Ilmuyang diberikan ke siswa ada yang bersifat tetap (konservatif) tidak boleh hilang oleh zaman, misalnya tentang keimanan/akidah dan sesuatu yang bersifat adaptif, menyesuaikan kondisi zaman atau tantangan zaman. Maka, seorang pendidik, dalam cara mengajar dan materi yang diberikan saat ini harus berorientasi masa depan. Suka anak-anak? Pas banget nih! Simak informasi kuliah di jurusan PG-PAUD hingga gaji per bulannya di artikel ini. — Kamu suka gemes nggak sih liat anak kecil? Apalagi jiwa ingin tahu anak kecil, kadang pertanyaannya ada-ada saja. Hihi. Nah, kalau kamu termasuk orang yang suka dengan anak-anak, ada lho, jurusan yang cocok buat kamu. Yup, jurusan PG-PAUD alias, Pendidikan Guru-Pendidikan Anak Usia Dini. Mengenal Jurusan PG-PAUD Pernah dengar nggak, kalau di balik bangsa yang maju ada pendidikan yang baik? Nah, pendidikan ini dimulai sejak sedini mungkin. Maka dari itu, peran dari lulusan Jurusan PG-PAUD ini sangat penting, lho. Jurusan PG-PAUD merupakan jurusan yang mendalami tata cara mengajar, melatih, membimbing, dan mendidik anak usia dini agar memiliki perkembangan wawasan, karakter, dan fisik yang baik. Untuk dapat memenuhi tuntutan tersebut, kamu dituntut untuk menguasai berbagai bidang ilmu. Kamu akan belajar mata kuliah antar disiplin seperti psikologi, bahasa, ilmu gizi, matematika, hingga olahraga. Dengan menguasai banyak bidang ilmu, kamu diharapkan bisa menjadi pengajar khusus anak usia dini yang profesional. Baca Juga Kupas Tuntas Jurusan PGSD, buat Kamu yang Mau Jadi Guru Dunia Kuliah Jurusan PG-PAUD “Gampang ah kuliah di PG-PAUD, cuma ngajarin anak nyanyi dan gambar aja kan?” Eits.. tidak semudah itu, Ferguso! Nyatanya, semua juga ada tantangannya. Sebagai calon guru PAUD, kamu memiliki tanggung jawab untuk memastikan tumbuh dan kembang anak selalu optimal di masa golden age-nya. “Hah, apa itu golden age?” Jadi, golden age adalah masa emas dalam perkembangan anak. Menurut Sigmund Freud, masa emas ini terjadi pada saat usia di bawah lima tahun karena memang, perkembangan anak di masa itu sedang meningkat pesat. Oleh karena itu lah, seorang guru PAUD diharapkan bisa membantu menunjang perkembangan anak. Adapun perkembangan anak yaitu, kecerdasan anak, kecerdasan emosi, sosial, dan fisik. Mata Kuliah Jurusan PG-PAUD Penasaran nggak sih seperti apa perkuliahan di jurusan PG-PAUD? Nah, selain mata kuliah yang berhubungan dengan pendidikan anak usia dini, kamu juga akan mendapatkan mata kuliah lainnya. Beberapa di antaranya untuk perkembangan anak, seperti Perkembangan Kemampuan Sosial dan Emosi Anak, Pengembangan Nilai, Moral, dan Agama anak, Neuroscience, Pendidikan Inklusif Anak, dan lain-lain. Tapi, ada juga lho, mata kuliah yang punya hubungan dengan dunia bermain, seperti Bermain dan Permainan, Kreativitas dan Keberbakatan, serta Alat Permainan Edukatif. Sementara itu, ada juga mata kuliah yang berhubungan dengan kesenian, seperti Seni Musik, Seni Rupa, dan Seni Tari. Mata kuliah yang nggak kalah penting lainnya adalah mata kuliah Pengembangan Kemampuan Bahasa Anak Usia Dini, untuk mengetahui strategi berkomunikasi dengan anak usia dini secara tepat. Keuntungan Masuk Jurusan PG-PAUD Kalau kamu suka dengan anak-anak, sudah pasti jurusan ini akan cocok buat kamu. Apalagi, jika ditambah ketertarikan dengan adanya minat di dunia pendidikan. Kamu bisa menjadi orang yang turut menentukan seperti apa generasi anak di masa depan. Terus apalagi keuntungannya? 1. Tenaga pengajar PAUD masih jarang Sebagian lembaga PAUD di Indonesia masih memiliki kendala dan masalah untuk mencari tenaga pendidik PAUD yang memenuhi kualifikasi. Maka dari itu, peluang kamu sangat besar untuk menjadi bagian dari tenaga pengajar berkualitas yang bisa mengajar anak usia dini dengan baik. 2. Bisa mendapatkan banyak ilmu dari berbagai bidang Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya guys, di jurusan ini kamu akan banyak belajar dari berbagai disiplin ilmu. Kamu nggak hanya akan belajar terkait dunia anak-anak dan cara mendidiknya saja, tetapi kamu juga bisa mendapatkan ilmu seperti psikologi anak, filsafat, ilmu seni, statistik, dan masih banyak lagi. 3. Ilmunya bermanfaat di masa depan Semua ilmu yang kamu dapatkan di bangku kuliah juga bisa kamu manfaatkan di dalam kehidupan sehari-hari di masa depan, lho. Contohnya nih, kamu bisa mengaplikasikan ilmu parenting yang kamu dapatkan untuk mendidik anak sendiri kelak. Berguna banget kan? Kampus dengan Jurusan PG-PAUD Berikut ini daftar kampus yang memiliki jurusan PG-PAUD terakreditasi A di Indonesia. Universitas Pendidikan Indonesia UPI Universitas Sriwijaya Unsri Universitas Negeri Jakarta UNJ Universitas Negeri Yogyakarta UNY Universitas Negeri Surabaya Baca Juga Jurusan Pendidikan Luar Biasa, Jadi Guru Anak Berkebutuhan Khusus Prospek Kerja Jurusan PG-PAUD Lulus dari jurusan PG-PAUD, kamu akan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Lalu, sudah pasti kamu bisa langsung mendaftarkan diri ke lembaga pendidikan yang memiliki program Pendidikan Anak Usia Dini PAUD. Kamu sudah resmi menjadi guru! Yeay. Akan tetapi, kamu juga bisa menjalani profesi lain seperti Dosen Wirausaha Tutor Guru TK “Berapa sih gaji guru PAUD?” Well, gaji setiap orang bisa berbeda-beda. Terlebih, setiap lembaga pendidikan memiliki acuannya sendiri saat memberikan gaji. So, kamu bisa mencari informasi lengkapnya di masing-masing lembaga ya. Meski demikian, profesi guru masih worth to try! — Itulah ulasan jurusan PG-PAUD, teman-teman. Apakah kamu sudah menentukan mau masuk jurusan apa nanti saat kuliah? Semangat terus ya. Pastikan akademismu tidak tertinggal dengan belajar bareng ruangbelajar. Ada ribuan materi pelajaran yang dikemas dengan video interaktif. Semakin mudah dan menyenangkan! Referensi Gaji Guru Paud Swasta / Honorer Beserta Syarat & Tugasnya [daring]. Tautan diakses 25 Agustus 2022 Jurusan PG PAUD adalah Pilihan yang Tepat [daring]. Tautan diakses 25 Agustus 2022 5 PTN dengan Jurusan Kuliah PAUD Terakreditasi A [daring]. Tautan diakses 25 Agustus 2022 PGPAUD [daring]. Tautan Diakses 12 Oktober 2022
Jakarta Kemendikbud -- Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengajukan usulan revisi dua peraturan terkait dengan standar nasional pendidikan untuk anak usia dini (PAUD) dan Pendidikan Jarak Jauh (PJJ). Ketua BSNP Kemendikbud, Abdul Mu`ti meny

Pandemi covid 19 menjadikan semua jenjang pendidikan termasuk PAUD menghentikan kegiatan pembelajaran secara tatap muka dan berganti dengan sistem daring. Hal ini menimbulkan kekagetan budaya dan kendala dalam proses pembelajaran. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkap tipikal kendala mengajar guru PAUD saat pandemi covid 19 dan implikasinya pada kegiatan pembelajaran berbasis konsep normal baru. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey. Data penelitian diperoleh secara online menggunakan media google form. Sampel dalam penelitian ini adalah 645 guru yang berada di wilayah Jawa Barat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kendala mengajar yang dialami guru PAUD pada masa pandemi covid 19 berada pada empat indikator yaitu kendala komunikasi, metode pembelajaran,materi dan biaya serta penggunaan teknologi dengan kecenderungan prosentase yang tinggi berada pada kategori sering dan kadang-kadang. Tentunya perlu solusi untuk mengatasi masalah ini supaya tidak berdampak secara sistemik serta supaya guru PAUD lebih siap menerapkan kegiatan pembelajaran berbasis konsep normal baru. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free 334 Jurnal Obsesi Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 51, 2021 Volume 5 Issue 1 2021 Pages 334-345 Jurnal Obsesi Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini ISSN 2549-8959 Online 2356-1327 Print Tipikal Kendala Guru PAUD dalam Mengajar pada Masa Pandemi Covid 19 dan Implikasinya Mubiar Agustin1  ,Ryan Dwi Puspita2 ,Dinar Nurinten3, Heni Nafiqoh4 Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, Universitas Pendidikan Indonesia1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Siliwangi2,4 Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, Universitas Islam Bandung3 DOI Abstrak Pandemi covid 19 menjadikan semua jenjang pendidikan termasuk PAUD menghentikan kegiatan pembelajaran secara tatap muka dan berganti dengan sistem daring. Hal ini menimbulkan kekagetan budaya dan kendala dalam proses pembelajaran. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkap tipikal kendala mengajar guru PAUD saat pandemi covid 19 dan implikasinya pada kegiatan pembelajaran berbasis konsep normal baru. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey. Data penelitian diperoleh secara online menggunakan media google form. Sampel dalam penelitian ini adalah 645 guru yang berada di wilayah Jawa Barat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kendala mengajar yang dialami guru PAUD pada masa pandemi covid 19 berada pada empat indikator yaitu kendala komunikasi, metode pembelajaran,materi dan biaya serta penggunaan teknologi dengan kecenderungan prosentase yang tinggi berada pada kategori sering dan kadang-kadang. Tentunya perlu solusi untuk mengatasi masalah ini supaya tidak berdampak secara sistemik serta supaya guru PAUD lebih siap menerapkan kegiatan pembelajaran berbasis konsep normal baru. Kata Kunci guru paud; covid 19; new normal. Abstract Pandemi covid 19 made all levels of education including Paud stopping learning activities face-to-face and changing with online systems. This raises the shock of culture and obstacles in the learning process. The aim of this research is to uncover the typical constraints of teaching PAUD's as a covid 19 pandemic and its implications on learning activities based on new normal concepts. The method used in this research is the survey method. Research data is obtained online using google form media. The samples in this study were 645 teachers in the West Java region. The results showed that teaching constraints experienced by Paud teachers at the time of covid 19 pandemic were on four indicators communication constraints, learning methods, materials and costs as well as the use of technology with high tendency of percentage are in frequent and sometimes categories. It certainly needs a solution to solve this problem so as not to have systemic impact and so PAUD teachers better ready to implement a new normal concept-based learning activities. Keywords paud teachers; covid 19; new normal. Copyright c 2020 Mubiar Agustin, Ryan Dwi Puspita ,Dinar Nurinten, Heni Nafiqoh  Corresponding author Email Address mubiar Jalan Setia Budi No 229, Bandung, Jawa Barat Received 9 June 2020, Accepted 17 June2020, Published 20 June 2020 Tipikal Kendala Guru PAUD dalam Mengajar pada Masa Pandemi Covid 19 dan Implikasinya DOI Jurnal Obsesi Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 51, 2021 335 PENDAHULUAN Pandemi covid 19 yang terjadi di hampir seluruh belahan dunia membawa dampak yang cukup serius. Bukan hanya ekonomi, kesehatan dan juga keamanan yang terkena langsung dampaknya, kegiatan pendidikan juga terkena dampaknya langsung. Di seluruh negara terdampak covid 19 tidak terkecuali di Indonesia, semua jenjang pendidikan menghentikan kegiatan pembelajaran secara tatap muka dan berganti dengan sistem daring atau belajar jarak jauh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, 2020. Akibatnya terjadi perubahan yang sangat tiba-tiba dan tidak sedikit menimbulkan kekagetan budaya, baik pada guru juga pada anak didik. Kekagetan budaya ini salah satunya berdampak kepada terganggunya sistem penyesuaian sosial dalam pembelajaran, terganggunya motivasi berprestasi, dan interaksi pembelajaran menjadi tidak optimal Agustin, 2011, Ernofalina, 2017, Pramudiana & Setyorini, 2019. Padahal kegiatan pembelajaran yang kondusif adalah kegiatan yang membentuk suasana interaksi yang menyenangkan, mendorong anak untuk mencoba, terjadi dialog tanpa batas, dan anak didik mendapatkan kesempatan yang luas untuk mengekspresikan diri dalam melejitkan potensi diri yang mereka miliki Agustin, Setiyadi, & Puspita, 2020. Lebih jauh pembelajaran yang efektif akan membekali anak dengan pengalaman-pengalaman menyenangkan dan bermakna yang akan mengendap dalam pikiran anak sepanjang masa sebab belajar yang baik pada dasarnya adalah pembelajaran yang memebrikan anak pengalaman yang menantang, kreatif dan konstruktif yang tujuan akhirnya adalah membantu anak untuk dapat memecahkan masalah dimasa yang akan datang Daulae, 2014. Pembelajaran yang kondusif tersebut menjadi sulit tercapai pada masa pandemi covid 19 ini sebab guru sebagai aktor utama dalam pembelajaran kesulitan dan mengalami banyak kendala untuk menciptakan situasi pembelajaran yang positif. Proses belajar mengajar tidak terlepas dari strategi, metode dan media yang digunakan guru Panjaitan, Yetti, & Nurani, 2020. Pembelajaran positif merupakan realisasi dari aksi guru untuk unjuk profesionalisme dengan berbasis kepada pengalaman dan praktek yang mereka lakukan dan miliki, jika ini terkendala maka akan sulit diperoleh peningkatan mutu pembelajaran apalagi jika unsur-unsur interaksi pedagogik dalam pembelajaran ikut memudar Gore et al., 2017, Ronkainen, Kuusisto, & Tirri, 2019. Apalagi pada kegiatan pembelajaran anak usia dini di PAUD pembelajaran yang berkualitas akan sulit tercapai sebab pembelajaran di PAUD menuntut guru untuk lebih dekat baik secara psikologis juga secara fisik sebab adegan pembelajaran untuk anak usia dini lebih bersifat non formal, dilakukan melalui kegiatan dengan banyak aktivitas bermain dan tidak memiliki target capaian prestasi yang bersifat akademik akan tetapi optimalisasi perkembangansehingga guru dapat menciptakan suasana pembelajaran yang nyaman dan aman bagi anak Maiza & Nurhafizah, 2019. Tidak dapat terbantahkan bahwa peran guru dalam pembelajaran memegang posisi yang sangat penting, strategis dan bahkan menjadi kunci untuk mencapai pembelajaran yang bermutu dan efektif. Terkait dengan perilaku mengajar yang efektif ini adalah menyampaikan pembelajaran dengan terpusat pada anak, terjadi interaksi yang mendidik antara guru dengan anak didik, tercipta suasana yang demokratis, terdapat variasi metode mengajar, gurunya profesional, ada bahan ajar yang berguna dan sesuai dengan perkembangan anak, lingkungan yang aman dan nyaman serta ditunjang oleh sarana karena sifat dari pembelajaran efektif adalah yang menekan peserta didik secara aktif Yusuf, 2017. Untuk mewujudkan pembelajaran yang efektif maka guru sebagai tokoh utama dalam pembelajaran diwajibkan menjadi guru yang efektif pula, yaitu guru yang menggunakan waktu mengajar secara maksimal, menyampakan materi dengan metode yang bervariasi, memantau proram dan kemajuan melalui penilaian peserta didik, merancang kesemparan belajar bagi peserta didik untuk menerapkan pengalaman belajar,bersedia Tipikal Kendala Guru PAUD dalam Mengajar pada Masa Pandemi Covid 19 dan Implikasinya DOI 336 Jurnal Obsesi Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, xx, xxxx mengulang materi ketika anak belum memahaminya, menetapkan target belajar untuk setiap anak Setyosari, 2017. Selain kesulitan untuk menciptakan situasi pembelajaran yang efektif, dampak covid 19 juga menciptakan komunikasi dalam kegiatan pembelajaran anak tidak terjadi secara utuh sebab antara guru dengan anak terjadi jarak, jika ada interaksi secara online juga guru dan anak tidak bisa menjalin komunikasi pembelajaran secara optimal, padahal tatap muka dalam kegiatan pembelajaran apalagi pada kegiatan pembelajaran di PAUD memiliki nilai peran yang sangat subtantif dalam membantu anak didik mencapai kesuksesan dalam belajar Duta, Panisoara, & Panisoara, 2015, Khan, Khan, Zia-Ul-Islam, & Khan, 2017. Dengan kegiatan bertatap muka akan membuka jendela pikiran yang lebih jernih, kendali diri yang lebih terarah, dan kondisi emosi yang lebih stabil sehingga anak akan menjadi pribadi yang sehat baik secara fisik, psikologis bahkan secara spiritual. Namun dalam hal ini juga guru harus mengenal, memahami dan mampu menggunakan teknologi Rohita, 2020 terutama aplikasi dalam pembelajaran online untuk menyesuaikan dengan kebutuhan masa covid 19. Kegiatan pembelajaran yang menyajikan tatap muka antara guru-anak didik juga turut membangkitkan motivasi belajar pada anak yang lebih tinggi, mereduksi kecemasan dan stres serta dapat menimbulkan rasa percaya diri oleh karena itu berdasarkan hasil penelitian Purwanto et al., 2020 dengan adanya pembelajaran online anak-anak jadi tidak bisa menyerap dengan baik materi yang disampaikan oleh guru, anak-anak tidak dapat beerinteraksi dan bermain bersama teman-temannya sehingga mereka mudah setress. Kendala-kendala yang dihadapi guru PAUD dalam mengajar selama masa covid 19 perlu mendapatkan tanggapan yang serius dan ditindak lanjut dalam bentuk kajian ilmiah supaya diperoleh data yang valid, realiabel dan dapat dipertanggungjawabkan. Apalagi dalam jangka waktu dekat akan diterapkan era normal baru dalam pembelajaran yang menuntut kecermatan, penerapan prosedur ketat dan juga kehati-hatian dalam penerapannya sebab akan digelar kegiatan pembelajaran ditengah-tengah pandemi yang masih mewabah. Berdasarkan beberapa argumen yang diapaparkan di atas maka penelitian ini memfokuskan kajian tentang tipikal kendala guru PAUD dalam mengajar masa pendemi covid 19 dan implikasinya pada kesiapan pembelajaran era normal baru. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkap tipikal kendala mengajar guru PAUD saat pandemi covid 19 dan implikasinya pada kegiatan pembelajaran berbasis konsep normal baru. METODOLOGI Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah kuantiaitif dengan metode yang digunakan adalah survey dengan mendeskripsikan secara kuantitatif kecenderungan-kecenderungan perilaku dari suatu populasi dengan meneliti sampel populasi tersebut Creswell, 2017. Dalam penelitian ini perilaku-perilaku yang dimaksud adalah terkait dengan tipikal kendala mengajar yang dialami guru PAUD saat masa pandemi covid 19. Data penelitian diperoleh secara online menggunakan media google form. Dalam penelitian ini jumlah responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah 645 guru yang terdiri dari 620 orang guru dengan jenis kelamin perempuan dan 25 orang berjenis kelamin laki-laki yang berada di wilayah Jawa Barat. Adapun sebarannya adalah 66,7 % guru mengajar pada Pendidikan Anak Usia Dini PAUD, 22,5 % mengajar di Taman Kanak-kanak TK dan 11,8 % mengajar di Raudhatul Athfal RA. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tentang kendala mengajar guru PAUD yang dibagi menjadi 4 indikator yaitu dengan 1 indikator Kendala Komunikasi dengan pernyataan nomer 1 sd 9, 2 indikator Kendala Metode Pembelajaran dengan pernyataan nomer 10-12, 3 indikator Kendala Materi dengan pernyataan nomer 13-16, dan 4 indikator Kendala Biaya & Penggunaan Teknologi dengan pernyataan nomer 17-20. Jumlah pernyataan yang diajukan dalam angket ini 20 pernyataan dengan alternatif jawaban menggunakan skala likert Sangat Sering, Sering, Kadang-kadang, Pernah, Tidak Tipikal Kendala Guru PAUD dalam Mengajar pada Masa Pandemi Covid 19 dan Implikasinya DOI Jurnal Obsesi Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 51, 2021 337 pernah. Pengolahan data menggunakan sistem yang secara langsung menghasilkan deskripsi data berdasarkan pernyataan-pernyataan yang dijawab oleh responden. Adapun tahapan-tahapan penelitiannya dijelaskan pada gambar 1 di bawah ini. Gambar 1 Tahapan Penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian yang akan diuraikan mencakup 4 indikator yaitu 1 indikator Kendala Komunikasi dengan pernyataan nomer 1 sd 9, 2 indikator Kendala Metode Pembelajaran dengan pernyataan nomer 10-12, 3 indikator Kendala Materi dengan pernyataan nomer 13-16, dan 4 indikator Kendala Biaya & Penggunaan Teknologi dengan pernyataan nomer 17-20. Hasil penelitian pada indikator Kendala Komunikasi menunjukkan hasil sebagaimana tertuang pada tabel 1 berikut ini . Tabel 1 Kendala Komunikasi Sulit untuk menemukan kesamaan pemikiran dengan orang tua tentang tujuan belajar anak terkait target yang harus dicapai Banyak tuntutan dari orang tua yang sebenarnya tidak menjadi kebutuhan anak Orang tua tidak memberikan informasi yang sebenarnya terjadi tentang kegiatan anak di rumah Terjadi kesulitan berkoordinasi dengan teman sejawat dalam membuat keputusan salah satunya karena kendala keterbatasan akses internet Tidak menemukan kesepakatan waktu dengan orang tua untuk mendiskusikan tentang belajar anak di rumah Orang tua sulit dihubungi misalnya via telepon atau WA Kesulitan berinteraksi secara langsung dengan anak melalui media online Kesulitan berkomunikasi dengan orang tua dan anak karena tidak memiliki alat komunikasi HP/Laptop Kesulitan membangkitkan semangat belajar anak Hasil penelitian terkait indikator Kendala Metode Pembelajaran menunjukkan hasil sebagaimana tertuang pada tabel 2 berikut ini. Analisis Kebutuhan Lapangan Pembuatan Instrumen Penelitian/Pembuatan Google Form Pengumpulan Data melalui Google Form Tipikal Kendala Guru PAUD dalam Mengajar pada Masa Pandemi Covid 19 dan Implikasinya DOI 338 Jurnal Obsesi Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, xx, xxxx Tabel 2 Kendala Metode Pembelajaran Kendala Metode Pembelajaran Bingung menentukan metode mengajar yang tepat Kesulitan membuat perencanaan pembelajaran Bingung menentukan media pembelajaran yang relevan Hasil penelitian terkait indikator Kendala Materi Pembelajaran menunjukkan hasil sebagaimana tertuang pada tabel 3 berikut ini. Tabel 3 Kendala Materi Pembelajaran Kendala Materi Pembelajaran Bingung menentukan kegiatan/materi belajar yang tepat Kesulitan mendeskripsikan penilaian perkembangan anak Kesulitan memperoleh pedoman pembelajaran untuk PAUD selama pandemi Covid 19 Hasil penelitian terkait indikator Kendala Biaya dan Penggunaan Teknologi menunjukkan hasil sebagaimana tertuang pada tabel 4 berikut ini. Tabel 4 Kendala Biaya & Penggunaan Teknologi Kendala Biaya & Penggunaan Teknologi Kesulitan dalam menggunakan media untuk belajar secara online Keterbatasan biaya untuk membeli kuota internet Kesulitan untuk memiliki alat mengajar secara online HP dan atau Laptop Terkendala jaringan/akses internet Corona melanda dunia, semua sektor terhenti sejenak dan tidak dapat menjalankan aktivitasnya secara normal, begitu pula dengan pembelajaran dan proses mengajar guru anak usia dini, semua guru dituntut mampu melakukan dan menyampaikan pembelajaran jarak jauh padahal hal tersebut merupakan sesuatu yang baru dan bahkan belum pernah dilakukan maka timbullah berbagai permasalahan yang dihadapi guru anak usia dini, hal ini disampaikan Zaharah & Kirilova, 2020, Obstacles to implementing this E-Learning certainly exist, for example, internet networks are not met, students are not used to, teachers, and even parents as a companion studying at home to do online learning. This is certainly a normal thing because it has not become a habit for students and teachers to implement KBM in the future, a process that requires better learning outcomes. Maka berikut hasil analisis hasil penelitian kendala guru anak usia dini mengajar saat pandemi corona. Tipikal Kendala Guru PAUD dalam Mengajar pada Masa Pandemi Covid 19 dan Implikasinya DOI Jurnal Obsesi Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 51, 2021 339 Berdasarkan hasil penelitian terkait dengan indikator kendala komunikasi tampak bahwa guru-guru PAUD selama pandemi covid 19 mengalami kendala pada kategori sering dan kadang-kadang dengan prosentase yang tinggi hampir pada semua pernyataan yang diajukan yaitu dari mulai sulit untuk menemukan kesamaan pemikiran dengan orang tua tentang tujuan belajar anak terkait target yang harus dicapai, banyak tuntutan dari orang tua yang sebenarnya tidak menjadi kebutuhan anak, terjadi kesulitan berkoordinasi dengan teman sejawat dalam membuat keputusan salah satunya karena kendala keterbatasan akses internet sampai dengan kesulitan membangkitkan semangat belajar anak bahkan pada pernyataan terkait dengan kendala berupa Orang tua tidak memberikan informasi yang sebenarnya terjadi tentang kegiatan anak di rumah, kesulitan berinteraksi secara langsung dengan anak melalui media online dan kesulitan berkomunikasi dengan orang tua dan anak karena tidak memiliki alat komunikasi HP/Laptop berada pada prosentase sangat sering. Fakta ini selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Duta et al., 2015, Awang & Daud, 2015 yang menandaskan bahwa komunikasi merupakan variabel penting dalam interaksi pembelajaran dan berhubungan langsung dengan tujuan pembelajaran supaya tercapai secara efektif. Jika komunikasi terhambat, maka kegiatan pembelajaran juga akan terganggu sebab pembelajaran pada dasarnya merupakan interaksi guru dengan anak didik yang harus bersifat setara. Jika tidak terjadi kesetaraan, maka akan ada satu pihak yang tidak mendapatkan keuntungan. Ketidaksetaraan tersebut diantaranya terkendala karena wabah covid 19 yang menyebabkan kualitas komunikasi dalam pembelajaran antara guru dengan anak di PAUD tidak tercapai secara optimal. Keefektifan komunikasi yaitu dimana seorang guru dapat menyampaiakan pesan atau materinya kepada peserta didik, dan peserta didik dapat memahami materi yang disampikan sebagaimana pemahaman guru tersebut, sehingga pembelajaran bermakna dapat terbangun melalui komunikasi guru dan peserta didik yang baik Wisman, 2017. Setidaknya ada tiga unsur yang perlu diperhatikan dalam suatu komunikasi pembelajaran yang efektif. Unsur pertama komunikator, dua isi pernyataan atau pesan dan tiga komunikan atau rekan komunikasi. Dalam kegiatan pembelajaran ketiga unsur ini menjadi sesuatu yang penting apalagi pada kegiatan pembelajaran anak usia dini. Interaksi pembelajaran seyoginya terjadi secara menyenangkan, bermakna, menginspirasi dan membantu anak membangun gagasan sebab anak sedang pada pada masa yang senang mengekplorasi lingkungan dan aktif mencari pengalaman-pengalaman baru Nurihsan & Agustin, 2011. Pendek kata, kendala komunikasi dalam kegiatan pembelajaran anak usia dini pada masa pandemi covid 19 turut mengganggu iklim belajar anak usia dini dan itu akan turut berpengaruh pada area-area perkembangan anak usia dini secara keseluruhan. Hal ini dipengaruhi juga oleh pola asuh orang tua, pendidikan orang tua dan lingkungan sekitar Pramudyani, 2020, Agustin, Djoehaeni, & Dwi Puspita, 2020. Orang tua juga membantu guru untuk mengerjakan tugas-tugas kegiatan pengembangan di rumah Kurniati, Nur Alfaeni, & Andriani, 2020. Komunikasi tidak terbangun dengan baik antara guru dan anakpun dikarenakan orang tua terutama orang tua yang berada didaerah merasakan keberatan jika harus menambah pengeluaran untuk pembelian kuota internet pembelajaran, berdasarkan penelitian, Purwanto et al., 2020, kendala yang dihadapi para orang tua adalah adanya penambahan biaya pembelian kuota internet bertambah, teknologi online memerlukan koneksi jaringan ke internetvdan kuota oleh karena itu tingkat penggunaaan kuota internet akan bertambah dan akan menambah beban pengeluaran orang tua. Terkait dengan kendala metode pembelajaran tampak bahwa guru PAUD mengalami kebingungan menentukan metode mengajar yang tepat pada masa pandemi covid 19, mereka juga terkendala dalam membuat perencanaan pembelajaran dan kebingungan menentukan media pembelajaran yang tepat untuk belajar anak usia dini pada masa pandemi covid 19 ini. Pada ketiga pernyataan tersebut prosentase yang besar berada Tipikal Kendala Guru PAUD dalam Mengajar pada Masa Pandemi Covid 19 dan Implikasinya DOI 340 Jurnal Obsesi Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, xx, xxxx pada kategori sering dan kadang-kadang. Artinya guru-guru PAUD pada masa pandemi covid 19 ini memang mengalami kendala pada pemilihan dan penentuan metode pembelajaran untuk anak. Padahal metode pembelajaran dalam kegiatan belajar anak usia dini memegang peranan yang sangat penting. lebih lanjut, seorang guru di PAUD harus mampu dan paham dalam menerapkan metode pembelajaran yang bervariasi sehingga guru dapat merancang pembelajaran yang menarik, menyenangkan, dan bermakna. Hal tersebut diharapkan agar peserta didik dapat memahami pembelajaran yang dilakukannya lebih baik dan berbekas lama diri anak didik. Solehuddin, 2018 menegaskan tentang perlunya penerapan metode pembelajaran anak usia dini yang seyogianya dilakukan guru PAUD yaitu mendorong anak supaya aktif dalam melakukan kegiatan terutama bermain dalam situasi yang menyenangkan, terutama melalui projek atau pusat belajar, kegiatan pembelajaran dibangun berdasarkan pengalaman dan minat anak, mendorong terjadinya komunikasi saat belajar baik secara individual atau pun kelompok, guru mendorong anak untuk berani mengambil resiko dan belajar dari kesalahan, memperhatikan variasi dan dinamika perkembangan anak serta metode pembelajaran yang dilakukan bersifat fleksibel. Bermain menjadi metode utama pembelajaran anak usia dini. Pandemi covid 19 salah satunya menyebabkan anak-anak kehilangan kesempatan bermain bersama dengan teman-temannya yang lain juga gurunya di sekolah padahal bermain memegang peranan penting. Bagi anak, bermain adalah suatu kegiatan yang serius, namun mengasyikan. Melalui aktivitas bermain, berbagai pekerjaannya terwujud. Bermain adalah aktivitas yang dipilih sendiri oleh anak, karena menyenangkan, bukan karena akan memperoleh hadiah atau pujian. Hal ini berdasarkan asumsi bahwa anak adalah pembangun teori yang aktif. Bermain adalah salah satu alat utama yang menjadi latihan untuk pertumbuhannya. Bermain adalah medium, di mana anak mencobakan diri, bukan saja dalam fantasinya tetapi juga benar nyata secara aktif. Bila anak bermain secara bebas, sesuai kemauan maupun sesuai kecepatannya sendiri, maka ia melatih kemampuannya. Solehuddin, 2018. Maka Armstrong, 2006 menggambarkan tentang pentingnya menerapkan metode pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan anak yang ditandai dengan hal-hal sebagai berikut adanya kegiatan bermain tanpa akhir, jam sekolah sangat singkat, ada waktu untuk anak tidur siang, pembelajaran informal sepanjang waktu, adanya keterlibatan orang tua di sekolah, kebanyakan waktu dipakai untuk bergerak dan belajar, pendokumentasian pengalaman anak dan apa yang mereka temukan tentang dunia, jiwa dan alam mereka, program bersifat terpusat pada anak, tidak ada alat berteknologi tinggi bahkan sebaliknya pengalaman multiinderawi ditekankan, banyak waktu bermain tidak terstruktur, ada banyak peluang untuk kegiatan spontan, bermanfaat dan menyenangkan, menghargai integritas, keutuhan, dan kebijakan anak kecil dan memberikan kebebasan kepada anak untuk memilih kegiatannya sendiri. Hasil penelitian terkait kendala materi pembelajaran menunjukkan bahwa guru PAUD saat pandemi covid 19 sebagian besar mengalami kendala dalam hal menentukan kegiatan/materi belajar yang tepat, mendeskripsikan penilaian perkembangan anak dan juga mengalami kesulitan dalam memperoleh pedoman pembelajaran untuk PAUD selama pandemi Covid 19. Pada pernyataan-pernyataan tersebut prosentasenya berada pada kategori sering dan kadang-kadang. Kegiatan perencanaan pembelajaran tentunya bagian yang sangat penting dalam kegiatan pembelajaran anak usia dini. Apalagi kegiatan pembelajaran di PAUD bersifat tematik dan terintegratif sehingga dituntut kejelian, keseriusan dan juga kreativitas guru dalam melakukannya. Pembelajaran tematik merupakan adalah pembelajaran yang didasarkan atas ide-ide pokok tentang anak dan lingkungannya berdasarkan kebutuhan mereka, yang mengintegrasikan bidang-bidang pengembangan atau area kurikulum yang mencakup berbagai bidang kajian ilmu. Menurut Apriyanti, 2017 keutamaan dari pembelajaran tematik adalah pengalaman dan pengajaran sesuai dengan perkembangan anak, menyenngkan, bermakna dan mengasah keterampilan sosial anak. Memadukan ide-ide Tipikal Kendala Guru PAUD dalam Mengajar pada Masa Pandemi Covid 19 dan Implikasinya DOI Jurnal Obsesi Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 51, 2021 341 sentral/ ide-ide pokok tentang anak dan lingkungannya melalui proses eksplorasi yang dimulai dari hal-hal yang familier menuju yang lebih jauh, dari hal kongkrit menuju abstrak, dari yang mudah menuju yang sulit. Dalam proses inilah terjadi keaktifan yang bukan hanya melibatkan anak, akan tetapi melibatkan guru dan anak. Dalam konteks pembelajaran terpusat pada anak dan juga terintegrasi anak berkembang secara holistik menyeluruh antara aspek perkembangan yang satu dengan aspek perkembangan lainnya. Aspek perkembangan yang satu mempengaruhi dan dipengaruhi oleh aspek perkembangan lainnya. Implikasinya Kurikulum PAUD dan SD harus mengintegrasikan seluruh aspek perkembangan anak yaitu kurikulum terpadu. Pada masa pandemi covid 19 tentunya guru PAUD akan mengalami kendala untuk menerapkan prosedur baku pembelajaran terpadu apalagi mereka juga terkendala dalam menerapakan kegiatan penilaian perkembangan anak. Penilaian perkembangan anak usia dini tentunya berbeda dengan penilaian pembelajaran pada jenjang yang berada di atasnya. Penilaian perkembangan anak usia dini lebih menggunakan penilaian yang bersifat alternatif, deskriptif dan menuntut guru untuk lebih banyak melakukan kegiatan observasi dan wawancara untuk melakukannya. Berbeda dengan penilaian mata pelajaran yang bersifat pencil and paper test. Penilaian perkembangan menjadi salah satu kegiatan yang memiliki peranan penting dalam kegiatan pendidikan anak usia dini. Kegiatan penilaian perkembangan anak merupakan usaha mengumpulkan dan menafsirkan berbagai informasi secara sistematis, berkala, berkelanjutan, menyeluruh tentang proses dan hasil dari pertumbuhan serta perkembangan yang telah dicapai oleh anak didik melalui kegiatan pembelajaran. Artinya penilaian perkembangan anak memberikan kontribusi kepada guru dalam mengidentifikasi selain perkembangan juga permasalahan yang dihadapi anak agar dapat dipertimbangkan keputusan yang tepat pada proses selanjutnya. Pada sisi yang lain, kegiatan penilaian perkembangan anak dapat dijadikan sebagai salah satu cara membantu pendidik dalam memantau proses, kemajuan, dan perbaikan pembelajaran anak secara berkesinambungan sehingga dapat memberikan umpan balik bagi pendidik dalam menyempurnakan proses dan produk pembelajaran. Penilaian perkembangan PAUD mencakup seluruh aspek perkembangan anak. Aspek yang dinilai pendidik mencakup semua program pengembangan yang ada dalam kompetensi dasar yakni kompetensi sikap religius, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan usia dan tahapan perkembangan anak. Menurut Lina et al., 2019 penilaian pada pembelajaran anak usia dinimelalui pengamatan dan interaksi anak dengan temannya sehingga guru dapat mengenali kemampuan yang dimiliki anak dan guru dapat pula mengetahui cara mengembangkan kemampuan yang dimiliki anak. Dengan demikian, kegiatan penilaian perkembangan anak usia dini merupakan kegiatan yang sangat penting dalam serangkaian program pembelajaran secara keseluruhan sehingga perlu ada panduan dalam bentuk buku yang komprehensif tapi praktis yang dapat dijadikan salah satu acuan bagi pendidik dalam menyelenggarakan kegiatan penilaian perkembangan anak sehingga dapat tercapai perkembangan anak secara optimal dan dapat membantu pendidik dalam mengatasi berbagai permasalahan anak dengan tepat dan bermakna Wahyudin & Agustin, 2011. Guru PAUD juga terkendala dalam memperoleh pedoman pembelajaran jarak jauh saat pandemi covid 19 yang berakibat kegiatan mengajar dirasakan tidak mencapai tujuan yang diharapkan secara optimal. Padahal pedoman pembelajaran merupakan rambu-rambu yang banyak membantu kegiatan pembelajaran apalagi di PAUD dimana kegiatan pembelajaran dituntut untuk lebih interaktif, kreatif, bermakna dan menyenangkan Agustin, 2018. Maka dalam pembelajaran di tengah pandemi corona sebaiknya guru banyak melibatkan orang tua dalam menyampaikan materi maupun penggunaan metode pembalajaran yang sesuai dengan perkembangan anak, sesuai dengan reserch Lewis et al., 2011, The five main teaching practices and strategies to engage parents are practicing parent Tipikal Kendala Guru PAUD dalam Mengajar pada Masa Pandemi Covid 19 dan Implikasinya DOI 342 Jurnal Obsesi Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, xx, xxxx outreach, establishing relationships with the parents, creating a positive classroom climate, teaching to involve parents, and making the community school connection, melibatkan orang tua dalam pembelajaran anak sehingga iklim kondusif dan pembelajaran bermakna dapat terwujud. Hasil penelitian terkait dengan kendala biaya dan penggunaan teknologi pada semua pernyataan menunjukkan prosentase yang tinggi pada kriteria sangat sering dan sering yaitu pada pernyataan kesulitan dalam menggunakan media untuk belajar secara online, keterbatasan biaya untuk membeli kuota internet, kesulitan untuk memiliki alat mengajar secara online HP dan atau Laptop, dan terkendala jaringan/akses internet. Padahal pembelajaran yang berkualitas tercermin dari kemungkinan anak didik dapat dengan mudah mengaskes bahan, media dan lingkungan belajar secara bebas yang melibatkan berbagai aspek perkembangan mereka, dalam konteks anak usia dini melibatkan perkembangan fisik motorik, kognitif, sosial, emosi, seni dan juga moral/agama. Penggunaan media pembelajaran berbasis teknologi pada beberapa kajian juga turut berkontribusi terhadap hasil belajar anak sehingga dapat disimpulkan bahwa teknologi informasi selain menjadi alat juga menjadi fasilitator efektivitas pembelajaran Ismaniati, 2013, Harun, 2015. Walaupun tidak dapat dipungkiri bahwa salah satu tuntutan pasca pandemi covid 19 kegiatan pembelajaran akan menekankan pada penerapan pembelajaran berbasis teknologi informasi sebagai bagian dari upaya melakukan penyesuaian dengan lingkungan belajar. Itu yang disebut sebagai masa distrupsi yang minimal menutut tigal hal kesiapan untuk melakukan penyesuaian, kesiapan untuk berubah dan kesiapan untuk berkompetisi Kasali, 2017, Warsita, 2018. Hasil penelitian menunjukkan realitas bahwa guru-guru PAUD turut terbebani secara finansial dengan kegiatan pembelajaran jarak jauh berbasis internet. Mereka juga tidak semuanya memiliki perangkat yang dapat membantu mempermudah pembelajaran jarak jauh seperti laptop dan HP. Kondisi itupun terjadi pada orang tua anak sehingga pembelajaran secara jarak jauh terkendala secara biaya dan penggunaan teknologi. Padahal seorang guru diharapkan memahami dan menfasilitasi aspek tugas perkembangan peserta didiknya baik secara kognitif, afektif, psikomotor, sosial, emosional, dan spiritualnya sehingga dapat menerapkan pembelajaran yang holistik dan efektif. Kendala ini perlu solusi yang segera, apalagi jika pemerintah benar-benar akan segera menerapkan kehidupan normal baru yaitu bentuk trasformasi kehidupan baru dengan perilaku baru pada saat pandemi masih mewabah sampai benar-benar ditemukan vaksin yang akurat untuk mengatasi covid 19. implikasinya dalam kegiatan pembelajaran di PAUD akan menuntut perlunya penyesuaian dalam berbagai hal termasuk prosedur-prosedur pembelajaran di PAUD perlu edukasi, simulasi dan pelatihan yang memerlukan pemahaman yang utuh, sama dan simultan supaya mendapatkan hasil yang optimal. Strategi pendidik anak usia dini era covid-19 yaitu pelibatan orang tua pada stimulasi perkembangan anak usia dini. Guru PAUD di sekolah melakukan dua tugas pokok sebagai guru yaitu perencana dan penilai hasil perkembangan anak usia dini sementara pendidik PAUD di rumah orang tua berfungsi sebagai pelaksana pembelajaran dengan memanfaatkan strategi diskusi percapakan/tanya jawab dan keteladanan Hewi & Asnawati, 2020. Pemerintah juga dituntut untuk memperhatikan kecemasan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran yang disampaikan dari rumah karena ini merupakan hal yang tidak biasa dan bahkan menjhadi hal yang luar biasa bagi guru di daerah untuk melakukan pengajaran dari urmah terhadap anak didiknya, Further studies should be conducted that focus on the effectiveness of social media for communication purposes amid the health crisis and an in-depth investigation should be made that examines the effects of the pandemic to the emotional and mental well-being of the Filipino teachers including the population of the student community Talidong & Toquero, 2020. Karena guru adalah garda terdepan dalam dunia pendidikan. Tipikal Kendala Guru PAUD dalam Mengajar pada Masa Pandemi Covid 19 dan Implikasinya DOI Jurnal Obsesi Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 51, 2021 343 SIMPULAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa kendala mengajar yang dialami guru PAUD pada masa pandemi covid 19 mencakup empat indikator yaitu indikator yaitu 1 indikator Kendala Komunikasi 2 indikator Kendala Metode Pembelajaran 3 indikator Kendala Materi dan 4 indikator Kendala Biaya & Penggunaan Teknologi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada semua indikator mengalami kendala mengajar dengan prosentatase yang tinggi pada kriteria sering dan kadang-kadang bahkan pada indikator Kendala Biaya & Penggunaan Teknologi prosentase yang tinggi berada pada kriteria sering dan sangat sering yaitu meliputi pada pernyataan kesulitan dalam menggunakan media untuk belajar secara online, keterbatasan biaya untuk membeli kuota internet, kesulitan untuk memiliki alat mengajar secara online HP dan atau Laptop, dan terkendala jaringan/akses internet. Pemerintah perlu menerapkan strategi yang akurat dan matang pada saat penerapan pembelajaran era normal baru dari mulai persiapan, pelaksanaan sampai dengan evaluasi jangan sampai anak-anak didik menjadi korban tahap berikutnya dari keganasan covid 19. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terimakasih kepada dewan editor dan redaksi Jurnal Obsesi yang telah berkenan untuk menerbitkan artikel ini. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada guru-guru PAUD/TK/RA yang telah bersedia menjadi responden dan membantu kelancaran penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Agustin, M. 2011. Permasalahan belajar dan inovasi pembelajaran. Bandung Refika Aditama. Agustin, M. 2018. Mengajar yang Menyenangkan dan Bermakna Bagi Anak. Bandung CV Edenia Ciptawira Mandiri. Agustin, M., Djoehaeni, H., & Dwi Puspita, R. 2020. Observational Analysis of Violence On Children and the Implications for Parenting Program Development. Pacific Early Childhood Education Research Association, 142, 195–214. Agustin, M., Setiyadi, R., & Puspita, R. D. 2020. Burnout Profile of Elementary School Teacher Education Students Estes Factors and Implication of Guidance and Counseling Services. PrimaryEdu - Journal of Primary Education, 41, 38. Apriyanti, H. 2017. Pemahaman Guru Pendidikan Anak Usia Dini Terhadap Perencanaan Pembelajaran Tematik. Jurnal Obsesi Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 12, 111. Armstrong, M. 2006. A handbook of human resource management practice. Kogan Page Publishers. Awang, H., & Daud, Z. 2015. Improving a Communication Skill Through the Learning Approach Towards the Environment of Engineering Classroom. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 195, 480–486. Creswell, J. W., & Creswell, J. D. 2017. Research design Qualitative, quantitative, and mixed methods approaches. Sage publications. Daulae, T. H. 2014. Menciptakan Pembelajaran yang Efektif. Forum Pedagogik, 0602, 134. Duta, N., Panisoara, G., & Panisoara, 2015. The Effective Communication in Teaching. Diagnostic Study Regarding the Academic Learning Motivation to Students. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 186, 1007–1012. Ernofalina, E. 2017. Culture Shocks Experienced by Indonesian Students Studying Overseas. International Journal of Educational Best Practices, 12, 87. Tipikal Kendala Guru PAUD dalam Mengajar pada Masa Pandemi Covid 19 dan Implikasinya DOI 344 Jurnal Obsesi Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, xx, xxxx Gore, J., Lloyd, A., Smith, M., Bowe, J., Ellis, H., & Lubans, D. 2017. Effects of professional development on the quality of teaching Results from a randomised controlled trial of Quality Teaching Rounds. Teaching and Teacher Education, 68, 99–113. Harun, I. 2015. Efektifitas Penggunaan Teknologi Informasi Dan Komunikasi Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. POTENSIA Jurnal Kependidikan Islam, 12, 175–190. Hewi, L., & Asnawati, L. 2020. Strategi Pendidik Anak Usia Dini Era Covid-19 dalam Menumbuhkan Kemampuan Berfikir Logis. Jurnal Obsesi Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 51, 158. Ismaniati, C. 2013. Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Peningkatan Kualitas Pembelajaran. 15. Kasali, R. 2017. Disruption" Tak ada yang tak bisa diubah sebelum dihadapi motvasi saja tidak cukup". Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2020. Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 35952/ 1–2. Khan, A., Khan, S., Zia-Ul-Islam, S., & Khan, M. 2017. Communication Skills of a Teacher and Its Role in the Development of the Students’ Academic Success. Journal of Education and Practice, 81, 18–21. Kurniati, E., Nur Alfaeni, D. K., & Andriani, F. 2020. Analisis Peran Orang Tua dalam Mendampingi Anak di Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Obsesi Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 51, 241. Lewis, L. L., Kim, Y. A., & Ashby Bey, J. 2011. Teaching practices and strategies to involve inner-city parents at home and in the school. Teaching and Teacher Education, 271, 221–234. Lina, L., Suryana, D., & Nurhafizah, N. 2019. Penerapan Model Evaluasi CIPP dalam Mengevaluasi Program Layanan PAUD Holistik Integratif. Jurnal Obsesi Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 32, 346. Maiza, Z., & Nurhafizah, N. 2019. Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan dalam Meningkatkan Profesionalisme Guru Pendidikan Anak Usia Dini. Jurnal Obsesi Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 32, 356. Nurihsan, A. J., & Agustin, M. 2011. Dinamika perkembangan anak dan remaja Tinjauan psikologi, pendidikan, dan bimbingan. Bandung Refika Aditama. Panjaitan, N. Q., Yetti, E., & Nurani, Y. 2020. Pengaruh Media Pembelajaran Digital Animasi dan Kepercayaan Diri terhadap Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Anak. Jurnal Obsesi Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 42, 588. Pramudiana, I. D., & Setyorini, T. D. 2019. Hubungan Antara Gegar Budaya Dengan Penyesuaian Sosial Siswa Papua di Magelang. PRAXIS, 12, 125. Pramudyani, A. V. R. 2020. The Effect of Parenting Styles for Children’s Behaviour on Using Gadget at Revolution Industry. Jurnal Obsesi Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 51, 51. Purwanto, A., Pramono, R., Asbari, M., Hyun, C. C., Wijayanti, L. M., Putri, R. S., & others. 2020. Studi Eksploratif Dampak Pandemi COVID-19 Terhadap Proses Pembelajaran Online di Sekolah Dasar. EduPsyCouns Journal of Education, Psychology and Counseling, 21, 1–12. Rohita, R. 2020. The Ability of Ece Teachers to Use ICT in The Industrial Revolution Jurnal Obsesi Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 42, 502. Ronkainen, R., Kuusisto, E., & Tirri, K. 2019. Growth mindset in teaching A case study of a Tipikal Kendala Guru PAUD dalam Mengajar pada Masa Pandemi Covid 19 dan Implikasinya DOI Jurnal Obsesi Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 51, 2021 345 Finnish elementary school teacher. International Journal of Learning, Teaching and Educational Research, 188, 141–154. Setyosari, P. 2017. Menciptakan Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas. JINOTEP Jurnal Inovasi Dan Teknologi Pembelajaran Kajian Dan Riset Dalam Teknologi Pembelajaran, 15, 20–30. Solehuddin, M. dkk. 2008. PembaharuanPendidikan TK. Cetakan Ke-5. Jakarta Universitas Terbuka. Talidong, K. J. B., & Toquero, C. M. D. 2020. Philippine Teachers’ Practices to Deal with Anxiety amid COVID-19. Journal of Loss and Trauma, 1–7. Wahyudin, U., & Agustin, M. 2011. Penilaian perkembangan anak usia dini. Bandung Refika Aditama. Warsita, B. 2018. Kecenderungan global dan regional dalam pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk pendidikan. Jurnal Teknodik, 1019, 069. Wisman, Y. 2017. Komunikasi Efektif Dalam Dunia Pendidikan. Jurnal Nomosleca, 32, 646–654. Yusuf, B. B. 2017. Konsep Dan Indikator Pembelajaran Efektif. Jurnal Kajian Pembelajaran Dan Keilmuan, Vol. 1, pp. 13–20. Retrieved from Zaharah, Z., & Kirilova, G. I. 2020. Impact of Corona Virus Outbreak Towards Teaching and Learning Activities in Indonesia. SALAM Jurnal Sosial Dan Budaya Syar-I, 73. ... Proses belajar mengajar tentunya menjadi terbatas, awalnya secara tatap muka menjadi secara daring. Hal ini menyebabkan para guru tidak bisa melakukan pembelajaran serta penilaian yang maksimal karena semua kegiatan pembelajaran yang dilakukan hanya melalui daring dalam jaringan Agustin, 2020;XTT et al., 2020;Yuhenita & Indiati, 2021. Belajar dirumah dapat difokuskan pada pendidikan kecakapan hidup antara lain mengenai pandemi Covid-19 Dewi, 2020;Wardani & Ayriza, 2020. ...... Hal ini sejalan dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang memiliki pengaruh besar dalam proses pengajaran dan pembelajaran di masa sekarang ini. Google Form dapat membantu guru ketika melaksanakan tes pembelajaran apalagi di saat pandemi yang semua dilakukan secara daring Agustin, 2020;Arifin & Sukmawidjaya, 2020. Google Form adalah salah satu produk dari banyaknya produk google. ...Ni Kadek Ayu SurianiAde Asih Susiari TantriPandemi covid-19 memberikan dampak pada bidang pendidikan yaitu pembelajaran menjadi daring. Google Form dapat membantu guru ketika melaksanakan tes pembelajaran apalagi di saat pandemi yang semua dilakukan secara daring. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pemanfaatan Google Form sebagai alat bantu untuk melaksanakan tes secara daring pada pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas VIII B SMP. Metode penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan menggunakan teori dari Sugiyono yang meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan pemanfaatan Google Form sebagai alat bantu untuk melaksanakan tes secara daring pada pembelajaran bahasa Indonesia di kelas VIII B SMP sudah baik. Pandangan siswa dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti juga mendapat respons yang positif dari sebagian besar siswa. Kendala yang dialami dari pemanfaatan Google Form sebagai alat bantu untuk menyebarkan tes secara daring pada pembelajaran bahasa Indonesia di kelas VIII B SMP dibagi menjadi dua yaitu kendala internal dan kendala eksternal.... Various problems also arise in online learning, including difficulty adapting to online learning, lack of student understanding, saturation occurs in online learning, and limited interaction between teachers and students, resulting in decreased student understanding of the material being studied. The results of the research show that teachers experience problems with communication, learning methods, materials, and the high costs of using technology Agustin et al., 2021. Most of students experience technical difficulties and difficulty adapting to online learning. ...Yayan Eryk Setiawan Surahmat SupangkenThe problem that arises from online learning is decreased learning outcomes or low ability in mathematics. This problem can be overcome by looking for various variables in online learning. Researchers suspect that this mathematical disposition influences basic mathematical abilities. Thus, the purpose of this study was to analyze the effect of mathematical disposition on basic mathematical abilities in online learning. This type of research is quantitative research with a comparative causal approach. The sample of this research is 65 prospective mathematics teacher students at the Islamic University of Malang. The research data is in the form of the results of filling out the mathematical disposition questionnaire and the results of working on basic math skills questions. The research instrument consisted of a questionnaire and questions. The questionnaire and questions used have met valid and reliable criteria. The data analysis technique used in this study is a simple correlation and regression analysis with the help of SPSS. The results showed that mathematical disposition self-confidence, creativity, persistence, curiosity, positive values, and respect had a positive effect on basic mathematical abilities by From the research results, it can be concluded that the metaphysical disposition variable is positively correlated with the mathematical basic ability variable. The results of the study also show that mathematical disposition has a positive effect on basic mathematical abilities during online learning. The important mathematical disposition components to pay attention to during online learning are creativity, persistence, curiosity, positive value, and respect for mathematics. These components are the benchmarks for the influence of mathematical disposition on basic mathematical abilities.... Keterampilan literasi digital yang dimiliki setiap guru tidak sama, sehingga mereka mengalami kesulitan untuk pembelajaran secara daring. Terbatasnya perangkat lunak yang dimiliki guru dan siswa untuk mendukung pembelajaran daring; dan terbatasnya koneksi internet dan ketersidaan paket, sehingga membutuhkan biaya yang besar Agustin, 2020;Nur et al., 2022;Robandi & Mudjiran, 2020. Salah satu yang terdampak dari pandemi Covid-19 dalam bidang pendidikan yakni SMP Negeri 1 Tabanan. ...Ida Ayu Putu Surya Hantari I Wayan RedhanaIda Bagus Jelantik SwastaPembelajaran daring dilaksanakan sebagai langkah tepat untuk dapat mencegah dan menekan penularan virus covid-19, sehingga peserta didik tidak akan ketinggalan pelajaran sebagaimana yang telah direncanakan dalam kurikulum selama satu tahun ajaran. Penelitian ini bertujuan untuk menganalis pembelajaran daring pada masa pandemi covid-19 oleh guru-guru IPA di sekolah menengah pertama. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Data penelitian diperoleh dengan teknik pengumpulan data yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Subjek penelitian ini adalah kepala sekolah, guru-guru ipa dan guru mata pelajaran lainnya. Teknik analisis data menggunakan reduksi data, penyajian data, verifikasi data dan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa yang dialami guru dalam penerapan kebijakan pemerintah tentang pembelajaran daring, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi yaitu meliputi penerapan pembelajaran daring yang dari kebijakan pemerintah menjadi tantangan bagi guru dalam proses pembelajaran dan dirasa kurang maksimal, platform-platform pendukung pembelajaran daring yang asing bagi guru-guru karena minimnya pengetahuan tentang teknologi, persiapan yang ekstra agar siswa tidak merasa bosan dan jenuh saat pelaksanaan pembelajaran daring, kouta, jaringan serta alat pendukung yang kurang, evaluasi yang dirasa kurang karena tidak bertatapan langsung membuat guru kesulitan dalam melakukan evaluasi. Adapun kendala-kendala yang dialami dapat menjadi tantangan bagi guru agar lebih meningkatkan lagi pelaksanaan pembelajaran daring serta pembelajaran yang kurang efektif perlu diperbaiki untuk pembelajaran selanjutnya.... Media merupakan saluran yang digunakan untuk menyampaikan informasi atau pesan kepada orang lain Astami, 2019;Fitria, 2018. Di dalam proses pembelajaran, media berfungsi sebagai pembawa pesan kepada anak Agustin, 2020;Elya et al., 2019. Salah satu media pembelajaran yang dapat meningkatkan pemahaman seksual pada anak usia dini adalah media pembelajaran buku cerita bergambar. ...Ni Made Risa Arsani ArsaPutu Rahayu UjiantiI Gede AstawanAbstrak Rendahanya pemahaman tentang pendidikan seksual bagi anak usia dini, orang tua semata, lingkungan teman, sekolah, professional, pemerintah, dan komunitas sekitar juga berperan dalam perkembangan pemahaman anak akan organ maupun perilaku seksual. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan media buku cerita bergambar pemahaman seksual yang layak digunakan sebagai media pembelajaran pada anak kelompok B Taman Kanak-Kanak. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan model ADDIE. Metode pengumpulan data yang digunakan berupa angket validasi ahli materi dan ahli media. Uji validitas ahli materi dilakukan dengan 1 orang ahli materi dan 1 orang dosen ahli media yang memiliki keahlian di bidangnya. Metode analisis data yang digunakan yaitu teknik analisis deskriptif kuantitatif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa media buku cerita bergambar yang dikembangkan layak digunakan. Hasil validasi ahli materi masuk ke dalam kategori layak dengan jumlah rata-rata keseluruhan 4. Hasil validasi ahli media masuk ke dalam kategori sangat layak dengan jumlah rata-rata keseluruhan 4,63. Maka, buku cerita bergambar layak digunakan sebagai media pembelajaran untuk membantu meningkatkan pemahaman seksual pada anak kelompok B Taman Kanak-Kanak.... Di masa pembelajaran daring yang dialami oleh siswa selama wabah Covid 19, komunikasi antara guru dan siswa agak mengalami kendala. Pembelajaran daring merupakan sistem pembelajaran yang mampu memunculkan berbagai jenis interaksi dalam pembelajaran dengan menggunakan jaringan internet dengan aksebilitas, fleksibilitas, dan konektivitas Agustin, 2020;Hafida, 2020;Sadikin & Hamidah, 2020. Pembelajaran daring yang dilakukan dengan koneksi internet dan bantuan website harus dilakukan secara interaktif agar menciptakan hubungan timbal balik antara guru dan siswa selama pembelajaran Kristiawan et al., 2021;Syarifudin, 2020. ...Meitri RatanaLaurens KalugeTerdapat fenomena kedisiplinan belajar siswa SMP yang diketahui bahwa tingkat kedisiplinan belajar siswa tergolong rendah dan belum semua siswa memiliki sikap disiplin belajar yang baik. Kedisiplinan belajar memungkinkan dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor yang memungkinkan untuk mempunyai pengaruh besar adalah peran guru. Adanya peran guru diharapkan mampu untuk mendorong sikap siswa untuk mempunyai kedisiplinan belajar yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kedisiplinan belajar dan peran guru terhadap prestasi belajar matematika dari siswa SMP. Sampel penelitian diambil dengan menggunakan teknik simple random sampling sebanyak 120 siswa. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Data dikumpulkan melalui kuesioner, kemudian dianalisis menggunakan statistik deskriptif dan pembuktian hipotesis melalui analisis inferensial regresi ganda termasuk R2, uji t, dan F rasio. Hasil penelitian ditemukan ada pengaruh kedisiplinan belajar sebesar dimana lainnya dipengaruhi oleh faktor yang lain, tetapi tidak ada pengaruh peran guru, juga tidak ada pengaruh interaksi kedisiplinan belajar dan peran guru secara simultan terhadap prestasi belajar matematika. Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan refernsi bagi guru agar dapat memperhatikan metode pembelajaran yang tepat untuk mendukung prestasi belajar PurwaningsihM. Safwan MabrurThe aims of this study is to describe that the development of the era which is increasing in this digital era requires parents to pay more attention to the development of their children's personality, especially in the field of education, both formal education and non-formal education from the family, in terms of increasing children's literacy or interest in reading. to books both school lessons and books about knowledge. Introducing children to books even when they are toddlers by reading them is one way for children to love and enjoy reading books. The reality these days is that many children grow and develop b ut don't like reading books. In increasing interest in reading, the active role of parents and the school is required because interest in reading does not grow by itself among children, but must continue to be nurtured and encouraged from the surrounding environment. Some areas have reading rooms to increase people's interest in reading. The purpose of writing this journal is to find out the importance of education through increasing interest in reading in children since they were toddlers so that children love books more and enjoy reading, so that their knowledge increases. The type of research used and carried out in this journal is a descriptive qualitative method. Data collection was carried out through a study of increasing interest in reading in gra de 4 students of the MI school by establishing a reading corner and making it a habit to read books and then summarizing them every 15 minutes every day. Data collection in this journal is taken from various sources both books and scientific data in the form of manuscripts as evidenced by the inclusion of a bibliography. The result of the literature study is that there is a strong correlation between the level of interest in reading from the role of school and parents in IrnaHidjanah HidjanahKondisi pandemic covid-19 telah memaksa guru untuk mengubah moda pembelajaran yang awalnya offline tatap muka menjadi pembelajaran online 10 % atau semi online 69,7%. Namun pembelajaran dengan moda online menemui beberapa kendala seperti permasalahan sinyal 89%, ketiadaan kuota 50%, kesulitan menggunakan smart phone gagap teknologi 45,9%. Dalam melaksanakan pembelajaran dengan moda daring, sebagian besar guru mengalami kesulitan dalam pelaksanaan tugas pembelajaran, yaitu 42% guru mengalami kesulitan dalam perencanaan pembelajaran, 63% kesulitan dalam melakukan penilaian dan 88,5% kesulitan dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Namun dalam penggunaan IT terdapat kemajuan, dimana dalam kondisi pandemic ternyata terjadi peningkatan guru yang ikut pelatihan IT sebesar 8%. Hal ini diharapkan akan terus meningkat sehingga kemampuan guru menggunakan IT semakin baik dan mendorong terjadinya transformasi dalam bidang pengajaran terutama dari sisi optimalisasi penggunaan IT untuk menunjang kinerja study aims to determine the academic fraud students committed to doing assignments during the Covid-19 pandemic. This study used a descriptive method with a quantitative approach. Data collection was done by randomly distributing Google Forms to high school students in West Java Province. There were about 540 samples that were successfully captured in this study. The data analysis technique was carried out employing descriptive statistics. The results showed that as many as of students stated that they committed academic fraud in doing the assignments given to them by the teacher. The fraud was done by copying and pasting a friend's assignment from the internet and doing things without obligation. It was done because there was no particular action from the teacher against cheating students. Particular policies need to be made by schools; namely, the teacher instills the values of Honesty and other anti-corruption values in the learning process. Besides that, the use of technology is to determine whether there is an element of plagiarism in student assignments. Parents at home also need to instill anti-corruption values in their children from an early age so that they are familiar with these Rinaldy SaputraLatar belakang dilakukannya penelitian adalah untuk mendalami permasalahan permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran selama pandemi Covid-19 dengan tujuan untuk mengetahui 1 bagaimana implementasi pembelajaran pada masa pandemi Covid-19, dan 2 apa saja hambatan dalam pelaksanaan pembelajaran pada masa pandemi Covid-19. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif dengan melakukan kajian terhadap penelitian terdahulu. Data yang dianalisis dalam penelitian diperoleh melalui halaman Google Scholar dengan kata kunci “Covid-19 dan pendidikan”. Penelusuran pada halaman google scholar merujuk pada 6 jurnal yang memenuhi kriteria penelitian. Berdasarkan hasil analisis data penelitian dapat disimpulkan beberapa hal diantaranya 1 pembelajaran daring merupakan upaya terbaik yang dapat dilakukan dalam rangka memutus mata rantai penyebaran virus Covid-19 khususnya dibidang pendidikan, 2 Pembelajaran daring dapat dilakukan dengan menggunakan beragam aplikasi berbasis internet seperti WhatsApp Group, Zoom Cloud Meeting, Google Classroom, Google Form, Quipper, e-mail dan lain sebagainya, 3 kendala yang dihadapi dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran daring diantaranya masih minimnya sarana dan prasarana penunjang, layanan internet yang tidak stabil, membutuhkan kuota yang cukup besar, belum meratanya sumberdaya manusaia yang menguasai tekhnologi dengan baik, komunikasi dalam proses pembelajaran tidak berjalan dengan baik, terbatasnya metode pembelajaran yang diterapkan dalam kegiatan belajar, serta minimnya pengawasan terhadap perkembangan peserta KurniatiDina Kusumanita Nur AlfaeniFitri AndrianiArtikel ini bertujuan untuk mengetahui peran apa saja yang dirasakan orang tua selama mendampingi anak di masa pandemi Covid-19. Metode yang digunakan studi kasus melalui wawancara dengan analisis tematik pada 3 Ayah dan 6 Ibu. Hasil menunjukkan bahwa secara umum peran yang muncul adalah sebagai pembimbing, pendidik, penjaga, pengembang dan pengawas. Secara khusus peran yang muncul yaitu menjaga dan memastikan anak untuk menerapkan hidup bersih dan sehat, mendampingi anak dalam mengerjakan tugas sekolah, melakukan kegiatan bersama selama di rumah, menciptakan lingkungan yang nyaman untuk anak, menjalin komunikasi yang intens dengan anak, bermain bersama anak, menjadi role model bagi anak, memberikan pengawasan pada anggota keluarga, menafkahi dan memenuhi kebutuhan keluarga, dan membimbing dan memotivasi anak, memberikan edukasi, memelihara nilai keagamaan, melakukan variasi dan inovasi kegiatan di rumah. Diperlukan panduan bagi orang tua dalam membantu mendampingi kegiatan anak yang berbasis pada kebutuhan anak selama pandemi dan HewiLinda AsnawatiPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan strategi pendidik anak usia dini dalam melaksanakan tugas-tugasnya pada masa pandemi coronavirus disease atau covid-19. Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus untuk memperoleh pemahaman tentang strategi pendidik anak usia dini dalam mengembangkan kemampuan berfikir logis pada anak. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan dokumentasi. Data yang dikumpulkan selanjutnya dianalisis dengan menggunakan interaktif model dengan langkah-langkah analisis data yaitu reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan dan verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertama, ada perubahan strategi pelaksanaan tugas guru PAUD yaitu sebagai perencana dan penilaian hasil pembelajaran sedangkan untuk tugas pelaksana pembelajaran guru PAUD dibantu oleh pendidik di rumah orang tua peserta didik; kedua, strategi pendidik PAUD di rumah dalam mengembangkan kemampuan berfikir logis anak yaitu anak diajak untuk memahami mengapa sekolah di rumah, mengapa keluar rumah harus menggunakan masker, kenapa tidak bisa bermain di luar rumah menggunakan metode dialog percapakan /diskusi dan keteladanan. Rohita RohitaThis research is conducted with the aim to determine the ability of early childhood education teachers to use ICT in the industrial revolution The qualitative method is used with data collection techniques in the form of surveys and data analysis using descriptive statistics. The subjects of the study were 26 early childhood education teachers in South Jakarta and Tangerang city. The results showed that early childhood education teachers are able to utilize information and communication technology for the sake of organizing educational development activities quite well. ICTs are used to find references, examples of learning media, look for examples of activities according to themes and sub themes, as well as preparing learning plans and assessments. Improvements need to be made in an effort to operate the computer to be better because there are still teachers who are awkward in interacting with computers because the ability to operate computers is not optimal and the lack of availability of computers in adequate Qomariah PanjaitanElindra YettiYuliani NuraniPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh media pembelajaran digital animasi dan kepercayaan diri terhadap hasil belajar Pendidikan Agama Islam. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas 2 SD di kota Medan dengan sampel 32 anak dalam kelompok eksperimen dan 32 anak dalam kelompok kontrol. Sampel diambil dengan teknik cluster sampling. Data dikumpulkan melalui tes yang telah divalidasi. Teknik analisis data menggunakan uji varians ANAVA dua jalur serta pengujian tukey. Sebelum uji hipotesis dilakukan terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas. Hasil analisis data menunjukkan bahwa terdapat interaksi media pembelajaran digital dan kepercayaan diri terhadap hasil belajar Pendidikan Agama Islam dengan hasil analisis varians nilai F hitung = 4,97 > F tabel = 3,99 pada taraf signifikan = 0, closures, home quarantine, and social distancing implemented worldwide can cause a sudden anxiety even among teachers. A designed online survey collected data from Filipino teachers’ practices on how they deal with anxiety due to the COVID-19 outbreak. The practices include information seeking, preventive measures, and other coping mechanisms to deal with anxiety during the quarantine period. Results revealed that teachers practice virtual learning, communicate with the professional community, adhere to quarantine requirements, and find purposeful activities to deal with anxiety due to the suspension of national school-related activities in the country brought by the pandemic. Avanti Vera Risti PramudyaniThis study aims to know of understanding of authoritative parenting style and affected the children behaviour while using a gadget. This is qualitative with data collection from an interview, observation, and document. Analysis of the data used by Miles and Huberman. The subject is parent’s and their children lived at Yogyakarta. This result is the parents with authoritative parenting can classify, analyze, comparing, and evaluate their parenting style. With those understanding gives the effect on children when the children used gadget at home such as show discipline and follow the parent's rules; the children have critical thinking and independent using the gadget. Even though authoritative parenting identical with gives freedom, they have to give limit time for children to use a gadget, 6 - 7 hours in a week. Another recommendation does not give the children a gadget even though a gadget is one of the basic need for Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi mendapatkan informasi kendala proses belajar mengajar secara online di rumah akibat dari adanya pandemic COVID-19. Penelitian menggunakan metode studi kasus eksplorasi dan pendekatan penelitiannya menggunakan metode studi kasus kualitatif yang digunakan untuk mendapatkan informasi kendala dan akibat dari pandemicCOVID-19 terhadap kegiatan proses belajar mengajar di sekolah penelitian ini, responden sebanyak 6 orang guru dan orang tua murid di sebuah sekolah dasar di Tangerang. Untuk tujuan kerahasiaan, responden diberi inisial R1, R2, R3, R4, R5 dan R6. Wawancara semi-terstruktur dilakukan dan daftar pertanyaan disusun untuk wawancara dikembangkan berdasarkan literatur terkait. Responden untuk penelitian ini adalah para guru dan orang tua murid di sebuah sekolah dasar di Tangerang. Hasil dari penelitian ini yaitu terdapat beberapa kendala yang dialami oleh murid, guru dan orang tua dalam kegiatan belajar mengajar online yaitu penguasaan teknologi masih kurang, penambahan biaya kuota internet, adanya pekerjan tambahan bagi orang tua dalam mendampingi anak belajar, komunikasi dan sosialisasi antar siswa, guru dan orang tua menjadi berkurang dan Jam kerja yang menjadi tidak terbatas bagi guru karena harus berkomunikasi dan berkoordinasi dengan orang tua, guru lain, dan kepala sekolah. PENDAHULUAN Pandemi COVID-19 adalah krisis kesehatan yang pertama dan terutama di dunia. Banyak negara memutuskan untuk menutup sekolah, perguruan tinggi dan universitas. Perserikatan Bangsa-Bangsa PBB menjadi gusar dengan adanya fakta tersebut. Organisasi Internasional yang bermarkas di New York, AS, itu menangkap bahwa pendidikan menjadi salah satu sektor yang begitu terdampak oleh virus corona. Parahnya lagi, hal itu terjadi dalamInosensia Dini PramudianaTheresia Dewi SetyoriniThe efforts to improve the quality of education in Papua is done through education scholarship program, and one of them is by sending senior high school students in Papua to other regions for education. The movement of the students to other regions forces them to do social adjustments. In this situation, each individual often experiences shocks to the new cultures culture shock. This research was conducted to empirically test the relationship of culture shock with social adjustment of Papuan students in Magelang. The hypothesis in this study is that there is a negative relationship between culture shock and the social adjustment of Papuan students who migrated to Magelang. The higher the culture shock is experienced, the lower the social adjustment ability is, and vice versa. The results of this study indicate that the proposed hypothesis is proved, that the culture shock is negatively correlated and very significant to social adjustment. The analysis between the culture shocks and social adjustments shows a strong relationship between the four aspects stress reaction, cognitive fatigue, role shock, and personal shock in culture shock with social adjustment. Among those four aspects, role shock aspect has the highest correlation coefficient. This shows that this aspect is the most closely related to the social adjustment of Papuan students in Magelang, and the least related is the stress reaction. Keywords culture shock, social adjustment, Papuan students Abstrak Papua merupakan salah satu provinsi terkaya di Indonesia namun kualitas sumber daya di Papua masih rendah, tercatat Indeks Pembangunan Manusia di Papua tahun 2016 sebesar 57,25. Upaya untuk meningkatkan kulitas pendidikan di Papua dilakukan melalui program besiswa pendidikan, salah satunya dengan mengirim siswa SMA Papua keluar daerahnya untuk menempuh pendidikan. Pada masa ini siswa harus melakukan penyesuaian sosial. Penyesuaian sosial adalah kemampuan individu untuk berinteraksi secara sehat terhadap situasi sosial yang ada, sehingga mencapai kehidupan sosil yang menyenangkan. Dalam situasi ini, individu dapat mengalami kekagetan terhdap budaya yang baru gegar budaya. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji secara empiric hubungan gegar budaya dengan penyesuaian sosial siswa Papua di Magelang. Hipotesis dari penelitian ini adalah ada hubungan negatif antara gegar budaya dengan penyesuaian sosial. Semakin tinggi gegar budaya, semakin rendah penyesuaian sosial, dan sebaliknya. Subyek dari penelitian ini adalah siswa Papua kelas XII dan XII di Magelang. Analisa data yang digunakan adalah uji korelasi Product Moment dengan menggunakan program SPSS Statistical Packages for Social Sciences seri Analisa data menunjukan nilai r = -0,548 dan p = 0,000 pBistari BistariAbstrak Untuk mengkaji keefektifan suatu fokus pembelajaran yang umum dilakukan yakni berupa uji statistik seperti uji beda dengan melihat signifikansi efektifitasnya. Namun demikian, dapat juga dilakukan dengan memperhatikan kualitas pembelajaran yang dilakukan. Suatu penerapan pembelajaran yang memfokuskan pada model, metode, pendekatan, strategi, trik, teknik dan media, dapat dilakukan suatu kajian tentang keefektifan penggunaan salah satu bentuk pengkondisian pembelajaran tersebut. Ada lima indikator pembelajaran efektif, yaitu 1 pengelolaan pelaksanaan pembelajaran, 2 proses komunikatif, 3 respon peserta didik; 4 aktifitas belajar, 5 hasil belajar. Untuk kelima indikator pembelajaran efektif saling terkait dan saling mendukung. Pembelajaran dikatakan efektif bila semua indikator dimaksud mencapai kategori minimal kunci Konsep, Indikator, Pembelajaran EfektifMubiar AgustinHeny Djoehaeni Ryan Dwi PuspitaThis study was aimed at analyzing the typical violence on children, the causes and effects on early childhood development and their implications for parenting program development. This research applied case study methods. This research took place in three ECE Early Childhood Education institutions in Bandung Regency, West Bandung Regency and Bandung City. The participants were seven parents from ECE who sent their children to the ECE institutions. Data were collected through observation, interviews with teachers and managers of early childhood education units. The results showed that the behavior of violence perpetrated by parents to children generally fell into two categories, namely acts of physical violence and verbal violence. In several cases another form of violence happened in the form of neglect. The factors underlying such violence to occur were parental low economic factors, single parent status, lack of knowledge and comprehension about child growth, unstable emotions, and misunderstanding the manner of strict and act of violence. To are the the implement at device solution, some recommendations on parenting program were proposed. The program should take into consideration parental need to understand their children need. Several stages should be conducted and they involve identifying needs, preparing relevant material and implementing the program by involving various stakeholders who are competent in the relevant fields. © 2020, Pacific Early Childhood Education Research Association.

Pribadiunggul yang efektif Adalah Guru Cerdas Berakhlak Mulia Dan Guru untuk anak-anak yang memiliki masa depan Guru biasa adalah yang mampu membagi pengetahuan kepada anak didiknya Guru baik yang mampu menjelaskan Dan yang mampu Kekeliruan ini juga terjadi pada sebagian besar para guru. Modul PLPG_PAUD/TK_Unimed 2013. Hal 58 Mereka
“Lima tahun pertama akan sangat menentukan perkembangan 80 tahun ke depan,” filantropis dan jutawan Bill Gates, pernah berkata, terkait pentingnya pendidikan anak usia dini PAUD. Pendidikan anak usia dini kerap disebut dalam Strategi Pendidikan 2020 Bank Dunia, yang memaparkan agenda 10 tahun ke depan di bidang pendidikan, dengan tujuan “Pembelajaraan untuk Semua”. Dengan moto “investasi awal, investasi yang pintar dan investasi untuk semua,” strategi ini mengatakan bahwa investasi pendidikan anak usia dini akan menopang pembangunan dan pertumbuhan sebuah negara, terutama untuk negara perkenomian berkembang seperti Indonesia. Namun, ada beberapa masalah terkait pendidikan anak usia dini, seperti yang sudah saya pelajari dalam kunjungan saya ke lebih dari 50 kabupaten di seluruh Indonesia. Baru-baru ini saya mengunjungi sebuah desa terpencil di Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat dan di sana saya melihat anak usia empat tahun yang ditekan untuk belajar mengeja. Para guru juga terlihat pasrah ketika anak murid lebih tertarik bermain dengan teman temannya. Para guru bertanya kepada saya,”Bagaimana saya bisa menarik perhatian anak murid?” atau “Bagaimana membuat anak murid tertarik untuk belajar materi yang diberikan?” Bahkan, beberapa guru mengatakan bahwa mereka telah ditekan oleh orangtua murid untuk mengajari anak-anak mereka membaca dan matematika. Padahal materi tersebut merupakan kurikulum untuk anak kelas satu Sekolah Dasar. Para guru tidak sadar bahwa “bermain” dapat merangsang pertumbuhan anak baik dari segi fisik, sosio-emosional dan kognitif. Para guru tidak tahu bagaimana mengaplikasikan kearifan lokal seperti dongeng rakyat ke aktivitas pelajar dan mereka kurang punya keahlian untuk menciptakan lingkungan bermain yang dapat momotivasi kreativitas anak didik. Para guru juga tidak bisa membangun komunikasi yang baik dengan orangtua murid. Bagi anak usia dini umur 0 hingga 6 tahun, proses pembelajaran seharusnya menjadi sesuatu yang menyenangkan dan tugas guru adalah untuk memandu proses tersebut. Untuk memperkuat kemampuan tenaga pengajar di pedesaan, baru-baru ini pemerintah Indonesia meluncurkan sebuah program yang bertujuan untuk mengatasi tantangan pendidikan anak usia dini. Dengan dukungan pendanaan oleh Pemerintah Australia DFAT, pemerintah meluncurkan program Generasi Cerdas Desa, yang juga didukung oleh Bank Dunia. Dengan dukungan hibah sebesar USD 5,4 juta dari DFAT, lebih dari 15 ribu guru PAUD dan guru-guru komunitas di 25 kabupaten, akan dapat mengakses program nasional untuk memperkuat kemampuan mengajar mereka. Guru-guru di pedesaan bisa mendaftar ke program pelatihan di tingkat kabupaten selama sampai satu tahun, tergantung sumber daya di desanya masing masing. Pelatihan ini sangat penting karena banyak guru anak usia dini – terutama di daerah pedesaan – yang tidak dibekali pengetahuan pendidikan anak usia dini. Menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, lebih dari 20 ribu desa – atau sekitar 30 persen desa di Indonesia – tidak punya akses ke fasilitas pendidikan anak usia dini. Ada kebutuhan mendesak untuk melatih guru agar berinteraksi dengan anak didik dalam kegiatan sehari-hari yang penuh makna. Kita sudah tidak bisa menunggu lagi. Program Generasi Cerdas Desa tidak dibangun dari nol, melainkan dari program yang sudah ada. Program terpadu ini merupakan gabungan tiga program pemerintah, yaitu program Generasi Sehat Cerdas di bawah Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi; program Pendidikan Anak Usia Dini PAUD; dan program peningkatan mutu guru dan tenaga kependidikan di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Para guru akan menjalani pelatihan ketat dalam empat tahap. Pertama, mereka harus mengikuti program diklat dasar selama 48 jam, yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Kedua, mereka melakukan tugas mandiri selama 200 jam di desa masing-masing. Ketiga, mereka akan menerima dukungan untuk bisa menghadiri forum guru PAUD di ibukota kabupaten, dan setelah itu setiap guru akan dikunjungi oleh pelatih dan menerima masukan terkait kinerja mereka. Saya senang melihat perhatian yang telah diberikan oleh pemerintah Indonesia kepada pendidikan anak usia dini. Menurut penelitian kami, anak-anak yang menerima pendidikan usia dini yang prima cenderung lebih sukses nantinya, dan akan menjadi lebih kompeten secara social dan emosional. Dengan program ini, pemerintah telah melakukan investasi berkala terhadap tenaga kerja masa depan kita. Investasi ini akan membantu Indonesia menjadi pusat ekoknomi berbasis pengetahuan dan pelayanan, yang dapat bersaing di tingkat dunia. Tidak semua dari kita bisa hidup melewati umur 80 tahun. Namun, seperti yang telah disiratkan oleh Bapak Gates, tingkat intelektual dan kreativitas dunia di masa depan tergantung oleh bagaimana kita mendukung pendidikan usia dini sekarang ini.
mengandungbahaya besar bagi masa depan anak bangsa, karena mereka akan diasuh oleh orang-orang yang tidak berkompeten sama sekali sesuai dengan kualifikasi akademik yang dibutuhkan oleh seorang guru PAUD. guru PAUD di luar Indonesia jauh lebih “bermartabat” dari guru yang lain. 3. Kesenjangan Hak dan Kewajiban Guru PAUD ilustrasi Oleh Waode Eti Hardiyanti, dan mahasiswa Kelas 3B Jurusan PGPAUD UNG Sejak muncul kepermukaan, Rancangan Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional atau RUU Sisdiknas amat mencuri perhatian publik. RUU Sisdiknas dibentuk oleh pemerintah, yaitu Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam rangka mengintegrasikan, memperbaiki dan menyempurnakan beberapa aturan yang saat ini berlaku. RUU Sisdiknas yang diberikan oleh pemerintah kepada masyarakat agar dapat memberikan saran, masukan atau suatu pertanyaan yang dapat diakses melalui laman Sisdiknas Kemendikbudristek. Selain itu, RUU Sisdiknas memiliki prinsip-prinsip merdeka belajar yang akan menekankan kualitas belajar mengajar serta memperluas ruang inovasi dalam sistem pendidikan serta RUU Sisdiknas ini menjadi hadiah para guru diseluruh Indonesia. Pro dan kontra terus bermunculan dengan ragamnya masing-masing. Banyak pasal yang menuai kontroversi yang pada akhirnya menuai banyak kritikan dari berbagai kalangan terkhusus pada tenaga pendidik guru yang pada dasarnya menjadi garda terdepan di bidang kependidikan. Pada bulan September 2022, draf RUU Sisdiknas yang diajukan ke DPR ditolak. Untuk itu, perlu dilakukan telaah draf RUU Sisdiknas dan bagaimana ini berdampak kepada guru khususnya guru Pendidikan Anak Usia Dini PAUD. Dimulai pada kondisi peraturan mengenai PAUD, dimana ada beberapa pihak yang memilih setuju dan kurang setuju terhadap perubahan yang diusulkan yang mana pada usulan tersebut dijelaskan bahwa sebaiknya PAUD dapat berdiri sendiri dengan kurikulum dan penyelenggaraan yang tertata rapi, baik, dan jelas. Pada jenjang PAUD sendiri sudah harus ditentukan dengan sebaik-baiknya jalur, jenis dan jenjang pendidikan pendidikan sehingga dapat membantu guru dalam mendidik karakter anak. Kemudian membantu anak mengembangkan potensi untuk menambah ilmu. Kewajiban yang harus dilakukan guru PAUD tentu perlu ditunjang dengan pemenuhan hak. Dalam RUU SISDIKNAS yang mengatur hak, kesejahteraan, serta status profesi, yang dalam beberapa poin membawa angin segar bagi pendidik PAUD. Pertama, jenjang pendidikan dasar memasukkan kelas prasekolah sehingga guru PAUD akan mendapat perhatian lebih baik hak dan kewajibannya. Kedua, cakupan tunjangan profesi guru dapat lebih meluas sehingga dapat diberikan kepada banyak guru termasuk guru PAUD, yang berada di wilayah terpencil dengan gaji yang minim. Ketiga, guru swasta dan negeri akan memperoleh pendapatan yang tidak jauh berbeda, sehingga mereka dapat menjunjung profesionalitas dalam bekerja. Namun, dalam draf RUU Sisdiknak juga tidak terlepas dari kontroversi, misalnya kata-kata SD, SMP, SMA dan Madrasah dihilangkan menjadi istilah pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan keagamaan. Kemudian, calon guru diwajibkan untuk lulus pendidikan profesi guru atau PPG. Akan tetapi, bagi guru yang sudah mengajar saat Undang-Undang ini terbit tetapi belum mengikuti atau lulus PPG, tetap bisa mengajar. Terlepas dari pro dan kontra yang terdapat dalam draf RUU SISDIKNAS, pemerintah harus terus meningkatkan Sistem Pendidikan di Indonesia, salah satunya menyempurnakan RUU ini agar dapat disahkan. Sebagai calon guru PAUD, kami berharap semoga dengan adanya RUU SISDIKNAS dapat memperkuat peran guru PAUD dalam mewujudkan pendidikan yang maju dan menyeluruh bagi seluruh anak Indonesia. Selain itu, pendidikan pra-sekolah harus mendapatkan pengakuan yang tegas dan menjadi prioritas dengan dimasukkan sebagai bagian dari pendidikan dasar yang juga wajib belajar. Sehingga, peran dari Guru PAUD dapat maksimal dalam membentuk karakter masa depan bangsa.* TNIAU. De ngan ditutupnya Kurikulum Pendidikan Taman Kanak-kanak tahun ajaran 2018/2019, diadakan kegiatan pelepasan dan perpisahan anak-anak didik Paud Terpadu Angkasa I Lanud Sjamsudin Noor bertempat di Gedung Bina Angkasa Lanud Sjamsudin Noor, Rabu (26/6).. Hadir pada acara pelepasan dan perpisahan anak-anak Paud Terpadu Angkasa Jakarta, 14 Juni, 2012 - Sekitar 20-an anak usia 4-5 tahun bernyanyi dengan antusias di depan sebuah bangunan kecil berwarna-warni. Keriangan ini tertangkap pula di wajah para orangtua yang mengantar mereka. Demikian suasana di pendidikan anak usia dini PAUD Mekar Melati, Sukabumi. Anak-anak PAUD Mekar Melati beruntung karena telah mendapatkan layanan penting yang amenentukan masa depan mereka kelak. Lewat stimulasi yang tepat, seperti bermain dan bernyanyi, kemampuan berpikir, motorik, dan sosialisasi anak menjadi lebih berkembang. Menurut pengamatan Henhen, seorang fasilitator, guru-guru SD mulai menyadari perbedaan yang dibawa oleh PAUD. PAUD sekarang juga mulai berkoordinasi dengan Posyandu, agar anak dan orangtuanya dilayani oleh kader, petugas kesehatan dan bidan. “Dengan adanya layanan PAUD yang terintegrasi dengan posyandu, kasus gizi buruk telah menurun, “ ujar Ujam, Kepala Dinas Kesehatan Sukabumi. Di Indonesia, ragam layanan PAUD meliputi Tempat Penitipan Anak, Kelompok Belajar, Pos PAUD yang terintegrasi dengan Posyandu, Bina Keluarga Balita, Taman Pendidikan Quran, hingga Taman Kanak-Kanak/Raudhatul Athfal dan dirancang sesuai dengan usia dan tahap perkembangan anak. Saat ini sebagian besar layanan PAUD masih berdiri sendiri-sendiri. Misalnya, TK atau Kelompok Bermain belum terintegrasi dengan program BKB dan Posyandu. Pada acara Dialog PAUD Nasional bulan Januari 2012 lalu, pemerintah sepakat mengembangkan sebuah sistem layanan PAUD nasional yang terpadu. Menurut pakar dan praktisi nasional PAUD, Professor Anna Alisjahbana yang merintis Taman Posyandu sejak tahun 2000, “Konsep Posyandu bertujuan untuk mengurangi kesenjangan perkembangan anak dalam hal kesehatan dan psikososial. Ke depannya diharapkan pemenuhan kebutuhan tumbuh kembang anak 0-6 tahun akan diperoleh di satu tempat, atau di beberapa lokasi namun terintegrasi.” Dengan pola integratif ini, Direktorat Pembinaan PAUD Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, yang dibentuk sejak tahun 2001, menargetkan 75 persen anak usia dini akan terlayani pada tahun 2015. Persoalan Akses, Kualitas dan Persepsi Masyarakat Pemerintah terus mengupayakan layanan PAUD yang terjangkau dan berkualitas terutama bagi anak-anak dari keluarga tidak mampu. Saat ini, dari 32,4 juta anak Indonesia usia 0-6 tahun, masih kurang dari setengahnya terlayani. Sedangkan dari yang belum terlayani, sebagian besar berasal dari kelompok usia di bawah 3 tahun dan tersebar di daerah pedesaan. Tantangan pemerintah ke depan adalah bagaimana memastikan kelompok ini pun terlayani. Blue Print Rancangan Besar Program PAUD hingga 2025 yang di rilis oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2011, menyebutkan rendahnya kualitas dan kompetensi tenaga pendidik PAUD. Lebih dari 60% tenaga pendidik PAUD di Indonesia masih berijasah SMA atau dibawah D2. Untuk mengatasi hal ini pemerintah secara bertahap merencanakan peningkatan mutu pendidik PAUD melalui berbagai program beasiswa pendidikan, pelatihan dan pemagangan – yang membutuhkan dana tidak sedikit. Selain itu, banyak yang belum memahami pentingnya PAUD. Sebagian menganggap PAUD sebagai tempat bermain dan bernyanyi saja, sementara orangtua biasanya ingin anaknya pintar dengan cara cepat, misalnya mampu menghitung, membaca dan menulis sehingga lulus ujian masuk SD. Orangtua baru mendaftarkan anaknya ke TK saat anak menjelang umur 5 tahun. Padahal dalam rentang usia 3-6 tahun, bermain adalah cara belajar yang paling efektif untuk menstimulasi perkembangan bahasa, motorik, sosio-emosional, kognitif serta keterampilan komunikasi anak. Program Pendidikan dan Pengembangan Anak Usia Dini PPAUD Salah satu inisiatif pemerintah bagi perkembangan anak usia dini adalah Program Pendidikan dan Pengembangan Anak Usia Dini. Melalui kerjasama dengan Bank Dunia dan Pemerintah Kerajaan Belanda, program ini membantu memberikan layanan PAUD bagi masyarakat miskin sejak tahun 2006. Ditargetkan pada tahun 2013, PPAUD mampu menjangkau anak di desa, di 50 kabupaten. Program ini mengadopsi konsep pembangunan berbasis masyarakat agar sepenuhnya menjadi milik masyarakat dan berkesinambungan. Sebagai contoh, masyarakat memilih sendiri warganya untuk dilatih menjadi tenaga pendidik. Saat ini, tenaga pendidik telah menerima pelatihan dan pembinaan untuk menjaga mutu layanan. Sebuah Standar Nasional PAUD juga telah diterbitkan sebagai acuan bagi para penyedia dan pengelola dalam meningkatkan mutu layanan PAUD mereka. Program ini juga memberikan layanan pemeriksaan kesehatan, pemberian makanan tambahan, vitamin, pembiasaan hidup bersih sehat, serta pendidikan berbasis keluarga. Program selalu berupaya meningkatkan pemahaman dan peran serta orangtua, masyarakat, dan pemerintah daerah serta mengembangkan layanan bagi anak di bawah 3 tahun beserta orangtuanya. Sejak awal, program ini juga mensyaratkan komitmen dari Pemerintah Daerah untuk menjaga keberlangsungan layanan setelah program berakhir. PelatihanBahasa Inggris bagi guru TK dan PAUD ini digelar di Lembaga Kursus dan Pelatihan Lentera Cendekia Cemerlang (LKP LCC) di Sekupang. Ke depan akan dilakukan pelatihan-pelatihan serupa guna meningkatkan kapasitas guru TK dan PAUD. Pelantikan Pengurus Dekranasda Kota Batam Masa Bakti 2021-2024. 16 Sep, 2021. Ce site Web utilise les utilisons des cookies pour analyser le trafic du site Web et optimiser votre expérience du site. Lorsque vous acceptez notre utilisation des cookies, vos données seront agrégées avec toutes les autres données AnalisisSWOT. Analisis SWOT (singkatan bahasa Inggris dari strength, weaknesses, opportunities dan threats) adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan,kelemahan,peluang dan ancaman pada sebuah proyek, lembaga, program maupun institusi. Istilah SWOT dari perkataan Strength yang artinya kekuatan,
Infeksi Covid-19 dinyatakan sebagai pandemi yang menyebar ke seluruh belahan dunia. Infeksi coronavirus jenis baru yang misterius dan sangat infeksius. Penyebaran yang begitu cepat sehingga dibutuhka cara-cara terbaik yang efektif untuk mencegah pemularannya. Metode yang paling baik untuk memutus rantai penularan adalah dengan menjaga jarak fisik physical distancing dan menjaga jarak sosial social distancing selama vaksin belum ditemukan. Tulisan ini membahas tentang dampak pandemi terhadap dunia pendidikan khususnya Pendidikan Anak Usia Dunia PAUD dan mencoba menguraikan tentang proses pembelajaran baru dengan sistem belajar jarak jauh agar sistem pendidikan dan pembelajaran tetap berlangsung dengan baik. Abstract Covid-19 infection is stated as a pandemic that spreads to all parts of the world. A new, mysterious and highly infectious type of coronavirus infection. The spread is so fast that the best effective ways to prevent transmission are needed. The best methods for breaking the chain of transmission are by maintaining physical distancing and maintaining social distancing as long as the vaccine has not been found. This paper discusses the impact of a pandemic on the world of education, especially World Age Education PAUD and tries to describe the new learning process with distance learning systems so that the education and learning system continues to run well. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Indonesian Journal of Early Childhood Jurnal Dunia Anak Usia Dini Volume 2 Nomor 2 Juli 2020 e-ISSN 2655-6561 Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini PAUD Dimasa Pandemi Covid-19 Cipta Pramana  Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Jakarta Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Semarang, Indonesia DOI Riwayat Artikel Diterima 15/7/2020 Disetujui 10/8/2020 Dipublikasikan 31/7/2020 Infeksi Covid-19 dinyatakan sebagai pandemi yang menyebar ke seluruh belahan dunia. Infeksi coronavirus jenis baru yang misterius dan sangat infeksius. Penyebaran yang begitu cepat sehingga dibutuhka cara-cara terbaik yang efektif untuk mencegah pemularannya. Metode yang paling baik untuk memutus rantai penularan adalah dengan menjaga jarak fisik physical distancing dan menjaga jarak sosial social distancing selama vaksin belum ditemukan. Tulisan ini membahas tentang dampak pandemi terhadap dunia pendidikan khususnya Pendidikan Anak Usia Dunia PAUD dan mencoba menguraikan tentang proses pembelajaran baru dengan sistem belajar jarak jauh agar sistem pendidikan dan pembelajaran tetap berlangsung dengan baik. Kata Kunci covid-19; pendidikan anak usia dini; belajar jarak jauh Keywords covid-19; early childhood education; long distance learning Covid-19 infection is stated as a pandemic that spreads to all parts of the world. A new, mysterious and highly infectious type of coronavirus infection. The spread is so fast that the best effective ways to prevent transmission are needed. The best methods for breaking the chain of transmission are by maintaining physical distancing and maintaining social distancing as long as the vaccine has not been found. This paper discusses the impact of a pandemic on the world of education, especially World Age Education PAUD and tries to describe the new learning process with distance learning systems so that the education and learning system continues to run well. Indonesian Journal of Early Childhood Jurnal Dunia Anak Usia Dini is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike International License. © 2020 Indonesian Journal of Early Childhood Jurnal Dunia Anak Usia Dini  Corresponding author Cipta Pramana Address Pasca Sarjana Universitas Negeri Semarang Email pramanacipta e-ISSN 2655-6561 p-ISSN 2655-657x Indonesian Journal of Early Childhood Jurnal Dunia Anak Usia Dini Volume 2 Nomor 2 Juli 2020 e-ISSN 2655-6561 CIPTA PRAMANA. IJEC. VOL. 2 NO. 2. 2020 PENDAHULUAN Penyakit Coronavirus 2019 atau sering dikenal dengan COVID 19, merupakan penyakit baru yang misterius berawal dari Wuhan, Cina Zhang Y, Jiang B, Yuan J, Tao Y 2020. Awalnya penyakit ini hanya dianggap sebagai pneumonia yang etiologinya belum dengan perkembangan teknologi,penyebab penyakitini diumumkan oleh Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Tiongkok CDC Cina pada 08 Januari 2020, sebagai virus corona baru dan belum pernah ada sebelumnya Li Q, Guan X, Wu P, Wang X 2020. Seiring bertambahnya hari, perkembangan virusinisemakin meluas,bahkan pada tanggal31Januari2020,Organisasi Kesehatan Dunia WHO mengumumkan bahwa COVID-19 merupakan suatu keadaan darurat bagi kesehatan masyarakat dan menjadi suatu perhatian internasional yang memiliki risiko tinggi. Kemudian WHO pada tanggal 11 Maret 2020 mengumumkan bahwa COVID-19 sudah menjadi pandemik Li Q, Guan X, Wu P, Wang X 2020 dan World Health Organization 2005. Mengingat penyebaran virus ini begitu cepatnya, sedangkan vaksin belum juga ditemukan maka satu-satunya upaya agar virus tidak menyebar semakin luas dan penderita tidak semakin banyak adalah upaya preventif atau pencegahan. Salah satu car pencegahan yang efektf adalah menjaga jarak fisik physical distancing dan jaga jarak sosial social distancing Reluga 2010. Pandemi COVID-19 telah merubah tatanan dunia dan memberikan dampak dan perubahan yang luar biasa dari segala bidang, baik kesehatan, ekonomi, sosial-budaya, juga pendidikan. Dengan belum ditemukan vaksin pencegah infeksi COVID-19 maka diperlukan tindakan dan kebijaksanaan oleh pemerintah dan masyarakat untuk menyesuaikan dampak dari pandemi tersebut dengan langkah-langkah mengambil jarak fisik maupun jarak sosial Reluga 2010 dan Reimers 2020. Dampak pandemi juga berpengaruh ke dunia pendidikan di Indonesia. Untuk mencegah penularan COVID-19 maka Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mendikbud Nadiem Anwar Makarim menerbitkan Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Pendidikan Dalam Masa Darurat Coronavirus Disease Covid-19. Salah satu pokok penting adalah terkait belajar dari rumah. Adapun aktivitas dan tugas pembelajaran dapat bervariasi antar siswa, sesuai minat dan kondisi masing-masing, termasuk dalam hal kesenjangan akses/fasilitas belajar di rumah SE Mendikbud NO 4 Tahun 2020 2020. Indonesian Journal of Early Childhood Jurnal Dunia Anak Usia Dini Volume 2 Nomor 2 Juli 2020 e-ISSN 2655-6561 CIPTA PRAMANA. IJEC. VOL. 2 NO. 2. 2020 Pendidikan Anak Sekolah Usia Dini PAUD juga harus menyesuaikan dirinya dalam menghadapi perubahan tatanan dalam proses belajar mengajar. Yang sebelumnya anatar guru dan murid bisa kontak langsung dan berinteraksi, sekarang harus melakukan proses belajar jarak jauh dengan menggunakan fasilitas teknologi informasi yang tersedia. Ini merupakan tantangan baru baik bagi guru PAUD maupun bagi siswa dalam hal ini orang tua siswa agar proses pendidikan tetap berjalan sesuai dengan kurikulum dan tujuan dari pendidikan. PENDIDIKAN ANAK USIA DINI Anak usia dini merupakan individu yang sedang mengalami proses tumbuh kembang yang sangat mendasar bagi kelanjutan kehidupan di kemudian hari. Pada tahapan usia dini, anak akan mengalami perkembangan dan pertumbuhan fisik serta mental yang cukup banyak. Pada usia ini pula anak akan merespons serta mengolah berbagai hal yang diterimanya dengan cepat. Pentingnya pendidikan di usia dini adalah untuk membekali sedini mungkin pendidikan berkarakter agar dalam perjalanan usianya akan dapat menjalani pendidikan selanjutnya dengan baik. Bukan hanya soal keilmuan tetapi tentang sopan-santun, latihan kedisiplinan, interaksi sosial, mengenal ilmu keagamaan, mengenal budaya hidup sehat dan lain-lain. Oleh karena itu berbagai hal yang diterima oleh anak pada usia dini akan menjadi fondasi dasar yang sangat bermanfaat bagi kehidupannya kelak. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pada bagian ketujuh pasal 28 mengatur tentang Pendidikan anak usia dini Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 2003. 1. Pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar. 2. Pendidikan anak usia dini dapat doeselenggarakan melalui jalur pendidikan formal, non formal, dan/atau informal. 3. Pendidikan anak usia dini pada jalur formal berbentuk taman kanak-kanak TK, raudatul athfal RA atau bentuk lain yang sederajad. 4. Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan nonformal berbentuk kelompokbermain KB, taman penitipan anak TPA, atau bentuk lain yang sederajat. 5. Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan informal berbentuk pendidikankeluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan. 6. Ketentuan mengenai pendidikan anak usia dini sebagaimana dimaksud pada Indonesian Journal of Early Childhood Jurnal Dunia Anak Usia Dini Volume 2 Nomor 2 Juli 2020 e-ISSN 2655-6561 CIPTA PRAMANA. IJEC. VOL. 2 NO. 2. 2020 ayat 1, ayat 2, ayat 3, dan ayat 4 diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah. Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik. Tenaga kependidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan. PERAN KELUARGA DALAM PENDIDIKAN USIA DINI Abdullah 2003 Pendidikan anak usia dini justru dimulai dari keluarga di rumah yang merupakan lembaga pendidikan utama. Kebutuhan baik biologis, psikologis, kesehatan dan kebahagiaan akan senantiasa disediakan dalam keluarga di rumah termasuk dalam perawatan dan pendidikan. Keluarga diharapkan mampu melahirkan generasi yang dapat tumbuh menjadi pribadi yang berkualitas, serta mampu menyesuikan diri di tengah kehidupan masyarakat yang majemuk dan penuh tantangan dalam hidup. Sekaligus dapat menerima dan mewarisi nilai-nilai budaya luhur warisan nenek moyang yang adi luhung. Menurut Selo Soemarjan, keluarga adalah sebagai kelompok inti, sebab keluarga adalah masyarakat pendidikan pertama dan bersifat alamiah. Dalam keluarga, anak dipersiapkan untuk menjalani tingkatan-tingkatan perkembangannya sebagai bekal ketika memasuki dunia orang dewasa, bahasa, adat istiadat dan seluruh isi kebudayaan, seharusnya menjadi tugas yang dikerjakan keluarga dan masyarakat di dalam mempertahankan kehidupan oleh keluarga. MASALAH-MASALAH YANG DIHADAPI PADA PROSES BELAJAR DI RUMAH a. Masalah bagi anak dan orang tua Hendy 2020 Dengan kebijaksanaan untuk belajar di rumah menyebabkan para orang tua juga harus menyesuaikan engan metopde yang baru tersebut. Dalam pelaksanaannya, pembelajaran di rumah dengan metode daring tidaklah mudah. Faktor kurangnya semangat anak dan kurangnya kemampuan orang tua dalam mendampingi anak menjadi tantangan dalam penerapan metode pembiasaan. Tidak semua orang tua bisa menggunakan aplikasi pembelajaran yang baru, dan juga tidak banyak orang tua yang menggantikan sebagai guru di rumah. Orang tua sering tidak sabar dan tidak telaten dalam menghadapi ankanya di rumah yang kadang malah sering dibentak- Indonesian Journal of Early Childhood Jurnal Dunia Anak Usia Dini Volume 2 Nomor 2 Juli 2020 e-ISSN 2655-6561 CIPTA PRAMANA. IJEC. VOL. 2 NO. 2. 2020 bentak atau dimarahi yang dapat menimbulkan efek yang tidak baik bagi anak. Dengan situasi dan kondisi yang tidak kondusif tersebut membuat anak menjadi jenuh di rumah karena tidak bisa ketemu dengan teman-teman di sekolah seperti biasanya, dan kurangnya motivasi untuk belajar. Pembelajaran di rumah sering monoton, karena biasanya di sekolah guru menyampaikan pembelajaran diselingi nyanyi, tepuk tangan, cerita dan dongeng serta kreatifitas lainnya. Emosi anak yang belum stabil dan belum bisa mengontrol dirinya dengan baik serta kemampuan konunikasi yang terbatas sehingga sulit menyampaikan apa yang dia rasakan. Dengan adanya perubahan atmosfir dan lingkungan serta tatanan baru, yang biasanya melakukan pembelajaran bersama teman-teman di sekolah yang sangat menyenangkan dan penuh kreatifitas, sekarang dengan tiba-tiba harus dilakukan sendiri di rumah dirasakan sangat kurang menarik dan membosankan. Akan muncul masalah baru jika kedua orang tua sama-sama sibuk bekerja, sehingga akan lebih sulit melakukan pembelajaran di rumah. Meskipun ada asisten rumah tangga, tentu sangat tidak mudah seorang asisten rumah tangga bisa mengikuti metode pembelajaran melalui jaringan internet. Dan bahkan beberapa orang tua motivasi menyekolhkan ke PAUD adalah sekedar menitipkan anaknya ketika kedua orang tua bekerja di luar rumah. b. Pengaruh negatif dengan melakukan pembelajaran lewat jaringan internet Tantangan lain dalam proses pembelajaran di rumah adalah pengaruh dari penggunaan jaringan internet. Karena anak-anak menghabiskan lebih banyak waktu online, mereka dapat terkena lebih banyak iklan yang dapat mempromosikan makanan tidak sehat, stereotip gender atau materi yang tidak sesuai usia. Dengan adanya konten-konten yang tidak sesuai atau adanya bullying yang justru akan menimbulkan masalah baru bagi anak. Maka peran orang tua sangatlah penting untuk mendampingi ketika menggunakan perangkat internet atau pembelajaran online. c. Peramasalahan yang dihadapi guru Dengan metode pmbelajaran yang baru dan terkesan mendadak menimbulkan masalah bagi guru untuk menyesuiakannya, baik dari segi kurikulum sehingga harus menyusun kurikulum yang sesuai dengan kondisi pandemi, juga penggunaan metode pembelajaran daring yang belum tentu dikuasai oleh para guru. Belum lagi mengenai biaya “kuota” internet yang harus dikeluarkan oleh guru, apakah atas biaya sendiri atau biaya oleh institusi tempat mengajar. Kalau biaya Indonesian Journal of Early Childhood Jurnal Dunia Anak Usia Dini Volume 2 Nomor 2 Juli 2020 e-ISSN 2655-6561 CIPTA PRAMANA. IJEC. VOL. 2 NO. 2. 2020 dibebankan ke guru tentu akan memberatkan bagi yang bersangkutan. Proses pembelajaran melalui platform internet baik lewat whatsApp, zoom meeting atau dengan cara lainnya tentu tidak akan maksimal dalam memberi materi belajar jika dibanding tatap muka langsung di sekolah. Guru juga tidak bisa memantau langsung aktifitas anak seperti saat waktu di sekolah. Pembelajaran online kadang terkendala masalah sinyal yang kadang tidak stabil sehingga mengganggu proses pengajaran, dan hal ini kalau sering ditemukan maka akan menimbulkan kejengkelan dan gangguan kesehatan mental baik bagi gur, siswa dan orang tua. Sehingga dalam menghadapi metode baru pembelajaran di era pandemi COVID-19 dibutuhkan kesabaran dan kecermatan dari semua pihak terutama oleh guru agar dapat menemukan solusi dan innovasi baru untuk tercapainya proses belajar-mengajar dengan baik. d. Masalah kesehatan Lee J 2020 Dengan adanya pandemi COVID-19 sehinga ditutupnya sekolah di hampir seluruh negara di dunia termasuk Indonesia, telah menyebabkna gangguan pada rutinitas sehari-hari. Pada tanggal 8 April 2020, menurut UNESCO telah ditangguhkan sekolah secara nasional di 188 negara. Dengan penutupan sekolah tersebut secara langsung maupun tidak langsung telah mempengaruhi kesehatan mental bagi siswa karena kurangnya akses sumber daya yang basanya nereka miliki melalui sekolah. Rutinitas sekolah adalah mekanisme koping yang penting bagi anak-anak dan kaum muda dengan masalah kesehatan mental. Ketika sekolah ditutup, mereka seperti kehilangan arah dalam kehidupan. Berangkat ke sekolah merupakan kesenangan tersendiri yang bisa membahagiakan bagi anak. Menurut penelitian seorang psikolog klinis di Hongkong, Zanonia Chiu, dimana setelah sekolah ditutup sejak 3 Febrauari 2020 beberapa orang mengunci diri di dalam kamar mereka selama berminggu-minggu, menolak untuk mandi, makan, atau meninggalkan tempat tidur mereka. Untuk beberapa anak dengan depresi, dan akan menghadapi kesulitan yang cukup besar untuk menyesuaikan kembali ke kehidupan normal ketika sekolah dilanjutkan. Anak-anak dengan kebutuhan pendidikan khusus, seperti mereka yang memiliki gangguan spektrum autisme, juga berisiko. Mereka dapat menjadi frustrasi dan mudah marah ketika rutinitas harian mereka terganggu, kata psikiater Chi-Hung Au Universitas Hong Kong, Hong Kong, Cina. Dia menyarankan orang tua untuk membuat jadwal untuk anak-anak mereka untuk mengurangi kecemasan yang disebabkan oleh ketidakpastian. Dengan sesi terapi wicara dan Indonesian Journal of Early Childhood Jurnal Dunia Anak Usia Dini Volume 2 Nomor 2 Juli 2020 e-ISSN 2655-6561 CIPTA PRAMANA. IJEC. VOL. 2 NO. 2. 2020 kelompok keterampilan sosial yang ditangguhkan, dapat menghambat kemajuan untukmengembangkan keterampilan yang sanagat penting dibutuhkan. LANGKAH-LANGKAH YANG DIAMBIL DALAM MENGHADAPI PROSES PEMBELAJARAN DI ERA PANDEMI COVID-19 1. Pemerintah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah meminta kepada guru-guru Pendidikan Anak Usia Dini PAUD agar selama pandemi Covid-19 ini, tidak memberikan tugas yang bermacam-macam kepada muridnya. Anak-anak diberikan keleluasan untuk bermain di rumah dengan bimbingan dan pengawasan orang tua. Demikian disampaikan Plt. Direktur Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan GTK Pendidikan Anak Usia Dini, Abdoellah dalam video konferensi pada Selasa 31/3/2020. Dinas Pendidikan setempat harus lebih berperan aktif memberikan support kepada guru dan orang tua murid. Mengambil langkah-langkah inovatif, memberikan solusi atas permasalahan yang terjadi serta mempertimbangkan cara-cara yang lebih baik lagi, untuk memberikan pendidikan selama masa pandemi ini belum berakhir. 2. Institusi dan Guru Sebaiknya setiap institusi PAUD bisa memberikan fasilitas untuk membantu biaya kuota penggunaan internet dalam proses pembelajaran, agar tidak membebani para guru untuk biaya kuota. Institusi pendidikan juga mulai menyesuaikan diri untuk memanfaatkan teknologi informasi dalam proses belajar mengajar, memiliki aplikasi digital untuk proses pembelajaran yang bisa diakses oleh seluruh pendidik, anak didik maupun orang tua siswa. Kebijakan belajar di rumah, membuat para guru, termasuk di jenjang PAUD, diharapkana segera beradaptasi. Pembelajaran yang biasanya dilakukan tatap muka di sekolah, kini harus dilakukan belajar secara jarak jauh dengan mempergunakan teknologi komunikasi. Dengan platform pembelajaran yang baru para guru PAUD harus memiliki kemampuan dan keterampilan mengoperasikan teknologi tersebut, merencankan pembelajaran jarak jauh yang menyenangkan yang masih sesuai dengan kurikulum pendidikan. Materi-materi pembelajaran yang bisa dilakukan antara lain membiasakan hidup bersih dan sehat misalnya praktek cuci tangan, mandi, gosok gigi, membesihakn perlengakapan makan sendiri. Materi pendidikan karakter antara lain adalah Indonesian Journal of Early Childhood Jurnal Dunia Anak Usia Dini Volume 2 Nomor 2 Juli 2020 e-ISSN 2655-6561 CIPTA PRAMANA. IJEC. VOL. 2 NO. 2. 2020 membantu orang tua, merapikan sendiri tempat tidur, merapikan meja setelah makan, berbicara sopan, mengucaokan terimakasih, mengucapkan minta maaf bila salah, dan lain-lain. Beberapa keterampilan yang harus dimiliki oleh duru PAUD dalam era digital adalah Hendy 2020 a. Guru harus mampu dan cepat beradaptasi denga teknologi informasi, karena belajar dari rumah harus menggunakan perangkat teknologi tersebut. Selain aplikasi daring menggunakan WhatssAp juga bisa menggunakan Zoom atau Google meeting. Pembelajaran daring untuk anak usia 5-6 tahun bisa untuk topik pembelajaran misalnya bercerita, bernyanyi dan lain-lain. Dengan durasi yang tidak terlalu lama mungkin maksimal 20 menit saja. b. Guru PAUD dituntut kreatif dan inovatif. Misalnya mengajak untuk membuat karya di rumah misalnya membuat pot dari botol plastik, menanam tanaman bunga atau sayuran di dalam pot, membuat bonek tangan menggunakan kaos kaki bekas bersama orang tua, dan lain-lain. c. Guru PAUD harus memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik dengan orang tua murid, hal ini sangat penting dalam membantu kelancaran proses belajar di rumah. Komunikasi dilakukan bukan hanya saat berlangsungnya proses belajar-mengajar, tetapi bisa dilakukan kapan saja sesuai kebutuhan dalam rangka penilaian dan evaluasi pembelajaran. Komunikasi yang rutin juga dibutuhkan dalam upaya terlaksananya tumbuh kembang anak secara maksimal serta menjaga agar anak tetap sehat di tengah pandemi Covid-19 dengan selalu mengingatkan kepada orang tua tentang protokol kesehatan. 3. Orang tua Wahyu 2020 Peran orang tua sangat diharapkan dalam proses belajar di rumah. Diharapkan orang tua bisa mendampingi ketika anak belajar atau turut belajar bersama anak. Bisa membimbing, mengarahkan bahkan harus bisa mendidik bagi anaknya menggantikan peran guru yang biasanya mengajar di sekolah. Orang tua bisa membuat laporan perkembangan belajar siswa ke guru pembimbingnya dan dikomunikasikan hal-hal yang menghambat dalam proses penbelajaran, agar dapat ditemukan solusi pemecahannya. Dalam menghadapi pandemi Covid-19, orang tua juga dituntut untuk mengetahui tentang protokol kesehatan sesuai himbauan pemerintah. Dan hal Indonesian Journal of Early Childhood Jurnal Dunia Anak Usia Dini Volume 2 Nomor 2 Juli 2020 e-ISSN 2655-6561 CIPTA PRAMANA. IJEC. VOL. 2 NO. 2. 2020 tersebut harus disampaikan keopada anak agar mendisiplinkan diri untuk menjaga kesehatan secara maksimal. Karena anak usia dini rentan terhadap paparan infeksi. Gambar berikut menunjukkan protokol kesehatan untuk anak yang perlu dipahami dan diterapkan oleh orang tua kepada anak di rumah. Ketika mengajak berkunjung ke rumah nenek atau kerabat yang lain harus tetap memakai masker wajah, posisi duduk juga harus tetap menjaga jarak sekitar 2 meter, dan bila bermain bersama teman atau saudara yang lain harus memakai masker wajah Unicef 2020. Gambar 1. Berkunjung ke rumah keluarga yang lain tetap menggunakan masker wajah Gambar 2. Jarak duduk dengan orang yang dikunjungi sekitar 2 meter Gambar 3. Bila harus bermain bersama, tetap meggunakan masker wajah SIMPULAN Dengan adanya wabah pandemi Covid-19 yang melanda ke seluruh dunia, telah merubah tatanan kehidupan di segala bidang dengan adanya kebijakan menjaga jarak fisisk physical distancing dan jaga jarak sosial social distancing. Dunia pendidikan dari semua jenjang pendidikan termasuk pendidikan anak usia dini PAUD juga merasakan dampaknya. Pembelajaran di rumah dengan sistem daring merupakan pilihan yang tidak bisa dihindari, sehingga menimbulkan masalah baru dalam bidang pendidikan. Banyak tantangan dan hambatan dalam pelaksanaan pembelajaran di rumah, baik oleh institusi pendidikan, guru, siswa dan orang tua. Dengan belajar jarak jauh tentu dirasakan sangat beda bila dibandingkan dengan belajar di sekolah, baik dari segi proses pembelajaran, metode belajar, respon siswa terhadap materi pelajaran, dan kesehatan mental-sosial. Indonesian Journal of Early Childhood Jurnal Dunia Anak Usia Dini Volume 2 Nomor 2 Juli 2020 e-ISSN 2655-6561 CIPTA PRAMANA. IJEC. VOL. 2 NO. 2. 2020 Masalah yang dihadapi dalam proses belajar jarak jauh dapat diatasi asalkan adanya motivasi yang tetap tinggi dari guru untuk menyesuaikan diri dengan pengajaran menggunakan teknologi informasi, siswa yang tetap semangat untuk belajar di rumah dan orang tua yang setia mendampingi belajar anaknya di rumah, menjaga kesehatan anak dengan gizi yang cukup, mengikuti protokol kesehatan serta dukungan kebijakan yang positif dari pemerintah. REFERENSI Abdullah, M. Imron, Pendidikan Keluarga Bagi Anak, Cirebon Lektur, 2003. Lee J. Mental health effects of school closures during COVID-19. The Lancet Child & Adolescent Health. 2020 Jun 1;46421. Li, Q., Guan, X., Wu, P., Wang, X., Zhou, L., Tong, Y., Ren, R., Leung, Lau, Wong, and Xing, X., 2020. Early transmission dynamics in Wuhan, China, of novel coronavirus–infected pneumonia. New England Journal of Medicine. Reimers FM, Schleicher A. A framework to guide an education response to the COVID-19 Pandemic of 2020. OECD. Retrieved April. 2020; 142020.. Reluga, 2010. Game theory of social distancing in response to an epidemic. PLoS computational biology, 65. World Health Organization, 2005. Statement on the second meeting of the International Health Regulations 2005 Emergency Committee regarding the outbreak of novel coronavirus 2019-nCoV. Zhang, Y., Jiang, B., Yuan, J. and Tao, Y., 2020. The impact of social distancing and epicenter lockdown on the COVID-19 epidemic in mainland China A data-driven SEIQR model study. medRxiv HealthyAtHome-HealthyParenting. Hendy Puspita Primasari. Tantangan dalam pembelajaran PAUD pada masa Pandemi. 14 Juni 2020 How to keep your child safe online while stuck at home during the COVID-19 outbreak. Surat Edaran Mendikbud NO 4 Tahun 2020 Tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Disease COVID-19 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Wahyu Adityo Prodjo."Belajar dari Rumah, Begini Cara Belajar Siswa PAUD Rumah Main Cikal". ... Kemudian guru juga dapat melakukan evaluasi rutin dengan guru lain tanpa harus bertemu. Siswa merasa nyaman dan senang dengan model pembelajaran daring Ananda et al., 2021;Pramana, 2020. ... M. Ubaidillah RidwanullohAgus Miftakus SururSetiawan SetiawanIntan Putri RahayuCovid-19 berdampak signifikan pada bidang pendidikan di Indonesia di semua jenjang. Proses belajar mengajar seharusnya dilakukan secara tatap muka atau offline, namun dengan adanya Covid-19 ini pemerintah memberlakukan pembelajaran secara daring atau online yang menyebabkan anak-anak mengalami kesulitan belajar. Tujuan pengabdian ini untuk mengetahui dan membantu kesulitan belajar anak-anak Dusun Jegles di masa pandemi Covid-19 serta mengetahui strategi pembelajaran yang digunakan pendidik sehingga dapat memberikan referensi kepada para orang tua dalam membimbing anak-anak belajar secara online. PkM ini menggunakan pendekatan Participatory Action Research PAR, strategi dengan berbaur kepada masyarakat dan membantu permasalahan yang dihadapinya melalui program bimbingan belajar “ceria”. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk membangun kesadaran masyarakat dan membawa perubahan sosial di masyarakat. Adapun kegiatan bimbingan belajar dilakukan pada empat puluh anak di Dusun Jegles, Desa Tarokan yang meliputi 8 anak TK/RA, 25 anak SD/MI, 8 anak SMP/MTS. Hasil kegiatan PkM adalah program bimbingan belajar “ceria” berhasil membantu kesulitan belajar yang dialami anak-anak di Dusun Jegles. Dengan adanya bimbingan belajar “ceria”, anak lebih semangat dan termotivasi dalam belajar. Kesulitan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi dan pemahaman materi sekolah dapat teratasi dengan baik. Masyarakat Dusun Jegles merasa senang dengan adanya bimbingan belajar “ceria” pada pembelajaran online selama pandemi Covid-19.... Guru juga tidak bisa langsung memantau aktifitas anak seperti saat pembelajaran tatap muka waktu di sekolah. Pembelajaran online kadang terkendala masalah sinyal yang kadang tidak stabil sehingga mengganggu proses pengajaran, dan jika hal ini sering ditemukan maka akan menimbulkan kejengkelan dan gangguan kesehatan mental baik bagi guru, siswa dan orang tua Pramana, 2020. Sehingga dalam menghadapi metode baru pembelajaran di era pandemi COVID-19 dibutuhkan kesabaran dan kecermatan dari semua pihak terutama oleh guru agar dapat menemukan solusi dan inovasi baru untuk tercapainya proses belajar-mengajar dengan baik. ...Muhammad FahmiRahmah HasanahImam Setia PermanaNur Alim BahriThe current pandemic has an impact not only on the economic sector, but also on the education sector, which has led to online learning, so many negative rather than positive effects can be seen. This study aims to understand how to improve the reading and writing skills of SD Pareang Gunung Karamat students in grades 2-5. The method in this study used a qualitative descriptive method. The implementation of this research was carried out with the following steps; 1 Preparation of the research, the author asks the relevant parties for permission to conduct research at the locality, in this case the related party is a teacher at SDN Pareang; 2 data collection, the authors conducted interviews with teachers, vice principals, and made direct observations by becoming temporary teachers for students in grades 2-5 SD Pareang; 3 data analysis is done by reducing the data. The results of the study showed that many students of SDN Pareang Class 2-5 were unable to read and write due to the impact of covid-19 and resulted in several impacts on the indicators that occurred, namely; ; 1 The readiness of parents to become mentors during the SFH Study From Home period; 2 the level of student adaptation to learning; 3 Comfortable Learning during the pandemic; 4 Availability of devices and internet connection to support learning. Kata kunci Covid-19, Pandemic, Study From Home Abstrak Pandemi yang terjadi saat ini berdampak bukan hanya di sektor perekonomian saja melainkan sanagt berdampak pada sektor pendidikan, dimana hal tersebut mengakibatkan pembelajaran menjadi Daring sehingga banyak dampak negatif yang terlihat daripada dampak positifnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana cara meningkatkan kemampuan membaca dan menulis pada siswa kelas 2-5 di SD Pareang Gunung Karamat. Metode yang digunakan pada penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut; 1 Persiapan penelitian, penulis meminta izin kepada pihak terkait untuk melakukan penelitian pada lokasi tersebut adalah hal ini pihak terkait merupakan pengajar SDN Pareang; 2 pengumpulan data, penulis melakukan wawancara terhadap pengajar, wakil kepala sekolah, dan melakukan observasi secara langsung dengan menjadi pengajar sementara untuk siswa kelas 2-5 SD pareang; 3 analisis data dilakukan dengan cara mereduksi data. Hasil penelitian yang ditemukan bahwa siswa SDN Pareang Kelas2-5 banyak yang belum bisa membaca dan menulis akibat dampak covid-19 tersebut dan mengakibatkan beberapa dampak pada indikator yang terjadi yaitu; ; 1 Kesiapan orang tua menjadi pembimbing pada masa SFH Study From Home; 2 Tingkat Adaptasi Siswa terhadap Pembelajaran; 3 Kenyaman Pembelajaran masa pandemi; 4 Ketersediaan perangkat dan koneksi internet sebagai penunjang pembelajaran. Keywords Covid-19, Pandemi, Belajar dari rumah... Dengan adaanya pembelajaran gcr sangat membantu mahasiswa terlebih rumah mahasiswa yang pelosok atau pedesaan yang signal kurang kuat sebab mereka tidak akan diberatkan untuk mencari signal yang kuat namun kekurangan nya gcr tidak dapat bertatap muka secara langsung berbeda dengan zoom Fadlilah, 2020. Diskusi menggunakan gcr terdapat mahasiswa yang aktif dan banyak juga mahasiswa yang kurang aktif dalam diskusi materi yang sudah disiapkan oleh dosen, maka itulah tantangan sebagai dosen agar membuat kelas, dan mahasiswa aktif dalam forum presentasi, dan diskusi dalam materi Pramana, 2020. Dapat ditarik kesimpulan dari pendapat diatas bahwa menggunakan gcr mahasiswa dan dosen harus seling mefresh platfrom tersebut jika tidak tak akan muncul pemberitahuan yang baru untuk mengetahui hasil diskusi mahasiswa PIAUD semester 4 Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. ...Khairunnisa UlfadhilahAdanya mengalami perubahan sangat signifikan yakni pembelajaran secara online dari jenjang anak usia dini hingga mahasiswa. Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga mengikuti aturan yang sudah ada yakni online menggunakan platfrom yang sudah ditentukan oleh dosen, dosen mata kuliah Perencanaan dan Evaluasi Anak Usia Dini menggunakan platfrom zoom dengan gcr. Adanya kegiatan Fieldy Study di jurusan Pendidikan Anak Usia Dini untuk melakukan mengajar pada mahasiswa semester 4, dan menemukan proses pembelajaran mahasiswa semester 4 melalui zoom dengan gcr. Penelitian ini menggunakan kualitatif untuk mendeskripsikan temuan yang telah diteliti kemudian dicatat. Teknik pengumpulan data ialah dengan wawancara, dokumentasi, dan observasi. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa pembelajaran online mata kuliah Perencanaan dan Evaluasi Anak Usia Dini melalui platfrom Zoom dengan GCR sudah efektif. Selain itu, pembelajaran menggunakan system online mendapat respon dari mahasiswa terdapat lebih fleksibel namun terdapat beberapa mahasiswa menemukan kendala dengan signal, dan pembelajaran kurang maksimal. Adanya aplikasi penghubung antara dosen dengan mahasiswa untuk proses belajar mengajar dilakukan selama adanya pandemi Covid-19, dan mahasiswa menerima pemahaman maupun penjelasan yang diutarakan oleh dosen.... Sari, dkk 2020 juga menyatakan hal yang sama yaitu adanya gangguan fisik yang disebabkan faktor kejiwaan dan tumpukan emosi yang dapat menimbulkan guncangan dalam diri seseorang di masyarakat, seperti kecemasan, stress, lingkungan sosial yang banyak memengaruhi pikiran negatif, seperti karena berita hoax dan lain sebagainnya. Perubahan pola belajar yang menggunakan internet sebagai media tatap muka juga menimbulkan permasalahan pada anak, yaitu dengan online anak-anak akan mudah terkena lebih banyak iklan yang dapat mempromosikan makanan tidak sehat, stereotip gender atau materi yang tidak sesuai usia Pramana, 2020. ...... Once a child feels able to create something new and unique, he will do it again in other situations. Playing is the beginning of the emergence of visual intelligence because in fun activities, children will be able to express their ideas freely in relation to their environment Pramana, 2020. Therefore, these activities can be used as one of the bases in developing children's visual intelligence. ...Choirun NisaParents are obliged to encourage and facilitate the growth of the child's ability, so that it becomes one of the provisions in wading through his adult life. So starting from an early age, many parents send their children to early childhood education, with the hope that the child can grow and develop well, especially in terms of intellectual and physical abilities. One of the curricula in kindergarten is learning to draw. This is done, as one of the relevant efforts for early childhood, to be able to optimize their visual and psychomotor intelligence. This research was conducted with the aim of looking at the effectiveness of learning to draw on the growth of visual intelligence in early childhood. So that it can be understood, that learning to draw is one of the subjects that needs to be included in the early childhood learning curriculum, because it has a positive impact on the development of children's intelligence. The research approach uses a quantitative approach with classroom action methods for early childhood students in the city of Tegal. The number of students observed was 100 people with a simple random sample technique. This research process was carried out for three months, with two actions, so that information about the effectiveness of an observation was obtained. The results of the study show that learning to draw is one of the media that is suitable for children's development, especially in terms of visuals. Because drawing itself is considered a game by the child, so without feeling like they are learning. In addition, essentially learning to draw encourages children to be able to improve their cognitive and psychomotor abilities, thereby stimulating children's creativity.... Tanggungjawab orangtua terhadap pendidikan menjadi dasar anak mendapatkan pendidikan terbaik. Pramana, 2020 ...... Pelatihan untuk guru PAUD sebagai contoh pelatihan memilih dan memanfaatkan media dan sumber belajar yang sesuai dengan perkembangan anak. Metode yang digunakan selama pembelajaran masa covid-19 adalah physical distancing menjaga jarak fisik dan social distancing menjaga jarak sosial untuk memutus rantai penularan Pramana, 2020. Salah satu pembelajaran untuk memutus rantai penularan yaitu pembelajaran daring melalui tutorial secara online menggunakan aplikasi youtube Ayuni et al., 2020. ...Wresni PujiyatiPembentukan kualitas dan pencapaian kesiapan belajar adalah salah satu dari peran kepemimpinan yaitu memberikan pengaruh arah dan arahan kepada anggotanya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan menganalisa kepemimpinan pada Pendidikan Anak Usia Dini PAUD. Menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Responden penelitian ini adalah kepala sekolah, guru, dan stakeholder eksternal di wilayah Indramayu Jawa Barat. Temuan di lapangan menunjukkan bahwa masih ditemukan guru yang kurang termotivasi. Hal ini dikarenakan kurikulum yang belum sesuai, proses pembelajaran yang tidak maksimal, serta pembiayaan yang tidak memadai. Kepemimpinan pada PAUD sangat dibutuhkan kebijaksanaan dan kecendekiaan untuk mencapai kualitas pendidik, selain adanya pelatihan yang terus menerus dan berkesinambungan. Dapat diimplementasikan keefektifannya melalui perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan. Faktor ini dikaitkan dengan hasil belajar siswa dan kurikulum, proses pembelajaran, dan metode pengajaran. Keefektifan tersebut dikaitkan dengan hasil belajar siswa dan kurikulum, proses pembelajaran, dan metode pengajaran dilaksanakan bersama guru dan wali murid serta unsur sekolah.... Anak usia dini masa yang tepat diberikan stimulasi oleh orang tua maupun guru, membiasakan hidup bersih dan sehat guna mencegah wabah serta dapat menjaga diri dari penyebaran penyakit, dan virus Wiresti, 2020. Orang tua dengan guru perlu menerapkan pada anak dalam hal cuci tangan guna menunjang aktivitas agar terjaga dari kuman, dan terlindungi dari penyakit yang menyerang kesehatan anak Pramana, 2020. Selama pandemi orang tua perlu melakukan protokol kesehatan pada anak secara kerat seperti sering mencuci tangan dengan air, menggunakan handsaniter, memakai masker jika keluar rumah, dan menjaga jarak Hewi & Asnawati, 2020. ...Khairunnisa Ulfadhilah Na'Imah Na'imahTujuan penelitian ini dapat mendeskrisikan tahapan biasakan anak untuk pola hidup bersih dan sehat pada anak usia dini di pandemi. Riset menggunakan metode kualitatif deskriptif. Subjek memakai teknik pemilihan sampel dengan pertimbangan tertentu. Penelitian menggunakan subjek guru, kepala sekolah, dan orang tua. Riset memakai wawancara guna mengumpukan data dengan proses analisis melalui 3 cara reduksi data, display data, dan kesimpulkan serta verifikasi data. Berdasarkan hasil wawancara dengan subjek penelitian ialah penerapan pola hidup bersih dan sehat pada anak usia dini masa pandemi Covid-19 perlu ditingkatkan oleh orang tua, memberikan asupan nutrisi yang bergizi, membiasakan anak untuk hidup bersih dan sehat, olahraga yang teratur, cuci tangan dengan air mengalir menggunakan sabun, dan menjaga kebersihan guna mencegah terpapar wabah SuryaniNur HazizahDasar penelitian ini yaitu pentingnya pola asuh orangtua dalam mengembangkan kemampuan literasi digital anak. Orangtua peran yang sangat besar dalam mengembangkan kemampuan literasi digital anak. sebab setiap pola asuh yang diberikan kepada anak akan mempengaruhi untuk masa depan anak. penelitian ini guna mengetahui pola asuh orangtua dalam mengembangkan kemampuan literasi digital anak di era teknologi di Nagari Aia Manggih Kabupaten Pasaman. Penelitan bersifat deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Populasi penelitian yakni seluruh orangtua anak di kelompok B berjumlah 85 orangtua. Teknik pengumpulan data berupa penyebaran angket, yang telah diuji validasi dan reabilitasnya. Berdasarkan hasil analisis data dari 3 taman kanak-kanak di nagari aia manggih dilihat dari rata-rata presentase tertinggi yaitu TK Raudhatul Jannah menggunakan pola asuh demokratis TK Bakti Ibu menggunakan pola asuh demokratis dan TK Negeri Pembina menggunakan pola asuh demokkratis Jadi pola asuh yang dominan digunakan di nagari aia manggih kabupaten pasaman untuk mengembangkan kemampuan literasi digital anak yaitu pola asuh demokratis dan kemampuan yang sudah berkembang berupa anak mampu dalam memahami, mengetahui, dan menggunakan perangkat yang NadiaDika Rosti Panama RahdjaIt has been almost a year since Covid-19 has become a world pandemic, since it was announced by the World Health Organization WHO on March 11, 2020. The Indonesian government even issued a Large-Scale Social Restriction PSBB regulation to minimize the spread of Covid-19 and its effects. PSBB is applied in all sectors of life, including the education sector. Large-scale social restrictions in the education sector are carried out by the government through the Ministry of Education and Culture by issuing Guidelines for the Implementation of Home Learning, known as BDR. The purpose of this study was to find out the various difficulties experienced by early childhood during the BDR period in the Covid-19 Era. So that effective solutions can be obtained or produced to minimize the difficulties of implementing Learning from Home so that the objectives of National Education can be achieved. English club activities are a solution to overcome the boredom experienced by children during BDR. The results showed that there were many difficulties in implementing Learning from Home. Even so, we can still find various solutions to overcome the difficulties that arise from holding BDR. In addition, the cooperation of all parties involved in educational activities, namely, teachers, parents and students as well as the Ministry of Education and Culture is the key in overcoming existing LiXuhua Guan Peng WuZijian FengBackground The initial cases of novel coronavirus 2019-nCoV-infected pneumonia NCIP occurred in Wuhan, Hubei Province, China, in December 2019 and January 2020. We analyzed data on the first 425 confirmed cases in Wuhan to determine the epidemiologic characteristics of NCIP. Methods We collected information on demographic characteristics, exposure history, and illness timelines of laboratory-confirmed cases of NCIP that had been reported by January 22, 2020. We described characteristics of the cases and estimated the key epidemiologic time-delay distributions. In the early period of exponential growth, we estimated the epidemic doubling time and the basic reproductive number. Results Among the first 425 patients with confirmed NCIP, the median age was 59 years and 56% were male. The majority of cases 55% with onset before January 1, 2020, were linked to the Huanan Seafood Wholesale Market, as compared with of the subsequent cases. The mean incubation period was days 95% confidence interval [CI], to with the 95th percentile of the distribution at days. In its early stages, the epidemic doubled in size every days. With a mean serial interval of days 95% CI, to 19, the basic reproductive number was estimated to be 95% CI, to Conclusions On the basis of this information, there is evidence that human-to-human transmission has occurred among close contacts since the middle of December 2019. Considerable efforts to reduce transmission will be required to control outbreaks if similar dynamics apply elsewhere. Measures to prevent or reduce transmission should be implemented in populations at risk. Funded by the Ministry of Science and Technology of China and others..Timothy C RelugaSocial distancing practices are changes in behavior that prevent disease transmission by reducing contact rates between susceptible individuals and infected individuals who may transmit the disease. Social distancing practices can reduce the severity of an epidemic, but the benefits of social distancing depend on the extent to which it is used by individuals. Individuals are sometimes reluctant to pay the costs inherent in social distancing, and this can limit its effectiveness as a control measure. This paper formulates a differential-game to identify how individuals would best use social distancing and related self-protective behaviors during an epidemic. The epidemic is described by a simple, well-mixed ordinary differential equation model. We use the differential game to study potential value of social distancing as a mitigation measure by calculating the equilibrium behaviors under a variety of cost-functions. Numerical methods are used to calculate the total costs of an epidemic under equilibrium behaviors as a function of the time to mass vaccination, following epidemic identification. The key parameters in the analysis are the basic reproduction number and the baseline efficiency of social distancing. The results show that social distancing is most beneficial to individuals for basic reproduction numbers around 2. In the absence of vaccination or other intervention measures, optimal social distancing never recovers more than 30% of the cost of infection. We also show how the window of opportunity for vaccine development lengthens as the efficiency of social distancing and detection framework to guide an education response to the COVID-19 Pandemic of 2020F M ReimersA SchleicherReimers FM, Schleicher A. A framework to guide an education response to the COVID-19 Pandemic of 2020. OECD. Retrieved April. 2020; 142020..The impact of social distancing and epicenter lockdown on the COVID-19 epidemic in mainland China A datadriven SEIQR model studyY ZhangB JiangJ YuanY TaoZhang, Y., Jiang, B., Yuan, J. and Tao, Y., 2020. The impact of social distancing and epicenter lockdown on the COVID-19 epidemic in mainland China A datadriven SEIQR model study. medRxivTantangan dalam pembelajaran PAUD pada masa PandemiPrimasari Hendy PuspitaHendy Puspita Primasari. Tantangan dalam pembelajaran PAUD pada masa dari Rumah, Begini Cara Belajar Siswa PAUD Rumah Main CikalProdjo Wahyu AdityoWahyu Adityo Prodjo."Belajar dari Rumah, Begini Cara Belajar Siswa PAUD Rumah Main Cikal". ead/2020/04/01/145223271/belajardari-rumah-begini-cara-belajar-siswapaud-rumah-main-cikal?page=all.
iuvx4v.
  • gvm3n0s0ud.pages.dev/201
  • gvm3n0s0ud.pages.dev/128
  • gvm3n0s0ud.pages.dev/117
  • gvm3n0s0ud.pages.dev/264
  • gvm3n0s0ud.pages.dev/207
  • gvm3n0s0ud.pages.dev/329
  • gvm3n0s0ud.pages.dev/82
  • gvm3n0s0ud.pages.dev/214
  • gvm3n0s0ud.pages.dev/271
  • masa depan guru paud