik sehingga Anda bisa mencatat ide sewaktu-waktu. Ide biasanya menghampiri di waktu dan tempat yang tak terduga. Anda harus selalu siap! Jangan takut meminta bantuan orang lain. Tanyakan opini orang lain tentang buku Anda. Kadang, mengkritik diri sendiri sungguh sulit. Orang lain lebih bisa mengakui kalau ternyata buku Anda kurang bagus. Jangan bubuhkan judul sebelum buku Anda selesai. Judul yang bagus biasanya baru tercetus setelah Anda mengecek ulang seluruh isi buku. Mintalah orang lain untuk membaca buku Anda; tiap satu bab mungkin lebih mudah. Opini mereka bisa jadi berbeda dengan opini Anda. Pertimbangkan tiap saran dan kritik. Buku Anda lebih berpotensi terjual kalau tebalnya 200-250 halaman. Iklan Tentang wikiHow ini Halaman ini telah diakses sebanyak kali. Apakah artikel ini membantu Anda?

2aBdkgS.
  • gvm3n0s0ud.pages.dev/185
  • gvm3n0s0ud.pages.dev/365
  • gvm3n0s0ud.pages.dev/385
  • gvm3n0s0ud.pages.dev/257
  • gvm3n0s0ud.pages.dev/304
  • gvm3n0s0ud.pages.dev/169
  • gvm3n0s0ud.pages.dev/369
  • gvm3n0s0ud.pages.dev/26
  • gvm3n0s0ud.pages.dev/251
  • dimanakah letak buku yang benar saat menulis